Fimela.com, Jakarta Memasuki usia 22 tahun, kadang membuatmu merasa sudah 'tua.' Meskipun begitu, ada gejolak kesedihan sekaligus kegembiraan yang bercampur dalam dada. Kamu mungkin gembira karena kini sudah bertambah dewasa dan semakin cantik. Tapi, ada kalanya kamu merasa tak ingin tumbuh dewasa.
Baca Juga
Pasalnya, dewasa bagimu penuh dengan tanggung jawab. Semua pilihan untuk masa depan kini ada di genggamanmu. Bahkan, ada sejuta 'keharusan' yang sebenarnya tak ingin kamu lakukan. Meski begitu, usia 22 tahun patut kamu syukuri. Artinya, kamu sudah harus dewasa dan memikirkan masa depan. Selain itu, ada beberapa hal yang harus kamu selalu ingat.
Tak mengapa jomblo. Banyak perempuan yang tak kuasa hidup tanpa pendamping. Mereka takut tak ada yang menuntun mereka untuk hidup. Gambaran masa depan bahkan belum juga terlihat. Padahal, kamu sebagai perempuan tanggung yang baru saja memasuki usia 22 tahun juga bisa berjuang tanpa ada pasangan.
Tak perlu memiliki tubuh sempurna. Karena kecantikan dan pancaran keindahan tak melulu keluar dari bentuk dan ukuran tubuhmu. Cantik bukan dilihat dari lingkar pinggang, dada, atau pun pinggul. Cantik adalah ketika kamu berjuang dengan gigih demi masa depan cerah. Cantik adalah ketika kamu mandiri dan tak mudah menyerah. Ingat, kadang bagi orang lain, kecantikan murni adalah ketika kamu tersenyum dan tertawa bahagia.
Angka bukan segalanya. Buat kamu yang masih kuliah, jangan menangis dan merasa terpuruk kalau IPK-mu rendah. Masih ada sejuta peluang untuk menggapai mimpi dan menjadi perempuan yang sukses. Angka hanyalah angka, selama kamu terus memperbaiki diri dan mau belajar. Jadi, jangan buang waktumu memikirkan IPK yang kecil.
Tenang. Belajarlah untuk tenang ketika menghadapi segala kondisi. Kamu kini sudah dewasa dan pasti menghadapi banyak masalah serta kondisi yang tidak kamu harapkan. Usahakan kamu selalu tenang dan memikirkan solusi terbaik. Tapi ingat, solusi itu bukan hanya baik buat kamu, tapi juga banyak orang.
Sabar. Kesabaranmu diperlukan bukan hanya ketika menunggu orang lain datang. Atau pun ketika mengantre. Tapi juga bersabar menunggu dirimu sendiri sukses. Termasuk sabar ketika kamu sedang belajar. Pelajari segala sesuatu perlahan-lahan. Jangan mendorong otakmu untuk menghapal semua hal hanya dalam satu malam.
Menghubungi keluarga. Buat kamu yang sudah tinggal terpisah dengan keluarga, sesekali hubungilah orangtua dan saudara di rumah. Kebanyakan anak muda ogah berbicara dengan keluarganya meskipun hanya 5 menit. Padahal, diam-diam keluargamu sedang menunggu kabar darimu. Jangan anggap menelepon 'orang rumah' sebagai pekerjaan yang memberatkan.
Dengarkan segala nasihat. Meskipun nasihat itu tidak relevan dengan masalah hidupmu, tolong dengarkan. Jangan memotong mereka yang sedang memberikan nasihat dan 'masukan' buat kebaikanmu. Meskipun kamu tidak memerlukannya, tetaplah mendengarkan. Mengatakan, "udah tahu" atau "saya tidak butuh nasihatmu" bukan hanya melukai perasaannya, tapi juga meremehkan mereka.
Percayalah dengan dirimu sendiri. Orang kerap tak mau percaya dengan diri mereka sendiri. Akibatnya, mereka justru meremehkan diri sendiri. Hal ini justru tak sehat buat mentalmu. Kamu tak percaya kalau kamu mampu melakukan banyak hal yang luar biasa. Padahal, kemampuan sebenarnya lebih tinggi dari yang kamu tahu selama ini.