Fimela.com, Jakarta Menatap dirimu di cermin rasanya tak pernah membuatmu puas dan bangga. Segala pencapaian yang telah kamu raih pun tak sedikit pun membuatmu sangat bangga. Ada baiknya, memang, ketika kamu tak mudah puas begitu saja ketika sudah mencapai satu target dalam hidup. Tapi, apakah sehat kalau melulu memaksakan diri menjadi yang terkuat?
Baca Juga
Dalam perjalanan hidupmu mencapai kesuksesan, kamu terus berusaha tak pernah menyakiti orang lain apa pun alasannya. Tapi ingat, kadang justru kamu sendiri yang menyakiti dirimu. Meski tanpa kamu sadari, kamu kerap memaksakan dirimu untuk mencapai target yang begitu besar. Dan kalau gagal, kamu akan menyalahkan dan bahkan cenderung menghukum dirimu sendiri. Kenapa?
Ekspektasi terhadap dirimu sendiri tidak realistis. Kamu menganggap dirimu kuat dan sanggup melakukan banyak hal. Karena itu, kamu membuat sebuah target yang terlalu besar. Katakan saja tidak realistis. Kamu berusaha dengan keras untuk mencapai target tersebut. Tapi sayang, kamu membutuhkan waktu yang lebih panjang hingga akhirnya sukses. Jadi, cobalah untuk membuat sebuah ekspektasi yang realistis terhadap dirimu sendiri.
Tak selamanya kamu bisa sempurna. Kamu menganggap, segalanya harus sempurna. Kamu harus mengerjakan semua pekerjaan di satu waktu. Kamu juga tak boleh melakukan kesalahan. Di kantor atau kampus, kamu harus terlihat dan melakukan semua hal dengan sempurna tanpa cacat. Sesekali mungkin kamu bisa 'tampil' memukau. Tapi ingat, tidak ada yang abadi kecuali perubahan.
Kamu tetap manusia yang punya kelemahan. Kamu memang belum berhasil, tapi coba lihat dirimu. Bandingkan dirimu yang dulu dengan sekarang. Pasti ada perubahan berkat kerja keras. Jangan anggap dirimu sempurna dan sangat kuat. Kamu manusia yang juga punya kelemahan. Yang terpenting, kamu tak pernah berhenti untuk belajar dan berusaha dengan keras.