Fimela.com, Jakarta Mulanya Angelica Simperler percaya diri menggunakan nama belakangnya. Soalnya orang sering terpeleset saat menyebutkan namanya. Karena sudah amanat dari mendiang ayahnya ia tetap menggunakan nama itu dengan segala konsekwensinya. Lama-lama orang menjadi terbiasa dan ia merasa beruntung dengan nama unik itu.
***
Dara kelahiran Jakarta, 9 Juli 1986 ini terbilang terlambat menekuni dunia entertainmen. Soalnya sang bunda memintanya untuk menyelesaikan pendidikan terlebih dahulu baru kemudian kalau mau terjun ke dunia entertainmen silahkan. Perempuan blastreran yang ayahnya almarhum Gustav Simperler (Austria-Mongolia) dan ibunya Lies Hartiningsih (Tegal-Solo) mengikuti saran kedua orang tuanya untuk mengedepankan pendidikan.
"Kedua orang tua saya amat concern pada pendidikan. Mereka tak melarang sayang ingin terjun ke dunia entertainmen. Namun pendidikan harus tetap dijalankan. Ya akhirnya saya syuting sinetron kalau ada libur atau akhir pekan saja. Setelah kuliah selesai baru serius terjun ke dunia entertanmen," kata alumni London School jurusan Marketing ini.
Baca Juga
Namaya mulai dikenal luas setelah membintangi serial Angel's Diary bersama Dimas Aditya di TransTV. Setelah itu peruntungannya di dunia etertainmen seperti terbuka lebar. Ia terlibat dalam sinetron Arti Sahabat, Doa Harapanku, Julia Juleha, Bidadari-Bidadari Surga dan masih banyak lagi. Tak hanya sinema elektronik, Angelica juga merambah ke layar lebar. Sejumlah film yang dibintanginya antara lain; Kerasukan, Slank Engga Ada Matinya, Bajaj Bajuri The Movie, Rumah Kosong, 8 Hari Menaklukkan Cowok dan Bayangan Setan.
Bagi Angelica tidak ada kata terlambat, ternyata ia bisa juga berkarya di dunia entertainmen. Namun keberhasilan Angelica merambah dunia entertainmen tak bisa disaksikan oleh sang ayah yang sudah menghadap Sang Khalik enam tahun silam. Satu pesan sang ayah yang selalu diingat oleh Angelica.
"Sebelum meninggal papa bilang jangan malu menggunakan nama Simperler di belakang nama saya. Awalnya saya risih karena banyak yang suka terpeleset menyebutkan nama itu. Namun lama-lama menjadi biasa. Mungkin nama itu membawa keberuntungan juga ya," kata Angelica yang sempat menjadi karyawan sebuah televisi swasta sebelum akhirnya keluar dan fokus pada si peran.
Terlampau asyik dengan karier di dunia seni peran membuat Angelica belum juga bertemu dengan seorang pendamping. Dulu ia mencari cowok dengan kriteria fisik. Namun belakangan ia mengubah orientasi itu. Kini dia tak lagi berorientasi pada persoalan fisik untuk mencari pendamping hidup.
"Dulu saya mengidamkan cowok yang beralis tebal dan bermata tajam. Pokoknya yang ganteng deh. Tapi kini sudah enggak lagi. Saya mencari cowok yang penyayang dan pengertian. Urusan penampilan fisik tidak menjadi kriteria utama lagi," katanya kepada Riswinanti Permatasari saat menyambangi kantor Bintang.com di kawasan Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat belum lama berselang. Inilah petikan selengkapnya.
Selalu Teringat Ayah
Saat sang ayah menghadap sang Maha Kuasa, Angelica tak bisa menerima keadaan itu. Namun hal itu adalah suratan Sang Ilahi. Pelan-pelan harus menyesuaikan diri. Dulu semuanya serba ada, kini dia harus menjadi tulang punggung keluarga. Saat teringat ayah ia kerap menangis, namun pelan-pelan ia bisa menerima kenyataan kalau ayah sudah menghadap Sang Kuasa.
Nama itu buat sebagian orang adalah sesuatu, bagaimana dengan anda?
Oh ya, nama itu kan identitas juga dan dari nama orang jadi tahu kita siapa. Dari mana dan sebagainya. Cuma untuk aku awalnya agak risih dengan nama Simperler. Masalahnya orang banyak yang suka terpeleset ketika menyebutkan nama almarhum papa. Sampai ada yang bertanya bagaimana pengucapannya.
Nama ayah anda jadi guyonan dong?
Kalau itu sudah biasa. Saya sudah kebal dengan guyonan soal nama papa. Tapi lama-lama jadi biasa. Saya ambil sisi positifnya saja. Nama unik biar mudah dikenal orang. Dan nama unik semoga membawa keberuntungan. Padahal saya sempat tak mau pakai nama itu lho. Tapi sebelum papa meninggal dia pesan agar saya menggunakan nama papa di belakang nama Angelica. Karena itu amanat saya laksanakan sampai sekarang.
Anda sebenarnya orang mana sih?
Papa keturunan Austria dan Mongolia. Kalau mama blasteran Tegal dan Solo.
Saat papa meninggal apa yang paling berubah dari anda?
Waktu papa masih ada saya ini anak manja. Mau minta apa saja dikasih. Namun setelah papa meninggal keadaan berubah. Kami harus mandiri. Itu perubahan yang paling drastis. Saya kemudian kerja dan membantu mama. Masih teringat saat masih ada papa. Dulu di awal-awal kalau ada orang tanya soal papa saya suka menangis. Tapi sekarang sudah tidak.
Apa kesibukan Anda saat ini?
Tahun ini saya syuting untuk dua film, yang satu genrenya drama remaja yang satunya genre horor. Doain semoga semuanya lancar dan disuka pencinta film Indonesia.
Tidak mau merambah musik?
Enggak, saya tak bisa menyanyi. Walau pun teknologi sudah canggih, bisa dimixing atau diapain biar suara jadi oke, tapi saya tetap tak mau karena takut. Jadi lebih baik yang saya kerjakan yang bisa saja, ya di seni peran.
Ada kepikiran untuk merambah bisnis seperti artis yang lain?
Sekarang kerja dulu, untuk next saya mau bisnis juga seperti teman-teman artis yang lain. Namanya dunia entertainmen tak bisa selamanya. Saya punya keinginan untuk bisnis clothing line, dan buka coffee shop.
Antara di depan Layar dan belakag layar mana yang lebih enak?
Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Ada plus dan minusna masing-masing. Buat saya keduanya oke saja.
Berubah Orientasi Soal Jodoh
Awalnya Angelica mengidamkan pasangan yang secara fisik oke. Dalam benak Angelica ia mengidamkan cowok yang beralis tebal dan punya sorot mata yang tajam. Namun sekarang ia sudah tidak berorientasi fisik lagi dalam mencari calon suami. Yang penting katanya calon suaminya harus sayang dan bertanggungjawab.
Seperti apa kriteria cowok idaman bagi Anda?
Kalau dulu saya memang menginginkan cowok yang secara fisik oke. Pokoknya yang punya alis tebal dan punya sorot mata yang tajam, wow seru kan. Pendeknya yang secara fisik ganteng lah. Siapa sih yang tidak pengen punya pasangan yang ganteng.
Nah ketemu tidak dengan cowok idaman?
(Angelica hanya terdiam). Itu sudah masa lalu. Saya sudah enggak berorientasi pada fisik lagi dalam mencari pasangan hidup. Soalnya kriteria cowok seperti itu ternyata sulit mencarinya.
Kabarnya Anda sudah putus, dan sekarang jomblo?
Waduh, siapa sih yang membocorkan kabar ini. (Padangan mata Angelica tertuju pada manajer yang selalu mendampinginya melakoni pekerjaan sebagai bintang sinetron dan bintang film, tampaknya dia mau marah, namun tak bisa). Wah jangan dibocorin dong. Tapi memang begitulah kondisinya. Iya deh. Jadi ketahuan dong.
Jadi sekarang sudah jomblo ni?
Ya. Puas ya, hehehe.
Sekarang seperti apa calon pendamping untuk teman Anda berumahtangga nanti, apakah masih mengindamkan cowok yang beralis tebal dan punya sorot mata tajam?
Sekarang saya sudah tidak berorientasi fisik lagi dalam mencari pasangan hidup. Saya mencari calon suami yang sayang dengan saya dan keluarga. Juga yang pengertian dan bertanggungjawab. Soal fisik bukan lagi yang utama untuk saat ini. Tiap orang memang berbeda. Ada yang jodohnya cepat sampai, tapi ada juga yang agak lambat. Namun saya yakin Tuhan menciptakan hambanya itu berpasang-pasangan. Jadi setiap kita ini sesungguhnya sudah ada jodohnya. Cuma belum bertemu saja. Supaya ketemu jodoh itu harus dicari. Jangan diam saja.
Sementara belum ketemu jodoh Anda fokus pada hal apa?
Saya fokus pada pekerjaan saja dulu. Siapa tahu nanti jodohnya bertemu.
Punya target untuk menikah untuk saat ini?
Target sih ada tapi sudah lewat, hik hik hik. Tapi enggak saya enggak buru-buru juga untuk urusan menikah ini. Maunya menikah sekali seumur hidup. Tak mau asal menikah. Saya pengen langgeng setelah menikah, tak mau menikah hanya seumur jagung. Makanya saya tidak berorientasi pada fisik untuk memilih calon suami. Doain ya semoga saya segera bertemu jodoh.
Urusan jodoh memang dibutuhkan oleh Angelica Simperler. Namun seperti dia katakan tadi tak mau asal mencari. Soalnya dia ingin sekali saja menikah dalam seumur hidup.