Jangan Sampai Hilang Arah, Ini 4 'Pegangan' Bisnis Startup

Karla Farhana diperbarui 03 Mei 2016, 18:28 WIB

Fimela.com, Jakarta Ada kalanya kamu punya ide besar di kepala. Saking besarnya, kamu bingung bagaimana harus mewujudkan mimpi itu. Ini yang menjadi sandungan hingga akhirnya beberapa tahun lewat sudah. Sementara, ide tersebut hanya bisa menjadi sekadar ide tanpa adanya aksi dan usaha untuk mewujudkan. 

Zaman kini telah berubah. Para perempuan turut ikut andil dalam dunia bisnis terutama di bidang e-commerce, 
teknologi, dan lainnya. FemaleDev, sebuah komunitas yang 'merangkul' para perempuan yang ingin mendirikan startup atau bisnis di bidang teknologi, telah membuat sebuah acara diskusi. Dalam acara tersebut, Tech in Asia menulis, ada empat Srikandi yang berbagi kisah dan tips buat kamu yang sedang mendirikan startup. 

1. Friesca Saputra, seorang dokter muda. Dia memutuskan untuk membangun sebuah aplikasi, Ovula. Aplikasi ini memudahkan para kaum hawa untuk mengikuti siklus kesuburan. Dengan memerhatikan siklus ini, keluarga kecil mereka dapat merencanakan kehamilan. Friesca mengatakan, saat kamu membangun sebuah startup, mulailah dengan niat yang baik dan memberikan solusi buat orang lain. 

2. Berbeda denganFriesca, Leonika Sari mulai membangun kariernya sebagai pengusaha sejak dia masih di bangku kuliah. Menurutnya, menjadi seorang pelajar membuatnya fleksibel untuk mencoba banyak hal. "jangan takut untuk mencoba. Kegagalan akan membantumu memahami apa yang bisa kamu lakukan dan apa yang tidak bisa kamu lakukan di hari selanjutnya," katanya. 

3. Dhini Hidayati, co-founder crowdlending platform GandengTangan mengaku orang lain menilai dirinya sebagai orang yang sepele hanya karena dia perempuan. Dia juga merasa, banyak orang yang melihat perempuan sebagai 'sweet addition' dalam perusahaan startup. "Saya tidak mau memikirkan hal itu terlalu banyak. Tapi saya tertantang untuk membuktikan kalau saya memiliki banyak hal dari pada apa yang mereka pikirkan," katanya seperti dilansir dari Tech in Asia. 

4. Tety Sianipar mungkin memang bukan satu-satunya pemimpin. Tapi sebagai CTO Kerjabilitas, startup yang membantu orang-orang difable untuk menemukan pekerjaan, dia memimpin pengembangan tim yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Untuk menjadi pemimpin yang baik, perempuan harus bisa membuktikan kemampuannya dan tampil dengan percaya diri. "Kita tidak bisa meminta bawahan untuk menghargai kita, tapi sikap itu akan datang dengan sendirinya kalau kamu menunjukkan kepemimpinan yang baik," katanya.