Fimela.com, Jakarta Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia dan Kebijakan Publik Busyro Muqoddas mengatakan, saat ini pihaknya masih memegang dua gepok uang dari Polri untuk keluarga terduga teroris asal Klaten, Siyono. Pengurus Muhammadiyah belum memutuskan apakah uang tersebut akan dikembalikan kepada Polri, atau ada pilihan lainnya.
Baca Juga
"Untuk mengembalikan atau tidak, tim advokasi akan berembuk dulu. Nanti kami akan rembukan," kata Busyro di Mabes Polri, Jakarta (4/4/2016). Sebelumnya istri terduga teroris Siyono, Suratmi, menolak uang santunan pemberian dari Mabes Polri. Suratmi pun memberikan uang tersebut kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Busyro menegaskan, uang tersebut hingga kini belum pernah dibuka. Oleh karena itu, Busyro tidak mengetahui jumlah uang tersebut. "Masih utuh dibungkus kertas dan dilakban dan kami nggak tahu jumlahnya," kata Busyro. Seperti telah diberitakan sebelumnya Siyono tewas saat dalam penahanan Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri seusai penggerebekan di rumahnya, 10 Maret 2016.
Kematian terduga teroris itu menjadi sorotan publik lantaran diduga ada pelanggaran hukum atas penangkapan Siyono. Untuk mengetahui penyebab kematian Siyono, pihak keluarga pun telah mengizinkan untuk melakukan autopsi, akhirnya autopsi dapat dilakukan pada Minggu (3/4/2016) lalu. Dan kabarnya hasil autopsi baru bisa didapat setelah 7 atau 10 hari ke depan.