Film 90-an, Keluarga Cemara Sinetron Keluarga Ideal Indonesia

Henry Hens diperbarui 16 Mar 2016, 22:42 WIB

Fimela.com, Jakarta Salah satu sinetron paling berkesan di era 90-an adalah Keluarga Cemara. Banyak hal yang membuat sinetron yang dibintangi Adi Kurdi ini masih tetap dikenang sampai sekarang. Tiap kali membahas sinetron yang ideal untuk seluruh anggota keluarga, hampir selalu dikaitkan dengan sinetron Keluarga Cemara.

Sinetron drama keluarga ini memang termasuk berbeda dibandingkan sinetron Indonesia lainnya di era 90-an, bahkan mungkin sampai sekarang. Keluarga Cemara tidak menampilkan kemewahan, intrik, konflik yang terlalu dibuat-buat dan tidak mengandalkan pemain yang cantik dan ganteng. Penulis sekaligus jurnalis senior Arswendo Atmowiloto menjadi sosok utama di balik kehebatan sinetron ini.

Keluarga Cemara diangkat dari cerita bersambung di majalah remaja HAI yang juga dibuatkan novelnya, dan semuanya ditulis oleh Arswendo. Arswendo pula yang menulis , memproduksi sekaligus penasihat produksi sinetron ini. Keluarga Cemara memang diproduksi oleh Atmo Production yang dikelola Arswendo, bukan oleh rumah produksi besar.

Sinetron ini pertama tayang pada 6 Oktober 1996. Setelah selama dua tahun tayang di RCTI, Keluarga Cemara pindah tayang ke TV7 sampai dengan tamat di bulan Februari 2005. Keluarga Cemara menceritakan kisah keluarga Abah (Adi Kurdi) dan Emak (Novia Kolopaking, sebelum digantikan Aneke Putri dan kemudian Lia Waroka) beserta ketiga anaknya, Euis (Ceria Hade), Agis (Anisa Pujianti) dan Ara (Pudji Lestari).

Meski hidup sederhana, Abah dan Emak selalu menanamkan pentingnya pendidikan kejujuran dalam keluarga. Abah digambarkan sebagai kepala keluarga yang hangat, sabar dan penuh teladan bagi istri dan ketiga anaknya. Walaupun sering mendapat perlakuan kurang menyenangkan dari orang lain, Abah selalu sabar dan tabah. Begitu juga sikap yang ditanamkan pada ketiga anaknya.

Di tengah gempuran sinetron yang menjual mimpi, begitu kata banyak orang, Keluarga Cemara memberikan warna baru. Pendeknya, Keluarga Cemara replika keluarga ideal yang penuh sayang meski hidup serba pas-pasan. Sinetron ini pun menuai pujian dari banyak kalangan. Akting para pemainnya juga patut diacungi jempol. Adi Kurdi, Novia Kolopaking dan Anneke Putri memang sudah matang di dunia seni peran.

Yang tak kalah cemerlang adalah pemeran anak-anak mereka yaitu Ceria HD, Anisa Pujianti dan Pudji Lestari. Meski masih hijau di dunia akting, mereka mampu tampil dengan lepas dan natural tanpa terkesan dibuat-buat. Sayangnya, mereka tak melanjutkan kiprahnya di dunia hiburan terutama di bidang seni peran meski punya bakat cukup menonjol. Yang juga masih diingat sampai saat ini adalah lagu tema Keluarga Cemara dengan bagian lirik yang paling dikenang ‘Selamat Pagi Abah, Selamat Pagi Emak...’.

Atau juga lirik pembukanya yang sangat relevan dengan tema sinetronnya, ‘Harta yang paling berharga adalah keluarga...’. Sepuluh tahun setelah sinetron Keluarga Cemara berakhir, program acara Hitam Putih di Trans 7 sempat mengumpulkan kembali pemain sinetron tersebut. Waktu itu kehadiran Adi Kurdi dan para pemain lainnya sempat menjadi trending di twitter.

Penonton televisi seperti kembali mengingat kalau pernah ada sinetron bertema keluarga yang sederhana tapi memikat. Hal itu membuktikan kalau Keluarga Cemara yang diputar di era 90-an masih tetap dikenang dan disukai sampai sekarang. Tentunya kita merindukan sinetron yang berkualitas dan berkesan serta cocok disaksikan seluruh anggota keluarga.