Eksklusif Natasha Ratulangi, Calon Pengacara yang Cinta Akting

Regina Novanda diperbarui 22 Mar 2016, 07:56 WIB

Fimela.com, Jakarta Wajah cantik Natasha Ratulangi sudah tak asing lagi bagi penikmat layar kaca. Artis yang mengawali kariernya sebagai model itu tercatat sudah membintangi puluhan judul Film Televisi (FTV), tentunya dengan berbagai peran yang berbeda. Namun, pemirsa lebih sering disuguhkan dengan akting antagonis Natasha.

***

Tahun ini, wanita kelahiran Malang, 20 Maret 1994 itu memberanikan diri untuk terjun ke layar lebar dengan membintangi film Stay with Me. Penolakan sempat diterima Natasha saat casting dengan sang sutradara, Rudi Soedjarwo. Namun, Natasha tak patah arang. Ia justru semakin berambisi untuk dapat terlibat di film yang juga dibintangi oleh Boy William tersebut.

Benar saja, jerih payah Natasha untuk meyakinkan sutradara film Ada Apa dengan Cinta itu akhirnya berbuah manis. Wanita berdarah Jawa-Manado-Belanda ini terpilih memerankan tokoh Key Hapsari, istri dari seorang sutradara film bernama Boy Dimas (diperankan Boy William).


Baca Juga

Karena diangkat dari kisah nyata sang sutradara, Natsha merasa cukup terbebani dengan perannya tersebut. Terlebih Stay with Me merupakan debutnya di layar lebar. Berkat arahan dan bimbingan dari Rudi Soedjarwo, Natasha bisa melawan ketakutan yang sempat menyelimutinya. Film Stay with Me pun berhasil rilis pada 25 Februari 2016 lalu di jajaran bioskop-bioskop Tanah Air.

"Tantangannya yaitu aku main di filmnya Rudi Soedjarwo. Karena aktor atau aktris Indonesia kalau ditawarin main film bareng dia, nggak mungkin nolak. Apalagi ini (Stay with Me) adalah kisah nyata kehidupannya. Dia juga orangnya perfeksionis banget. Waktu syuting, kita harus nungguin pemain lain. Kalau sutradara lain mungkin bisa ganti scene, kalau dia nggak. Untungnya, aku one take," papar Natasha. 


Sukses sebagai aktris, tak lantas membuat Natasha lupa akan tanggung jawabnya untuk merampungkan pendidikan. Pemilik nama lahir Natasha Natalie Ratulangi tersebut kini diketahui tengah menempuh studi Hukum di Universitas Trisakti, Jakarta. Memiliki IP (Indeks Prestasi) di atas rata-rata merupakan kebanggan tersendiri bagi Natasha.

Bagaimana cerita Natasha Ratulangi terlibat di film Stay with Me? Lalu, seperti apa pandangan Natasha tentang artis dan pendidikan? Bagaimana rencana karier Natasha ke depannya? Simak hasil wawancara Regina Novanda dan Fathan Rangkuti dengan Natasha Ratulangi saat berkunjung ke kantor Bintang.com, Gondangdia, Jakarta Pusat, 26 Februari 2016.

2 dari 3 halaman

Antara Film dan FTV

Natasha Ratulangi merasakan perbedaan antara berakting di film dan FTV. (Fotografer: Fathan Rangkuti, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Untuk dapat terlibat di film Stay with Me, Natasha Ratulangi harus merayu sang sutradara, Rudi Soedjarwo, agar mau menerimanya. Memiliki latar belakangan sebagai pemeran film televisi ternyata tak sanggup meyakinkan Rudi untuk menggaetnya. Natsha pun menyadari bahwa berakting di film dan FTV memiliki perbedaan yang cukup mendasar. 

Saat pertama kali terima tawaran bagimana perasaannya?

Pertama, pak Rudi Soedjarwo bilang akting aku lebay karena aku basic-nya pemain FTV yang kalau akting memang dituntut lebay. Dia bilang nggak bisa kalau sama orang lebay, lebih baik dia mencari orang yang benar-benar baru yang nggak bisa akting, bisa dia olah. Tapi aku bilang sama mba Tyas (produser) dan pak Rudi, aku mau coba akting senatural mungkin. Aku yakin kalau diarahin bapak (Rudi Soedjawo), aku bisa dan it's okay nggak jadi pemeran utama. Akhirnya aku diterima jadi pemeran pembantu utama dan ternyata berkat arahan beliau dan kerja keras aku, akhirnya aku bisa.

Cara bangun chemistry dengan Boy William?

Aku melewati proses reading, hunting juga. Untungnya, Boy William orangnya menyenangkan, jadi bangun chemistry tidak sulit. Waktu take dan scene pertama aku deg-degan banget. Apalagi saat itu ada adegan kiss yang buat aku syok. Biar nggak jadi bumerang buat aku, jadi aku senatural mungkin beradegan dengan Boy seperti suami dan istri.

Apa yang membedakan akting di film dan FTV?

Kalau aku berakting di layar lebar, aku harus senatural mungkin dan jiwa aku yang main. Aku harus masuk ke karakter aku. Kalau di FTV, aku baru dapat skenario hari itu dan aku hafalin hari itu juga, langsung akting dan nggak ada persiapan. Beda sama film yang ada persiapan sebelumnya. Jadi ketika akting, karakternya sudah masuk ke jiwa aku.


Lebih nyaman mana?

Lebih suka layar lebar, karena ada persiapan kayak reading. Beda sama FTV yang nggak ada persiapan. Soal prestige, ya jelas layar lebar. Semua orang di penjuru dunia dan Indonesia bisa main FTV, tergantung dia bisa ngafalin skenario cepat atau nggak. Kalau layar lebar, hanya orang pilihan yang bisa main. Menurut aku, orang kalau sudah main layar lebar, dia hebat. Karena butuh perjuangan banget, harus masuk ke jiwa bukan sekedar akting.

Ketagihan main film?

Ketagihan banget. Puji Tuhan, kemarin aku ditawarin lagi main sama pak Rudi Soedjarwo buat jadi pemeran utama sekitar bulan Agustus nanti. Semoga terlaksana. Aku belum tahu judulnya.

Kalau bisa milih, mau fokus di film atau FTV?

Aku 100 persen maunya di film, karena masuknya nggak gampang. Harus pinter pilih peran juga, apalagi sudah pernah main di film sekelasnya pak Rudi Soedjarwo.

Apakah ikut sekolah akting?

Kalau aku basic-nya nggak pernah sekolah akting. Tapi karena aku punya kemauan makanya bisa. Pas SMA, aku main teater dan sudah diakui juga. Secara mental sudah kegembleng banget, sudah nggak tahu malu. Karena layar lebar pertama ini diajarin langsung sama pak Rudi Soedjarwo, jadi aku belajar sih. Dimaki-makinya itu aku belajar. Bangga, sih.

Kapan mulai jatuh cinta pada akting?

Berawal dari cita-cita. Aku dari kecil lihat Nikita Willy atau siapa yang di TV, aku pengen kayak gitu. Sudah dapat tawaran akting sebenarnya dari SMP, tapi mama aku bilang untuk selesaikan bangku sekolah SMA dulu. Eh, tapi ternyata aku sudah didaftarin kuliah di Surabaya, trus aku bilang aku nggak mau kuliah, maunya ke Jakarta buat akting dan syuting. Nekat. Aku percaya kalau kita punya cita-cita yang positif, alam semesta dan Tuhan bakal bantuin kita.


Seberapa penting film di hidup kamu?

Menurut aku, Tuhan menciptakan aku sebagai manusia dengan talenta yang harus aku kembangin. Dan seberapa penting, seberapa penting Tuhan kasih aku talenta yang harus aku kembangkan.

Peran impian?

Ingin dapat peran yang menantang dan meninggalkan semua 'wujud' wanita aku, misal rambut dibotakkin. Sebenarnya kalau disuruh botakkin rambut beneran, aku nggak apa-apa. Tapi belum dapat. Atau peran psikopat yang tiba-tiba nangis, marah dan tertawa. Itu seru, sih.

Ingin adu akting dengan siapa?

Sebenarnya, mau aktornya siapa pun bisa bangun chemistry, sih. Tapi kalau aktor, aku jujur suka sama Chicco Jerikho. Menurut aku dia keren, dari pemain sinetron bisa langsung main film. Aktingnya bagus. Kalau aktris, aku sampai sekarang ngefans banget sama Meriam Bellina, karena dia bisa jadi apapun, dan Christine Hakim.

Tertarik buat main film horor?

Kalau aku mau asal film horornya nggak ada adegan seksi. Karena kita sebagai cewek di dunia entertaiment ini, imej nomer satu. Sekalinya kita ngambil film dengan imej bagian dada kebuka-buka, nanti orang mengenal aku sebagai Natasha yang suka buka-buka. Aku nggak mau. Aku mau imej aku baik, aku mau banggain orangtua aku. Buat apa aku punya uang banyak, tapi orangtua malu sama aku. Jadi tertarik (main film horor), asal sutradara berkualitas dan horor berkualitas.

 

 

3 dari 3 halaman

Tegap di Atas Cakar Sendiri

Natasha Ratulangi meyakini bahwa wanita harus mampu berdiri di cakarnya sendiri. (Fotografer: Fathan Rangkuti, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Pendidikan di mata Natasha Ratulangi teramat penting. Karena baginya, karier sebagai seorang artis tidak akan selamanya. Ia pun ingin mempersiapkan masa depannya dengan menekuni kuliah di bidang hukum. Selain itu, Natasha juga menuturkan bahwa seorang wanita harus dapat berdiri tegap di atas cakarnya sendiri. 

Mungkin masih terlalu dini, tertarik berkecimpung di balik layar?

Tertarik. Karena buat aku itu keren. Aku mau jadi sutradara. Apalagi bapak Rudi buka kelas buat jadi sutradara, tapi mungkin nanti. Pelan-pelan, step by step. Aku masih kuliah hukum dan ingin IP aku memuaskan, minimal di atas 3,6 lah.

Kenapa tertarik kuliah hukum?

Basic-nya, aku pernah lihat di daerah, orang yang hanya nyuri mangga saja bisa masuk penjara. Menurut aku, kalau kita bisa nolong orang dengan cara gitu, itu luar biasa. Kalau aku nanti jadi lawyer, aku bakal menolong mereka yang seperti itu. Jadi perempuan, kita harus berdiri dengan cakar kita sendiri. Jangan bergantung pada orang lain, tapi membantu orang lain. Hidup di dunia nggak lama, harus dipergunakan sebaik mungkin.

Setelah lulus, mau fokus di mana?

Aku maunya jadi lawyer perempuan, tapi tetap di dunia entertaiment menurut aku itu keren. Tapi jujur pengennya lawyer, karena papa mama aku sudah ngeluarin uang buat sekolah aku, aku harus 'balikin' semua uang papa mama aku itu. Ya, lewat apa yang aku tempuh, memang itu beban dan tanggung jawab. Aku bilang sama mereka, kalau IP di bawah 3,5 aku bakal bayar kuliah sendiri, tapi Puji Tuhan aku sudah lewatin 2 semester dan di atas itu semua (IP).

Seberapa penting pendidikan?

Menurut aku pendidikan luar biasa penting. Dengan kita berpendidikan, maka kita punya pola pikir yang lebih matang daripada yang nggak. Karena kita diajarakan bagaimana bersikap, bertutur. Kita harus lebih menjaga. Orang yang bisa jaga sikap, menurut aku orang itu sudah berpendidikan. Sama saja orang yang punya pendidikan bagus tapi nggak punya behaviour, ya coret.


Pentingkah artis dengan gelar Sarjana?

Penting. Artis pasti ada masanya. Kalau sudah nggak masanya, dia bisa cari pekerjaan lain. Apalagi seorang wanita yang mengandalkan kecantikan, kecantikan itu bakal hilang. Yang penting punya kecerdasan dan etika. Artis jelas penting punya gelar, karena di sisi lain dia nggak hanya mengandalkan kecantikan saja.

Siapa sumber inspirasi selama berkarier?

Ibu. Karena beliau mengajarkanku bahwa sebagai wanita harus berdiri dengan cakarmu sendiri, harus hebat, nggak boleh bergantung pada orang lain, kecuali sama Tuhan. Aku merasa Tuhan telah memberikan talenta yang harus dikembangkan. Pun papa mamaku masih lengkap, aku diajari buat nggak bergantung pada siapa pun.

Kondisi perfilman Indonesia di mata kamu?

Menurut aku, kondisi perfilman Indonesia sekarang itu luar biasa. Aku dikasih tahu katanya film Indonesia yang keluar tahun ini itu banyak banget. Tapi aku harap jangan kuantitinya aja yang banyak, tapi kualitasnya juga diperhatikan. Karakter pemainnya juga harus dicari.


Sekarang kegiatannya apa?

Aku sekarang lagi hobi jadi presenter, enak bisa menyesuaikan jadwal. Sekarang sedang terikat kontrak dengan salah satu stasiun TV buat jadi presenter program olahraga. Syutingnya sebentar, pulang kuliah dari jam 5 sore sampai 8 malam sudah selesai. Sekarang sudah milih banget buat main FTV dan layar lebar.

Harapannya untuk karier ke depan?

Harapannya semoga dilindungi Tuhan biar kariernya lebih bagus. Ya, talenta aku bisa lebih dikembangin. Bisa menyenangkan orangtua.

Asa besar disematkan Natasha Ratulangi untuk kariernya di dunia hiburan Tanah Air. Wanita yang baru saja menginjak usia 22 tahun itu juga ingin pendidikan dan karier keartisannya berjalan seimbang. Apa yang dicapai Natsha tak terlepas dari peran serta orangtua, keluarga, sahabat serta para penggemarnya. Semoga sukses, Natasha Ratulangi.