Studi: Pembaca Berita Online Mayoritas Berusia 33-42 Tahun

Karla Farhana diperbarui 16 Mar 2016, 15:23 WIB

Fimela.com, Jakarta Asosiasi Digital Indonesia (IDA) bersama Baidu dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) meluncurkan hasil riset "Studi Konsumsi Media Online" pada Rabu (16/3) di Auditorium Kaskus, Menara Palma - Annex Building P10, Jakarta. Hasil penelitan yang dilaksanakan lembaga riset global Growth for Knowledge (GfK) menyebutkan, masyarakat perkotaan Indonesia sangat gemar mengonsumsi berita melalui ponsel pintar. Presentasenya mencapai 96%, melebihi TV (91%), surat kabar (31%), dan radio (15%). 

Riset ini dilakukan di lima wilayah besar Indonesia; Jakarta, Bandung, Bodetabek, Semarang, dan Surabaya dan mencakup 1521 panelis yang ditanam melalui perangkat mereka dan 775 responden dengan cara wawancara langsung. Dari responden tersebut, mereka menyimpulkan pembaca berita online didominasi kelompok usia 33-42 tahun. 

Selain itu, mereka juga menemukan multi-content channel adalah media utama yang menjadi pilihan para pembaca media online. Artinya, peran mesin pencarian di sini sangat kuat untuk menjadi jalan utama mereka meraih konten yang diinginkan. 

IDA juga memaparkan kapan para pembaca online mengonsumsi berita. Riset menemukan, 60% pembaca rutin mengonsumsi media online tiap minggu. Sementara 24% membaca berita online setiap hari.

Ternyata, waktu yang menjadi pilihan favorit mereka untuk mengonsumsi berita online juga berbeda-beda sesuai dengan harinya. Pada hari-hari kerja, puncak konsumsi media online pukul 12.00-15.00. Pada hari Sabtu, perbedaan tak jauh dari hari-hari sebelumnya yaitu 12.00-18.00. Sementara pada Minggu waktunya cenderung lebih panjang, 12.00-21.00. 

Edi Taslim selaku ketua IDA menyatakan sangat antusias terhadap hasil temuan ini. Pasalnya data-data tersebut dapat menjadi acuan untuk menemukan peluang bagi para pelaku bisnis media online. "Kami selaku praktisi industri sangat antusias terhadap hasil temuan ini. Kemajuan teknologi telah mengubah cara masyarakat mengonsumsi informasi, yang tentunya kami lihat sebagai opportunity untuk menyuguhkan konten yang tepat di saat yang tepat, dengan cara yang tepat," kata Edi. 

Tak jauh berbeda dengan Edi, Bao Jianlei Country Director PT. Baidu Digital Indonesia dan Triawan Munaf, Ketua Bekraf juga berpendapat yang sama. Data hasil penelitian ini bisa menjadi acuan bagi pemain digital di Indonesia dalam mempelajari kebiasaan netizen di Indonesia. "Kami mengajak para kreator untuk terus berkreasi dalam memanfaatkan teknologi," ungkap Triawan saat berada di Menara Palma, Rabu (16/3).