Fimela.com, Jakarta Kejadian tidak mengenakkan yang belum lama ini menimpa ustad Soleh Mahmud atau yang akrab dengan sapaan ustaz Solmed diduga bermuatan politik. Beberapa waktu lalu, saat diundang untuk mengisi sebuah acara di daerah Banten, dirinya hampir saja menjadi korban amukan massa yang merasa kecewa karena dia datang terlambat.
Namun, menurut ustad Solmed, keterlambatannya saat itu dianggap sebuah rekayasa yang dibuat oleh panitia penyelenggara. Pasalnya, panitia acara yang berlangsung pada 29 April 2016 lalu mengubah sampai tiga kali lokasi tempat acara berlangsung secara mendadak.
Solmed menuturkan kembali kronologis kejadian itu. "Pada 29 April 2016 saya dapat undangan di ceramah di daerah Serang Timur. Informasi awal saya disuruh keluar tol Serang Timur. Dari sana 10 menit sudah sampai ke tempat acara kata panitia. Saat itu saya ada syuting di Cibubur sama istri. Sekarang kan ada google maps, kita bisa prediksi dari Cibubur ke Serang Timur berapa lama. Saya sampai di Serang Timur 21.45 WIB, ternyata ada perubahan tempat ke Cilegon Timur. Saya tanya 3 Km dari pintu keluar tol Cilegon Timur, paling 10 menit," ungkap ustaz Solmed saat menggelar konferensi pers di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Rabu (11/5/2016).
Baca Juga
Setelah itu, ditambahkan Ustad Solmed, ketika sampai pintu tol Cilegon Timur, dirinya ditemui oleh panitia penyelenggara acara untuk diantar ke lokasi acara. Lantaran informasi awal jarak lokasi acara hanya 3 Km dari pintu tol, ustaz Solmed merasa heran karena ternyata butuh waktu sekitar 90 menit dari pintu keluar tol Cilegon Timur untuk sampai ke lokasi acara.
"Saya ketemu panitia di sana (pintu tol Cilegon Timur), dibawa lah saya. Sampai satu setengah jam kok enggak sampai juga. Sampai lokasi jam 12-an (malam), ternyata lokasinya itu di daerah Karang Bolong, sampai lokasi orang jamaah udah bubar," tambahnya.
Lebih lanjut, sesampainya di lokasi acara, Solmed mengumpulkan panitia serta jamaah yang masih ada di lokasi untuk menjelaskan mengenai keterlambatannya datang saat itu. Setelah menerangkan dan merasa masalah sudah clear, Ustad Solmed lantas bergegas menuju mobil untuk pulang. Saat itu lah kejadian tidak diinginkan terjadi.
Setelahnya, ustaz Solmed lantas berfikiran tindakan anarkis yang dialaminya bukan semata-mata lantaran kekecewaan jemaah lantaran dirinya datang terlambat. Namun, dianggap lebih berbau muatan politis yang sedang memanas di daerah Banten sekarang.
"Saya melihat ada sesuatu yang serius. Ini bukan kekecewaan, ini sudah didesain. Ini mungkin masalah politik, di Banten kan lagi panas (Pilgub). Beberapa waktu lalu saya diundang Rano Karno, ternyata lokasi yang saya datangin itu lokasi kampanye seorang calon Gubernur. Kita enggak tahu juga. Saya tahunya acara Isra Miraj. Ternyata itu acara ada muatan politik karena pas saya sampai lokasi, ada spanduknya besar seorang calon gubernur," terangnya.