Review Wa'alaikumussalam Paris, Cinta Sederhana Tapi Penuh Makna

Puput Puji Lestari diperbarui 17 Mar 2016, 19:42 WIB

Fimela.com, Jakarta Genre: Drama Komedi

Sutradara: Benni Setiawan
Penulis: Benni Setiawan
Produser: Yoen K, Ody Mulya Hidayat
Pemain: Velove Vexia (as Itje), Nino Fernandez (as Clement), Tanta Ginting (as Dadang), Borisbokir (as Yayat), LuthyaSury (as Ine), Joe Project (as Pak Engkos), Lydia Kandau (as Bu Engkos)
Produksi: Maxima Pictures

Sinopsis:

Itje, gadis asal desa bojong, berharap besar hidupnya berubah drastic setelah menikah dengan pria Perancis, bernama Clement. Begitu juga orang tua Itje yang selalu pamer pada tetangganya kalau Itje menikah dengan orang kaya dan akan tinggal di Paris

Tapi apa yang Itje harapkan, jauh dari kenyataan, Itje dibawa ke sebuah desa terpencil di selatan kota Bordeaux, di perkebunan anggur dan tinggal dirumah yang terdapat dihutan yang jauh dari mana-mana .

Terang saja Itje kecewa dan protes pada suaminya yang biasa dipanggil Emen oleh Itje, malapetaka lain, disana tak ada sinyal internet dan telepon, Itje yang tak bias lepas dari gadget, sosial media, jadi tersiksa. Setiap hari Itje hanya marah-marah meminta Emen membawanya ke Paris untuk shoping dan selfie di tempat wisata.

Clement berjanji akan membawa Itje ke Paris setelah panen anggur, Itje akhirnya mau menunggu. Saat musim panen akan tiba, datanglah pemuda Indonesia bernama Dadang yang akan bekerja sebagai pemetik anggur di kebun milik suami Itje.

Kehadiran Dadang membuat Itje senang karena ada yang bisa diajak ngobrol, Itje juga meminta Dadang mengajari suaminya yang mualaf sholat dan mengaji. Tapi kehadiran Dadang dan Camille, mantan pacar Clement membuat rumahtangga Clement dan Itje mendapat masalah.

Review:

Film Wa'alaikussalam Paris menawarkan cerita cinta yang sederhana dan tak bertele-tele. Ide cerita yang lucu dan menangkap fonomena masyarakat langsung memikat. Kritik sosial atas gejala selfie di sosial media ditampilkan dengan cara apik.

Sisi lain Perancis memanjakan penonton film ini. Tentu saja Menara Effiel menjadi bagian dari dari film ini, tapi kebun anggur di pedalaman Perancis yang menjadi lokasi utama. Karena jarang digambarkan di film maka film ini jadi sangat menarik.

Namun, terbatasnya ruang untk beradegan di film ini kadang akan menampilkan rasa bosan. Sutradara Benni Setiawan mencoba mensiasatinya dengan menampilkan gambar-gambar artistik.

Kisah cinta komedi ini diselipi nilai agama namun ditata dengan apik sehingga tak terkesan menggurui dan membosankan. VeloveVexia konsisten menjadi istri yang polos namun menjengkelkan. Semetara, Nino Fernandez juga konsisten menjadi blesteran Perancis dan Indonesia. Akting mereka meyakinkan.

Beberapa celah film ini masih menyisakan pertanyaan yang membuat kita tak mengerti mengapa adegan tersebut harus diambil. Audio di beberapa adegan juga kedodoran sehingga memecah konsetrasi nonton. Tapi secara keseluruhan film ini menarik.

Foto Adegan:

 

Trailer: