Ritual Minggu Palma Bagi Umat Katolik

Ega Maharni diperbarui 14 Jul 2021, 18:23 WIB

Fimela.com, Jakarta Dalam perayaan Minggu Palma ini, umat Katolik melambai-lambaikan daun palem sambil bernyanyi sebagai simbol yang menyatakan keikutsertaan umat bersama Yesus dalam arak-arakan menuju Yerusalem, kota Allah yang selalu menjanjikan kedamaian.

Dalam tradisi Gereja Katolik, Minggu Palma bertujuan untuk mengenang kesengsaraan Yesus Kristus, kemuliaan Yesus bukan hanya terletak pada kejayaan-Nya memasuki Kota Yerusalem pada saat itu, melainkan pada peristiwa kematian-Nya di kayu salib.

Dikutip dari situs Paroki St. Antonius Padua, Dua aspek liturgi sekaligus berpadu dalam satu perayaan yang merupakan karakter dasar paskah yang berupa penderitaan dan kemuliaan. Dalam perayaan Minggu Palma ini, selalu dimulai dengan ritual yang penuh kegembiraan dan keyakinan Yesus sebagai raja yang diungkapkan dengan prosesi meriah.

Setelah itu, dilanjutkan dengan kisah sengsara-Nya. Jadi, Minggu Palma merupakan paduan dari dua perasaan kegembiraan dan kesedihan, serta merupakan awal dari pekan suci sebelum Minggu Paskah yang dikenang umat kristiani sedunia sebagai kebangkitan Yesus Kristus setelah tiga hari wafat di Kayu Salib.

Dalam liturgi Gereja Katolik, sebelum Paskah Kebangkitan Tuhan Yesus Kristus, umat Katolik mempersiapkan diri selama masa pra-Paskah. Pada Minggu terakhir pra-Paskah, umat Katolik memasuki masa pekan suci yang dimulai dari Minggu Palma, kemudian Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Aleluia dan Minggu Paskah yang jatuh pada tanggal 27 Maret 2016 setelah Jumat Agung pada tanggal 25 Maret 2016.