Hiasi Google Doodle, Ketahui 3 Fakta tentang Festival Holi

Asnida Riani diperbarui 24 Mar 2016, 08:38 WIB

Fimela.com, Jakarta Kemeriahan Festival Holi turut disebarluaskan Google lewat Doodle unik yang terpampang hari ini, Kamis (24/3). Awalnya, logo sang mesin telusur raksasa hanya berupa satu 'paras' seragam. Namun, setelah memilih tanpa play, 'letupan' warna seketika memenuhi laman Google.

Meski tak lagi asing, namun Festival Holi tetap menyimpan satu-dua keping misteri. Perayaan di mana budaya berpadu selaras dengan agama ini telah menjelma sebagai magnet turis sejak lama. Sarat akan 'ledakan warna', berikut sejumlah fakta terkait Festival Holi.

Punya beberapa versi soal asal mulanya. Holifestival.org menjelaskan, sebagaimana dimuat IB Times, awalnya Krishna iri dengan kulit Dewa Radha. Karenanya atas saran sang ibunda, Krishna menghiasi muka Radha dengan bubuk warna. Perlakukan itu kemudian diadaptasi menjadi tradisi.

Namun dalam kisah lain, Holi merupakan festival yang berfokus pada Pangeran Prahlad, di mana ia dibodohi oleh sang bibi, Holika, hingga duduk di atas api. Tak terbakar, legenda itu membuat Festival Holi hampir selalu dihiasi api unggun sebagai bentuk perlawanan terhadap kejahatan.

Sarat akan berbagai 'sajian' tak biasa. Huffington Post mewartakan, orang biasanya mengenal Holi dengan sajian minuman tradisional yang sebagian besar memabukkan, memberikan hadiah, melemparkan bubuk warna, serta menyanyikan lagu khas. Intinya, holi merupakan perayaan yang sarat akan kemeriahan.

Perayaan Holi biasanya berpusat di India dan Nepal. IB Times melaporkan, 'festival warna' ini biasanya berpusat di India dan Nepal. Meski umat Hindu tak hanya di dua negara tersebut, namun nuansa Holi dirasa paling kental di sana. Tak heran kalau banyak wisatawan lokal mau pun mancanegara yang penasaran dan punya keinginan besar untuk menyaksikan langsung kemeriahan Festival Holi.

What's On Fimela