Fimela.com, Jakarta Militer Filipina menyerbu kelompok Abu Sayyaf di Pulau Basilan pada Minggu (10/4) kemarin. Bentrok senjata antara dua kubu pun tak terelakkan. Akibatnya, Liputan6 menulis, 23 orang tewas dalam baku tembak tersebut. "Sebanyak 18 tentara tewas dalam pertempuran sengit dengan militan di selatan negara itu, sementara 50 tentara lainnya terluka, dan 5 teroris tewas," kata militer Filipina seperti dikutip dari media tersebut.
Baca Juga
Kabar sengitnya baku tembak yang terjadi antara kedua kubu juga terdengar keluarga Anak Buah Kapal (ABK) Brahma 12 yang jadi korban sandera Abu Sayyaf. Tak diragukan, kabar ini pun membuat mereka sangat cemas.
Istri dari Julian Philip, Vemmy Wowor, salah satu ABK yang disandera kelompok Abu Sayyaf mengaku sangat khawatir saat mendengar kabar ini. Namun, dia masih belum tahu dengan jelas mengenai pertempuran antar dua kubu tersebut.
“Kami belum tahu apa pertempuran itu ada kaitannya langsung dengan upaya pembebasan 10 WNI yang disandera, tapi berita ini membuat kami kian kuatir,” ujar Vemmy seperti dilansir Liputan6.
Vemmy juga mengatakan, keluarga hanya bisa berdoa dan berserah kepada Tuhan. Keluarga Julian berharap agar langkah yang diambil oleh pemerintah bisa menyelamatkan kesepuluh ABK yang disandera kelompok Abu Sayyaf. “Saya hanya bisa berdoa saja, supaya langkah yang diambil oleh pemerintah Indonesia dan perusahaan, serta pemerintah Filipina bisa berhasil menyelamatkan 10 ABK termasuk suami saya,” ujar Vemmy yang tinggal di Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara.