Fimela.com, Jakarta Yayasan Konservasi RASI (Rare Aquatic Species of Indonesia) menggalang petisi di Change.Org dengan judul "Selamatkan pesut Mahakam dari kebisingan Ponton batu bara". Berdasar hasil studi dari tahun 1999 yang dilakukan Yayasan Konservasi RASI, menunjukan populasi pesut diambang kepunahan dengan jumlah populasi kurang dari 90 ekor.
Baca Juga
Habitat satwa langka dilindungi ini makin terancam diduga seiring kian padatnya jalur lintas ponton batu bara yang rutin berlalu-lalang di sepanjang Sungai Mahakam. Ponton yang mengeluarkan suara kebisingan melebihi 80 desibel, ditulis Yayasa Konservasi RASI dalam petisi, sangat mengganggu pesut, maka pesut lebih memilih untuk menghindar. Suara bising dari ponton juga dapat menghalau pantulan sonar pesut sehingga membuatnya sulit berorientasi dan dapat berakibat ditabrak ponton.
Saat ini, petisi sudah mendapat 27.765 tanda tangan. Masih butuh 4.235 dukungan lagi agar petisi bisa sampai ke tangan Gubernur Kalimantan timur Faroek Shak, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, serta Presiden Joko Widodo.
Kendati begitu, petisi yang dibuat tiga bulan lalu itu, tampaknya mulai membuahkan hasil. Pada akhir April lalu, tepatnya pada 27 April 2016, Yayasan konservasi RASI bersama Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) diundang Kementrian Perlindungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk membahas tentang laporan kondisi pesut Mahakam di Sungai Kedang Kepala. “Inti dari pertemuan itu adalah perlunya evaluasi dan peninjauan kembali izin peningkatan produksi dan pengangkutan batubara lewat sungai Kedang kepala yang merupakan habitat Pesut Mahakam,” tulis Yayasan Konservasi RASI di situs Change.org.