Fimela.com, Jakarta Setelah menginspirasi peserta The Women Leader Forum 2016 di Singapura, Susi Pudjiastuti kini memberi inspirasi baru. Pasalnya wanita berusia 51 tahun ini memberikan kuliah tentang pembangunan perikanan Indonesia di Harvard Kennedy School, Cambridge, Amerika Serikat di hari Senin waktu setempat.
Dilansir dari media nasional, Menteri Susi menjelaskan bahwa sebagai negara maritim yang tiga jalurnya digunakan untuk lalu lintas dunia dan punya pantai terpanjang ke dua di dunia, Indonesia bernasib miris karena tak mendapat manfaat apa pun di bidang kelautan. Pendapatan negara dari industri maritim ini pun hanya Rp. 227 miliar pada tahun 2013.
Baca Juga
Nasib ironis Indonesia tersebut tentunya akibat pembiaran penangkapan liar ikan di laut. Sudah lebih dari 10.000 kapal milik perusahaan negara Tiongkok, Vietnam, Thailand, Filipina dan Malaysia yang menangkap ikan secara ilegal di laut Indonesia.
Wakil Presiden Bank Dunia, Sri Mulyani mengatakan bahwa setiap tahun minimal ikan yang ditangkap secara tidak sah di laut Indonesia bernilai USD 20 miliar. Berdasarkan hal tersebut, Indonesia pun akan melakukan hukum secara tegas. Ia menyampaikan pada duta besar negara sahabat kalau akan menindak kapal yang lakukan penangkapan liar.
"Saya mengatakan kepada para dubes agar mengingatkan para pengusaha di negaranya untuk segera membawa keluar kapal-kapal yang beroperasi secara ilegal di Indonesia. Kalau mereka masih melakukan itu, maka aparat keamanan Indonesia akan menangkapnya dan kemudian menenggelamkannya," tegas Susi pada salah satu media nasional.
Bukan hanya mengumbar omongan, beberapa kapal asing yang tak berizin pun sudah pernah ditenggelamkan. Aksi tegasnya pun telah berhasil 'mengusir' puluhan ribu kapal ilegal dari wilayah Ibu Pertiwi. Dampak pada pendapatan nelayan pun sangat kentara. Indeks hidup nelayan yang semula 102,7 tumbuh menjadi 107,37.
Dikutip dari salah satu media nasional, Menteri Susi mengatakan, "Pertumbuhan sektor perikanan pada 2015 bisa lebih dari delapan persen, sementara negara-negara yang selama ini menikmati ikan dari perairan Indonesia mengalami pertumbuhan negatif,".
Gustav Papanek selaku ahli ekonomi dari Universitas Harvard bertanya mengenai sejauh mana perikanan dapat menyerap tenaga kerja Indonesia. Papanek melihat, potensi perikanan seharusnya bisa menggantikan pertanian sebagai pembuka lapangan kerja.
Menteri Susi pun mengatakan bukan mustahil orang akan tertarik dengan dunia perikanan. Jumlah pembukaan lapangan kerja hingga satu juta orang bukanlah hal yang mustahil. Ditambah, pemerintah sudah menghapuskan industri pengolahan produk perikanan dari daftar negatif dalam investasi.