Fimela.com, Jakarta Nama Sonya Depari mendadak menjadi ngetop lantaran sebuah video yang tersebar. Dalam video tersebut, Sonya dan kawan-kawannya sedang membentak Ipda Perida, lantaran polwan ini menghentikan konvoi mobil Sonya dan kawan-kawannya. Tak hanya konvoi, jumlah penumpang mobil konvoi juga melebihi kapasitas.
Baca Juga
Namun, Sonya tak terima konvoinya dihentikan. Dia membentak, bahkan mengancamnya. Dia juga menyebut kalau ayahnya adalah Deputi Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional BNN Irjen Pol Arman Depari. Sementara, Arman telah menyangkal pernyataan Sonya.
Akibatnya, netizen lantas membully Sonya melalui berbagai cara. Sosial media langsung ramai dengan tagar Sonya Depari. Komentar pedas pun menghujani hampir setiap foto siswi SMA Methodist 1 Medan ini di Instagram. Ditambah, ayah kandungnya baru saja meninggal akibat stroke.
Kritik pedas yang datang bertubi-tubi kepada Sonya dikhawatirkan akan membuat dirinya yang masih berusia belia menjadi stres. Seorang psikolog Medan dari Minauli Consulting, Irna Minauli mengatakan kepada salah satu media lokal, khawatir kondisi Sonya akan drop. Dia lantas mengimbau bullying terhadap Sonya sebaiknya segera dihentikan.
" Ya tentu saja setiap bentuk bully harus dihentikan, termasuk cyber bullying juga harus dihentikan. Karena pada banyak kasus yang terjadi di Amerika, remaja yang menjadi korban cyber bullying banyak yang melakukan bunuh diri karena mereka tidak tahan dengan informasi yang begitu cepat menyebar di internet," katanya kepada media tersebut.
Terlebih, segala bentuk bullying, termasuk cyber bullying sebelum telah memakan banyak korban. Akibat stres, korban bullying bisa saja melakukan tindakan kekerasan, bahkan kriminal. Dampak yang juga sama parahnya adalah mengakhiri hidupnya sendiri, karena merasa tak lagi sanggup menahan beban. Karena, itulah, Irna ingin bullying terhadap Sonya Depari dihentikan.