Fimela.com, Jakarta Sejarah mencatat, kondisi perfilman Indonesia mengalami pemunduran bahkan sempat 'mati suri' pada era 90-an. Sebaliknya, industri pertelevisian justru mengalami berkembang pesat hingga sekarang. Berbagai genre sinetron berhasil tayang di televisi-televisi nasional.
Baca Juga
- Ketika Lesti D'Academy Rindu Berat dengan Sang Kekasih
- Menggemaskan, Duet Manis Ayu Ting Ting Bersama Bilqis
- Pengalaman Hamas Syahid Izzudin Memerankan Mas Gagah
Tak dipungkiri, genre drama kolosal pernah begitu populer pada masanya. Para pemilik rumah produksi berbondong-bondong untuk mengangkat legenda rakyat ke versi layar kaca. Setidaknya, ada enam sinetron kolosal yang pernah begitu populer di kalangan pencinta serial televisi Tanah Air. Apa sajakah itu? Berikut Bintang.com rangkumkan untukmu.
Angling Dharma. Sinetron kolosal produksi Genta Buana Pitaloka ini berhasil tayang selama empat tahun di Indosiar dan meraih penghargaan sebagai Sinetron Laga Terpuji di Festival Film Bandung 2004. Berkisah tentang seorang pendekar bernama Angling Dharma yang memiliki kelebihan dapat mengerti bahasa binatang. Suatu hari, ia dapat memecahkan rahasia dari tiga putri cantik yang kemudian membuatnya dikutuk menjadi seekor belibis putih.
Si Buta dari Gua Hantu mengisahkan tentang Barda Mandrawata (Hadi Leo) yang harus kehilangan penglihatannya karena membalaskan dendamnya kepada pembunuh sang ayah. Ia kemudian mengasingkan diri ke gua angker dan ditemani oleh monyet kesayangannya, Kliwon. Meski berpenampilan sedikit menakutkan, namun Si Buta memiliki hati yang mulia. Ia selalu menumpas kejahatan serta membantu orang-orang yang lemah dan tertindas.
Wiro Sableng merupakan salah satu sinetron paling nge-hits para era 90-an. Pendekar kapak 212 ini diperankan oleh Ken Ken. Diangkat dari novel karya Bastian Tito, Wiro Sableng mengisahkan tentang Wira Saksana yang sejak bayi sudah 'lengket' dengan dunia persilatan Sinto Gendeng. Selain kapak, Wiro juga punya rajah 212 di dadanya. Kesaktian diperoleh Wiro berkat petualangan silatnya selama bertahun-tahun.
Misteri Gunung Merapi berhasil tayang hingga lima tahun atau tiga musim lamanya di Indosiar. Karakter Mak Lampir yang diperan Farida Pasha pun menjadi sangat ikonik hingga sekarang karena suara tertawanya yang serak dan sedikit menakutkan. Ceritanya tentang Mak Lampir yang ingin membalaskan dendamnya kepada keturunan Kyai Ageng Prayogo. Sinetron ini berhasil melahirkan bintang-bintang baru seperti Rizal Djibran, Wulan Guritno dan Monica Oemardi.
Seperti Misteri Gunung Merapi, Tutur Tinular pun berasal dari sandiwara radio. Sinetron ini berhasil tayang selama dua musim di televisi. Musim pertama menceritakan tentang kehidupan awal Arya Kamandanu sampai peresmian Sanggrama Wijaya sebagai raja Kerajaan Majapahit. Sementara bagian kedua berkisah tentang pemberontakan Ranggalawe sampai pemberontakan Ra Kuti.
Jaka Tingkir merupakan pendiri sekaligus raja pertama dari Kerajaaan Panjang. Ia memerintah sekitar tahun 1549-1582 dengan nama Hadiwijaya. Sejak belia, Jaka atau Joko Tingkir sudah memiliki kesaktian. Beranjak remaja, ia kerap bertapa yang membuatnya semakin sakti. Ia terkenal dapat mengalahkan buaya dan membuat hewan reptil itu tunduk atas semua perintahnya.