Fimela.com, Jakarta Kasus dugaan pelecehan dan penghinaan terhadap lambang negara yang dilakukan oleh Zaskia Gotik telah menjadi isu nasional. Pedangdut ini menjadi bulan-bulanan netizen dan juga masyarakat pada umumnya. Bahkan DPR/MPR RI serta Badan Intelegen Negara (BIN).
Secara spontan, Zaskia menjawab kuis yang dilontarkan oleh Denny Cagur di sebuah acara musik pagi hari. Lambang sila kelima disebut Zaskia adalah bebek nungging, sementara hari kemerdekaan Indonesia dikatakan setelah subuh tanggal 32 Agustus.
Spontanitas dalam acara-acara live memang terkadang kebablasan. Hal ini juga diakui oleh Indra Bekti. Sebagai presenter ia sangat hati-hati ketika melakoni acara-acara live di televisi.
"Tentunya kita harus hati-hati. Kita harus lihat SP3S-nya. Aku pernah jadi penyiar radio dan itu aku dikasih SP3S. Intinya adalah tidak SARA. Kemudian tidak melecehkan negara. Harus tidak menyinggung orang lain. Melawak boleh tapi ada koridornya. Aku sih sudah mendapatkan itu," kata Indra Bekti di acara konferensi pers 1001 Kisah 23 Tahun ANTV, JI Expo Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (21/3).
Spontanitas memang harus terus dilatih. Namun, yang terjadi sekarang ini banyak sekali presenter-presenter dadakan. Mereka yang tak pernah mengenyam tata cara presenting kemudian dipercaya untuk membawakan acara.
Baca Juga
"Itu harus terbiasa dengan hal yang spontanitas. Yang terkadang beresiko. Ada hal yang suka menyinggung, itu terkadang lepas kontrol. Kan bisa aja karena kurang wawasan, kurang ilmunya. Kan bisa dilihat dari backgroundnya," tuturnya.
Ketika melihat kasus Zaskia Gotik, Indra Bekti mengkritisi peran acara televisi di mana Zaskia melakukan kesalahan. Menurut Indra Bekti, seharusnya pihak acara televisi membela Zaskia Gotik dan tidak membiarkannya menjadi bulan-bulanan masyarakat sampai dibawa ke ranah hukum.
"Harusnya tv-nya itu mem-back up. Harus mengadakan pertemuan musyawarah. Tak serta merta artisnya itu menjadi bulan-bulanan orang dan artisnya sampai ke jalur hukum," tandas Indra Bekti.