Fimela.com, Jakarta Kecelakaan pesawat antara Batik Air dan TransNusa yang terjadi di runway Bandara Halim pada Senin (4/4/2016) kini telah menarik perhatian banyak orang, termasuk Marsekal (Purn) Chappy Hakim, bekas Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU). Melalui akun Twitternya, @chappyhakim berkomentar soal peristiwa tabrakan tersebut. “Ini tulisan sudah 6 tahun yang lalu ! Pindah ke Halim, Solusi yang ”Berbahaya!” tulis Chappy Hakim dengan menyertakan sebuah link pada Senin (4/4/2016).
Baca Juga
Berdasarkan pantauan Bintang.com, Selasa (5/4/2016) link tersebut akan langsung mengantarkan kita pada sebuah tulisan yang telah ditulis oleh Chappy Hakim pada 2010 lalu. Tulisan yang di posting dalam situs Chappyhakim.com tersebut memberikan sedikit gambaran soal akibat jika Bandara Halim Perdanakusuma dibuka untuk penerbangan komersial.
“Memindahkan kembali kegiatan penerbangan sipil, walaupun hanya domestik ke Pangkalan Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, mencerminkan betapa parahnya bidang perencanaan penerbangan sipil nasional,” tulis Chappy Hakim dalam posting-an yang dibuat pada 16 Oktober 2010 dan telah dibaca lebih dari 6000 kali tersebut. Dalam tulisan tersebut Chappy juga menjelaskan bahwa pemakaian Bandara Halim saat ini sudah “lebih” dari optimal.
Ya, tabrakan pesawat Batik Air dan TransNusa sepertinya sudah terbaca enam tahun lalu oleh Chappy Hakim. “Tabrakan pswt di Halim malam tadi adalah yang terlanjur terjadi, yang hampir dan nyaris terjadi mungkin sudah sering kali?.....Pasti !,” tulis Chappy dalam Twitter-nya pada Senin (4/4/2016). Chappy Hakim pun berpendapat bahwa pesawat tabrakan di Halim adalah hasil dari manajemen penerbangan yang menganut aliran Vivere Pericoloso alias ‘Danger Is My Business”.