Elaine Hartanto Ungkap Alasan 'Lulus' dari JKT48

Nizar Zulmi diperbarui 14 Mar 2016, 14:07 WIB

Fimela.com, Jakarta Belum lama Haruka Nakagawa umumkan mundur, alias 'graduate' dari JKT48, kali ini datang giliran Elaine dan Sofia. Mereka berdua mengumumkan 'kelulusan' mereka di hari yang sama, 12 Maret 2016.

Kiprah Elaine di JKT48 sebenernya cukup bersinar. Menjadi trainee hingga dipromosikan sebagai member tim J, perjuangan dan kerja kerasnya tentu tak bisa dipandang sebelah mata.

Namun Elaine punya alasan tersendiri untuk meninggalkan rekan-rekannya di JKT48. Lewat website official JKT48, penyuka klub sepakbola Juventus ini membeberkan penyebab ia hengkang dari idol group ternama itu.

"Manusia didalam hidupnya pasti harus memilih dan ketika sesorang dihadapkan pada pilihan A atau B, mereka tidak dapat memilih keduanya. Saat seseorang memilih A, ia akan kehilangan kesempatannya untuk memilih B, begitu sebaliknya," tulis Elaine.

Mundur dari JKT48 merupakan keputusan berat bagi Elaine. Meski masih banyak hal yang ingin ia capai di JKT48, ia menyadari ada hal-hal lain yang perlu ia pertimbangkan.

"Namun, semua hal tidak bisa berjalan selalu sesuai keinginan kita, bukan? Di usia tertentu, di situasi tertentu, dan aku rasa saatnya telah tiba ketika keadaan yang memaksaku untuk memilih," lanjut Elaine. 

Berikut petikan selengkapnya pernyataan Elaine yang memilih 'lulus' dari JKT48.

 

Halo..
Mungkin kemarin jadi hari yang agak kurang mengenakkan ya?
Iya, aku memutuskan untuk lulus dari JKT48..
Aku tau banyak dari kalian yang support aku dengan tulus, dan pasti ada juga yang mempertanyakan kenapa aku lulus dari JKT48..
Mari kita mulai..
Hidup.. Setiap hari kita dihadapkan pada pilihan. Sadar atau ngga hal-hal kecil seperti mau makan apa? Atau mau pergi kemana? Itu
semua merupakan pilihan.
Manusia.. Manusia terikat ruang dan waktu, manusia tidak bisa ada di 2 tempat sekaligus.
Manusia didalam hidupnya pasti harus memilih dan ketika sesorang dihadapkan pada pilihan A atau B, mereka tidak dapat memilih
keduanya. Saat seseorang memilih A, ia akan kehilangan kesempatannya untuk memilih B, begitu sebaliknya.
 
Ternyata teori Opportunity Cost berlaku juga ya di kehidupan? Kemarin saat aku memikiran hal ini, aku sadar.
Ketika dihadapkan pada pilihan2, kita harus memilih salah satunya.
 
Teori ini juga menyadarkanku ketika kita menghadapi sesuatu, reaksi yang kita keluarkan juga merupakan pilihan. Contoh, ketika kita
memilih untuk marah, kita kehilangan kesempatan untuk bahagia, dan sebagainya.
 
JKT48 merupakan tempat aku belajar. Kuliah juga tempatku belajar. Hal yang dipelajari tentu berbeda.
Aku merasa beruntung ketika aku memilih untuk masuk JKT48 dan bisa didukung kalian.
Aku juga merasa sangat beruntung ketika aku masih bisa berkuliah yang semua berkat kerja keras orang tuaku.
 
Ketika semua berjalan beriringan, semua terasa mudah. Aku dapat membagi waktuku meski tetap ada yang dikorbankan yaitu kehidupan
di luar sana, kesempatan untuk bermain, waktu bersama keluarga, dan kesempatan2 lainnya, dan aku tidak menyesalinya.
 
Namun, semua hal tidak bisa berjalan selalu sesuai keinginan kita, bukan? Di usia tertentu, di situasi tertentu, dan aku rasa saatnya
telah tiba ketika keadaan yang memaksaku untuk memilih.
 
Impian itu selalu muncul. Ketika kita telah mencapainya, akan ada impian baru lagi. Bisa dikatakan impianku di JKT48 sudah hampir
semua terpenuhi, dan aku sangat bersyukur di waktu 2 tahun ini kalian sudah membantu aku untuk meraihnya.
Sekarang, aku harus mencapai impianku di tempat lain yaitu aku ingin jadi anak yang membanggakan orang tuaku.
Gimana caranya? Pertama harus cari tau dulu kan gimana orang tua kita bangga sama kita? Untuk orang tuaku, mereka bangga ketika
aku bisa lulus kuliah dengan nilai yang baik, dan punya usaha sendiri. Untuk itu aku harus kuliah dengan serius, dan mulai
mempersiapkan usahaku bukan?
 
Semua tidak mudah. Bukan aku menganggap JKT48 tidak penting, tetapi kembali lagi, harus ada yang dikorbankan.
 
Nah, sekarang aku sudah mengungkapkan apa yang aku rasa perlu kalian ketahui.
Jadi apa pilihan kalian? Menikmati sisa waktu selagi kita bersama atau ingin membuang waktu yang ada dengan bersedih?
Aku sih rekomendasikan mari kita menikmati sisa waktunya :) 
Kwek kwek kwek kwek

- Elaine Hartanto -
What's On Fimela