Rasakan Sensasi 'Pulang Kampung' di Restoran Aceh Ibu Kota

Floria Zulvi diperbarui 02 Apr 2016, 11:40 WIB

Fimela.com, Jakarta Bagi perantau, rasanya pasti sulit untuk menyesuaikan diri ketika pertama kali menginjakkan kaki di kota orang. Diharuskan melihat budaya yang berbeda setiap hari, cara berbicara yang tak sama, hingga mencicipi masakan yang terasa asing di lidah sendiri.

Perasaan tersebut dialami oleh Cut Inong, Pemilik Jambo Kupi asal Aceh yang merindukan nuansa autentik kampung halamannya kala hijrah ke Ibu Kota. Tak menyukai makanan manis ketika makan pagi, wanita ini pun mencari cara agar rasa kangen pada hidangan Acehnya bisa teredam.

Miliki hobi masak ternyata membawa keberuntungan untuk Inong. Ia pun akhirnya membuat sebuah kedai Mie Aceh di kawasan Rawa Bambu, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Tak sulit untuk menemukan tempat makan ini. Jika kamu melewatinya, banyak sekali mobil dan motor yang berjajar parkir untuk menikmati mi Aceh, atau bahkan hanya untuk satu sesap teh tarik hangat.

Buka dari pukul 7 pagi hingga 12 malam nampaknya tak cukup. Hal tersebut dikarenakan pengunjung yang masih rela 'nongkrong' di sana untuk mencicipi kuah yang terbuat dari rempah khas tanah air sampai dini hari. Alhasil, jangan heran jika pukul dua pagi pun restoran ini masih penuh dikunjungi.

Jika kamu seseorang yang makan dengan porsi besar, keistimewaan restoran ini bisa menyediakannya sesuai porsimu. "Porsi kami menyesuaikan perut di sini. Nggak terlalu sedikit dan nggak terlalu banyak. Kalau orang Aceh, makannya dengan porsi besar. Jadi, bila ada pelanggan dari Aceh dan minta porsi yang banyak, kami bisa menyediakan," jelas Cut Inong ketika ditemui Bintang.com.

Perbedaan yang mencolok yang dihadirkan restoran ini adalah penggunaan rempahnya. Biasanya, hidangan luar daerah yang dijual di Ibu Kota menyesuaikan lidah penduduknya. Namun, Inong menolak keras prinsip tersebut. Ia mengatakan ingin memuaskan keinginan orang lain untuk melepas rindu dengan makanan Aceh. Hal tersebutlah yang membuat Jambo Kupi digandrungi oleh pemburu masakan Aceh.

Bila kamu tak menyukai seafood karena baunya amisnya yang menyengat, nampaknya kamu perlu mencobanya di resto ini. Miliki bumbu yang pekat, wangi rempah yang khas bisa menutupi bau dari udang atau cumi yang ada di dalamnya. Yang akan lidahmu rasakan hanyalah kelezatan kuah kari yang ditambah dengan kenyal mi.

Untuk kamu si penggila kopi dan teh tarik, dua menu tersebut menjadi andalan restoran ini. Sembari menunggu hidanganmu jadi, tak ada salahnya kamu menikmati sang koki yang tengah melakukan atraksi.

Jika kamu tak sedang merasa lapar dan hanya ingin menyantap camilan, roti canai dengan berbagai macam rasa pun siap membuat lidahmu bergoyang. Dari canai gulai kambing sampai keju yang lezat bisa kamu dapatkan di sini.