Fimela.com, Jakarta Nama KK Dheraaj sudah dikenal luas sebagai salah seorang produser film Indonesia. Pria yang akrab disapa KK ini punya darah India dan lahir di Indonesia. Para pecinta film Indonesia tentu tak asing mendengar namanya. Ia banyak memproduksi film-film bergenre horor dan komedi.
Film produksinya mampu menarik penonton. Bahkan tak sedikit yang mencapai box office. Yang menjadi ciri khasnya, hampir selalu ada muatan seks dan erotisme atau sensualitas di filn-film yang diproduksi perusahaan milikna, K2K Pictures. Bahkan judul-judulnya terkadang terkesan ‘mengundang’, seperti ‘Anda Puas Saya Loyo’, ‘Pijat Atas Tekan Bawah’, Mas Suka Masukin Aja Besar Kecil It’s Okay’ dan Hantu Binal Jembatan Semanggi.
***
“Waktu itu film-film yang saya produksi memang ada pasarnya, ada penontonnya. Jadi biar banyak yang protes, tetap saja banyak yang menonton dan filmnya bisa laris,” ucap KK Dheraaj. Pada 2009 nama KK Dheeraj jadi dikenal luas karena kontroversi yang dibuatnya. KK Dheeraj berani mendatangkan bintang panas Amerika untuk bermain dalam filmnya.
Baca Juga
Sebut saja ada nama Tera Patrick, Sasha Grey, dan Vicky Vette. Tak hanya membuat film-film sensual, K2K juga sempat membuat heboh dan kontroversi saat merilis film Mr. Bean Kesurupan Depe di tahun 2012. Banyak yang mengira kalau yang bermain sebagai Mr. Bean adalah Rowan Atkinson.
Tapi ternyata bukan Rowan yang tampil bersama Dewi Perssik, namun seorang aktor kurang terkenal bernama William Ferguson yang menjadi Mr. Bean. Pada 2013, KK Dheeraj kembali mengejutkan jagad perfilman dan media. Namun ternyata kali ini bernuansa positif. Ia berjanji akan membuat film yang tak hanya menghibur tapi juga edukatif.
Ia membesut film Jokowi yang saat itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Film yang disutradarai Azhar Kinoi Lubis itu digarap dengan sangat apik dan mendapatkan appresasi cukup bagus dari masyarakat. Apalagi didukung oleh dua para pemain ternama dan kemampuan akting mumpuni seperti Teuku Rifnu Wikana, Prisia Nasution, Ratna Riantiarno dan Ayu Diah Pasha.
Pada saat pembuatan film tersebut, KK khusus bertemu dengan keluarga besar Jokowi di Solo dan bertemu Jokowi sendiri di Jakarta.
Pada 2014, saat Jokowi sukses memenangi pilpres, KK kembali memproduksi film tentang Jokowi yang diberi judul ‘Jokowi Adalah Kita’. Sayangnya, film yang menampilkan Ben Joshua sebagai Jokowi urung dirilis di bioskop.
Meskipun begitu, sampai saat ini rumah produksi K2K Production dan K2K Pictures terus membuat film-film yang menghibur dan edukatif. Ia sudah beralih dari genre horor ke drama remaja dan komedi. Apa yang membuat KK Dheraaj kerap menbuat film-film bernuansa sensual dan sarat kontroversi?
Lalu apa yang membuatnya beralih memproduksi film-film drama seperti Jokowi? Yang menarik lagi, meski berasal dari keluarga pengusaha, apa yang membuat KK tertarik terjun ke industtri hiburan dan memproduksi film layar lebar? Simak hasil wawancaranya bersama Henry dan fotografer Galih W Satria, saat bertandanng ke kantor Bintang.com di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu. Inilah petikan selengkapnya.
1
Pria perlente dan perfeksionis ini kembali menegaskan kalau saat ini ia hanya fokus membuat film komedi dan horor yang bisa ditonton oleh banyak orang. Tak hanya itu, KK Dheraaj ternyata juga punya proyek lain di luar film. Sambil menghisap rokoknya dan dalam suasana santai di balkon kanor Bintang.com, ia menceritakan semuanya.
Apa saja proyek terbaru Anda?
Proyek terbaru ada dua film. Ada film horror judulnya Cipali KM 182, dan kedua film komedi remaja, judulnya belum bisa saya ungkapkan.
Ada proyek lain di luar film?
Ada, saya lagi membuat sebuah gedung entertainment, Insya Allah akan selesai di tahun ini. Sebenarnya proyek ini berhubungan dengan film juga. Jadi rencananya nanti di tempat ini akan ada amusement park, konsepnya mungkin seperti Trans Studio di Bandung. Lalu ada bioskopnya juga tapi konsepnya belum bisa saya kasih tahu lebih detil.
Di mana tempat hiburan itu dibangun?
Tempatnya juga belum bisa saya kasih tahu. Ya ada di dekat Jakarta lah hahaha.
Apa tujuan Anda membangun gedung entertainment?
Tujuannya untuk dikunjungi keluarga, untuk masyarakat umum. Ini memang sudah rencana saya sejak lama, punya sebuah tempat hiburan untuk keluarga. Nah, di bioskopnya nanti, rencananya saya akan prioritaskan untuk film Indonesia meski ada film luar negeri juga.
Bisa ceritakan awal mula Anda terjun ke dunia film?
Awalnya begini, keluarga saya kan punya bisnis batu marmer. Kita punya pabrik di daerah Bogor. Setelah lulus sekolah, saya sempat ikut jalanin pabrik bapak saya. Tapi itu cuma sebentar karena saya merasa nggak betah dan kurang cocok. Sampai sekarang bisnisnya masih terus berjalan, yang menjalankan bapak sama kakak saya. Saya sendiri lebih tertarik sama bisnis hiburan terutama film.
Apa yang membuat Anda sangat menyukai dunia entertainnent, terutama film?
Saya dari dulu memang suka hiburan, makanya sekarang saya mau bikin studio mini dengan bioskopnya juga. Saya nggak suka kerja di pabrik meski bisnis bapak saya luar biasa, tapi tidak ada di darah saya. Dari dulu saya memang suka nonton. Saya suka kumpulin kaset-kaset video jaman dulu. Awalnya memang cuma hobi tapi kemudian jadi pekerjaan saya sampai sekarang.
Lalu apa langkah Anda selanjutnya?
Saya kemudian belajar entertainment terutama film di India selama beberapa tahun. Setelah kembali ke Indonesia, saya coba-coba bikin film di tahun 2006. Film pertama saya judulnya Genderuwo. Hasilnya biasa saja. Yang paling berhasil film ketiga judulnya ‘Anda Puas Saya Loyo’ di tahun 2008. Jumlah penontonnya bisa sampai 800 ribu penonton, itu jumlah yang cukup banyak di masa itu. Sampai sekaramg saya sudah membuat sekitar 40 film.
Mengapa film yang Anda produseri identik dengan sensualitas?
Jaman dulu dengan sekarang memang beda. Dulu di awal-awal saya membuat film, banyak yang suka dengan tema seperti itu. Kalau sekarang beda, masyarakat sekarang sudah jauh lebih pintar. Mereka sudah tahu mana film yang bagus dan mana yang tidak menurut mereka. Ya kita sekarang harus benar-benar fokus dalam membuat film.
Lalu kenapa tiba-tiba Anda membuat film Jokowi?
Film Jokowi memang beda, kita pingin banting setir, 180 derajat. Karena sebelumnya film-film saya agak sensual. Temanya biasanya komedi dan horor tapi ada unsur erotisnya dan jadi kontroversi. Lalu saya ingin membuat film yang serius dengan pemain-pemain yang berbobot. Saya ketemu dengan orang-orang seperti Prisia Nasution dan Teuku Rifnu Wikana (pemeran Jokowi). Nah, mereka percaya kalau orang itu bisa berubah, maksunya, kalau orang pengin bikin film serius, mereka pasti percaya.
Berarti film Jokowi jadi titik balik bagi K2K Production?
Setelah film Jokowi, imej perusahaan saya K2K Production memang jadi lebih bagus. Kita membuktikan bisa membuat film yang bagus dengan pemain yang bagus. Sejak itu kita nggak pernah bikin film yang aneh-aneh lagi.
Apa yang membuat Anda mengambil keputusan tersebut?
Dulu saya memang selalu membuat film-film yang penuh kontroversi. Tapi kemudian saya pengin bikin film yang bisa saya banggakan kalau saya sudah menikah dan punya anak nanti. Karena itu waktu film Jokowi kita syuting sampai 20 hari di Solo. Saya ingin memutar balikkan imej dengan membuat karya yang serius.
Apa yang membuat Anda pernah membuat film-film erotis dan penuh kontroversi?
Karena dulu memang public demand nya seperti itu. Beberapa tahun lalu penonton kita memang suka dengan film-film seperti itu. Jadi ya, film-film seperti itu yang kita produksi. Karena sebagai produser mana ada yang mau filmnya rugi. Tapi kalau sekarang nggak mungkin saya bikin film-film seperti itu lagi, karena publiknya sudah nggak ada dan sudah berubah. Kalau sekarang saya membuat film-film seperti itu lagi, saya malah bisa merusak perfilman Indonesia. Kalau dulu dibilang merusak tapi memang ada penontonnya, tapi sekarang situasinya kan sudah beda.
2
Tak semua orang suka dengan KK Dheraaj. Selain ada yang suka, pasti ada juga yang tidak suka dengannya. Lalu bagaimanan KK menghadapi atau menanggapi para haters? Lalu ada pandangannya tentang prospek film Indonesia ke depannya? Apakah seorang KK Dheraaj akan membuat film religi?
Dulu Anda sering mendatangkan aktris luar negeri, apa pertimbangannya?
Di beberapa film saya memang ada aktris luar seperti Sasha Grey dan Vicky Vette. Mereka itu artis dewasa yang banyak dicari di internet. Kalau mereka main di film saya tentu harapannya akan ditonton banyak orang. Lalu saya coba untuk melobi mereka dan ternyata mereka mau. Mereka merasa terhibur saja bisa bermain di film Indonesia.
Di film Anda selanjutnya, apa ada rencana untuk merekrut pemain luar negeri lagi?
Bisa saja. Seperti di tahun lalu saya mengundang pemain Mahabarata, Saurabh Raj Jain untuk main di film Check in Bangkok. Dia main bareng Mikha Tambayong. Filmnya biasa dan nggak aneh-aneh, dan pasarnya untuk remaja, apalagi serial Mahabarata waktu itu lagi terkenal sekali. Jadi semuanya tergantung pasar lah.
Bagaimana tanggapan Anda terhadap haters, terhadap orang-orang yang tidak menyukai film-film Anda?
Haters? Saya nggak pernah tanggepin haters. Itu paling yang melihat orang marketing atau piar saya. Paling yang saya baca atau tanggapi apakah film saya ada yang nonton atau tidak. Kalau ada penontonnya berarti mereka masih mau nonton. Kalau tidak, ya kita mesti bikin yang beda. Tantangannya di situ, yaitu penonton.
Seberapa besar arti penonton bagi Anda?
Penonton itu raja saya, bahkan Tuhan saya ya penonton. Kalau filmnya dicaki maki tapi tetap ada yang nonton, ya saya bodo amat, yang penting film saya ditonton.
Bagaimana kecenderungan penonton film Indonesia sekarang ini?
Sekarang ini film kita lebih ke drama dan komedi. Horor juga masih bagus, tapi yang ceritanya bagus bukan yang aneh-aneh lagi. Bukan lagi film yang ada unsur sensual seperti dulu lagi. Film drama dan komedi ada yang sukses dan ada juga yang kurang sukses. Semua itu tergantung bagaimana penggarapannya.
Bagaimana dengan faktor bintang, apakah masih berpengaruh?
Faktor bintang masih pengaruh. Sekarang ini yang lagi banyak diminati ya bintang-bintang remaja terutama yang punya banyak followers. Yang disukai anak-anak ABG itu paling banyak dicari.
Apa kesulitan utama dalam membuat film?
Paling sulit dalam membuat film adalah skenario. Apalagi sekarang ini skenario adalah faktor paling penting dalam membuat sebuah film. Memang kita butuh penulis skenario yang bagus, terutama ide cerita. Banyak yang kirim skenario ke saya tapi ide ceritanya kurang bagus. Jadi cerita atau skenario tetap nomor satu, baru setelah itu pemainnya.
Seberapa jauh peran Anda dalam produksi sebuah film?
Dalam tiap produksi, saya biasanya memberikan ide dan apa yang menjadi bahan pembicaraan dan diminati banyak orang. Tapi saya hanya memberi ide cerita, untuk skenario dan yang lebih detil saya serahkan pada tim saya.
Bagaimana perkembangan film Indonesia saat ini dari sisi seorang produser?
Film Indonesia saat ini untuk jumlah layar di bioskop memang masih kurang, apalagi dibandingkan dengan film-film Hollywood. Tapi saya lihat sisi positifnya. Biasanya kalau ada film yang ramai di hari pertama, biasanya pihak 21 akan menambah layar di hari kedua. Jumlahnya memang nggak sebanyak film-film luar karena penontonnya memang banyak dan promosi mereka luar biasa. Tapi sebagai produser saya cukup puas dan menilai pihak 21 sudah cukup fair.
Prospek film Indonesia, termasuk film-film Anda di tahun ini, apakah cukup bagus?
Industri film kita semakin maju, seperti kebijakan DNI yang membuat layar bioskop akan semakin banyak. Produksi film kita juga semakin banyak di tahun ini dan sepertinya akan lebih banyak dibandingkan tahun lalu. Prospeknya juga cukup bagus karena di awal tahun saja sudah ada film yang mencapai sejuta penonton.
Ada rencana untuk membuat film reliji?
Untuk film reliji, jujur saya nggak mau karena tanggung jawabnya besar. Saya lebih pingin bikin film keluarga. Bisa juga diputar untuk lebaran tapi kan nggak harus bertema reliji.
Ada rencana lagi untuk membuat film biografi seperti Jokowi?
Belum ada rencana untuk film biografi. Sekarang saya lebih fokus ke film komedi dan remaja saja.
Apa harapan dan target Anda?
Harapan ke depan, mudah-mudahan tren pasar film Indonesia semakin bagus dan nggak balik ke jaman dulu. Terus terang saya merasa berat hati kalau harus membuat film dewasa lagi. Saya lebih pilih film keluarga biar bisa ditonton banyak orang. Lalu mudah-,mudahan gedung entertainment saya nanti bisa diterima dan disambut positif oleh masyarakat.
Tiap orang harus berani berubah untuk bisa meraih kesuksesan dan mendapat apresiasi positif dari banyak orang. Begitu juga di dunia hiburan, termasuk film. Dikenal dengan film-film sensual dan kontroversi, KK Dheraaj tak mau terus dikenang seperti itu. Ia pun berubah haluan bersama K2K untuk berusaha menjadi lebih baik. KK sekarang mengutamakan film-film yang menghibur dan disukai banyak kalangan, termasuk keluarga.