Suami Poppy Bunga Nilai Perusahaan Transportasi Tak Siap Bersaing

Edy Suherli diperbarui 04 Apr 2016, 02:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Muhammad Fattah Riphat suami artis Poppy Bunga yang sempat heboh karena nyambi sebagai sopir taxi aplikasi memberikan komentar atas demo sopir taksi yang terjadi belum lama ini. Ia menilai demo itu terjadi karena perusahaan transportasi di Indonesia khususnya Jakarta belum siap bersaing. Ketika masuk layanan aplikasi transportasi via online, mereka menjerit. Aksi yang dilakukan kemudian adalah 'menunggangi' para driver untuk berunjukrasa.

Yang makin tidak simpati aksi unjuk rasa yang dilakukan para driver sudah cendrung ke arah anarkis.  "Sekarang ini tidak bisa dipungkiri bahwa dengan adanya transportasi online, dapat menurunkan tingkat pengangguran di ibukota. Tinggal bagaimana sekarang pemerintah memutuskan suatu keputusan yang tegas dan adil bagi semua pihak," kata Riphat yang sudah beberapa tahun belakangan merambah bisnis transportasi dengan menyediakan jasa mobil rental saat dihubungi Bintang.com belum lama berselang.

Tak hanya mengendalikan usaha di belakang meja, Riphat juga pernah membawa penumpang dengan kendaraan pribadinya setelah dipesan secara online oleh pengguna jasa. Menurut dia ada beberapa polusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi persoalan ini.Soalnya yang dia amati ada beberapa perusahaan transportasi tidak siap dengan perkembangan teknologi dan perubahan zaman.

"Mungkin salah satu solusi yang saya bisa berikan adalah dengan semakin maju teknologi, ada baiknya para pengusaha transportasi bisa mengimbangi dengan mengutamakan teknologi dalam memberikan pelayanan lebih baik. Jadi para pihak bisa mengutamakan persaingan bisnis yang sehat," katanya.

Menjalankan usaha transportasi dengan basis online, lanjut suami Poppy Bunga ini bukan hanya terjadi di Indonesia, namun juga terjadi di banyak negara. Bahkan hal ini sudah menjadi fenomena di mana-mana. "Fenomena ini terjadi di banyak negara, dan beberapa negara itu kemunculan angkutan umum berbasis online ini dapat memberikan solusi yang adil dan bijak. Semoga Pemerintah Indonesia juga bisa memberikan keputusan serupa," harap Muhammad Fattah Riphat.