Bintang 3 Generasi, Iwa K Rindukan Atmosfer Tahun 90-an

Dreses Putranama diperbarui 07 Mar 2016, 08:07 WIB

Fimela.com, Jakarta Tahun 90-an menjadi era emas musisi rap tanah air Iwa K dalam berkarya. Di masa itu pria bernama asli Iwa Kusuma ini menjadi salah satu penyanyi rap yang paling menonjol. Bahkan bisa dibilang Iwa K seperti melenggang tanpa pesaing berarti dalam membawakan musik hip-hop yang selama ini sangat lekat dengan pria kelahiran Bandung, 25 Oktober 1970 ini.

***

Siapa yang tak kenal dengan musisi rap ternama tanah air Iwa K? Pelantun tembang 'Bebas' ini menjadi salah satu penyanyi yang paling diperhitungkan di jagat hiburan Indonesia. Tak terhitung jumlah karya yang sudah dihasilkan oleh penyanyi berkepala plontos ini.

Berbicara soal pilihannya terhadap musik rap, dirinya mengatakan bahwa musik rap sangat cocok dengan pola pikirnya selama ini. Musik rap yang sangat bebas membuat Iwa K bebas untuk mengangkat tema lagu sesuai dengan keinginannya. Dari kebebasan itulah dirinya bisa dengan leluasa menulis lagu yang sesuai dengan kehendak hatinya.

Selama mengalami puncak jaya di tahun 90-an, pria  berzodiak Scorpio ini sangat suk dengan atmosfer di tahun 90-an. Menurutnya pada masa itu para penikmat musik sangat dimanjakan dengan adanya berbagai genre yang hidup. Menurutnya di masa tersebut berbagai genre musik bisa berdampingan tanpa harus menenggelamkan satu sama lain.

"Tahun 90-an itu ada 1 atmosfer yang gue suka dimana semua genre itu hidup. Jadi atmosfer waktu itu sangat memanjakan semua penikmat musik. Disetiap pagelaran itu ada berbagai genre. Jadi ketika kita dateng ke gigs gak cuma 1 genre aja jenisnya, macem-macem." ujar Iwa K.

Sebagai seorang musisi sejati Iwa K tak pernah memusingkan strategi apa yang dilakukan untuk bertahan dalam ketatnya persaingan di industri musik. Menurutnya, sebagai seorang pelaku, seorang musisi hanya harus fokus dengan musik yang disukainya.   Kenyamanan seorang musisi dalam melakukan sesuatu menjadi kunci utama Iwa K bisa bertahan di dunia musik.

Di zaman serba digital sekarang ini sang penyanyi juga merasakan bagaimana perbedaan besar industri musik jaman dulu hingga sekarang. Perubahan teknologi rekaman dari analog ke digital juga membuat semuanya menjadi berubah. Meski begitu, menurut pemilik nama Iwa Kusuma ini teknologi digital masih belum bisa menyamai rekaman dengan pita suara yang mehasilkan suara yang lebih bagus. Namun sang penyanyi mengakui bahwa teknolgi saat ini sudah berkembang pesat dang memiliki kualitas yang sangat bagus.

Selain menceritakan tentang musik rap dan atmosfer tahun 90-an, Iwa K juga bercerita bagaimana media membantu karir bermusiknya. Selain itu sang rapper juga memiliki harapan besar untuk perkembangan musik rap di Indonesia. Berikut petikan wawancara Dreses Putranama, fotografer Andy Masela dan videografer Hasan Mukti Iskandar saat pemotretan 18 artis dalam rangka ulang tahun Bintang.com di SCTV Tower, Kamis (18/2).

2 dari 3 halaman

Pola berpikir jadi alasan Iwa K pilih musik hip-hop

Atmosfer tahun 90-an yang memanjakan penikmat musik membuat Iwa K merindukan masa lalu. (Photo by Andy Masela, Digital Imaging by Muhammad Iqbal Nurfajri, Wardrobe by Antoni Morato, Make Up by Make Up First Jakarta/Bintang.com)

Kecocokan pola berpikir menjadi alasan utama mengapa dirinya memilih musik hip-hop untuk digeluti. Secara pribadi, dengan musik hip-hop Iwa K bisa berekplorasi dengan menulis lirik apapun. Hal itulah yang membuatnya setia dan tak pernah beranjak dari musik yang membesarkan namanya di tahun 90-an.

Mengapa memilih musik hip-hop?

Selera sih, kalo ditanya mungkin kayak kenapa gue suka gado-gado. jadi bingung. Ya mungkin gaya hip-hop itu cocok dengan pola berpikir gue, angle gue melihat sesuatu, terutama dalam hal pembuatan lirik di musik hip-hop itu kayaknya angelnya bisa gue ngerasanya secara pribadi bisa dari mana aja untuk tema lagunya.

Awal mula masuk musik rap?

Tahun 84 ada tren di Indonesia namanya breakdance waktu gue SMP. Dan gue seneng banget sama break dance. Sampai akhirnya di satu titik gue tertarik justru sama musik yang mengiringi Break dance, dan biasanya pake rap. Disitu gue mulai jiplak jiplak lirik lagu rap pas SMP. Pas SMS gue coba bikin band tapi sudah bawain rap tahun 87. Dan sampai sekarang kejebak di musik rap.

Bagaimana perkembangan musik rap di Indonesia menurut Iwa K?

Musik rap sih kalo secara pelakunya semakin beragam, secara produk juga beragam. Semoga saja akan terbawa masuk ke industri. Selama ini kan beragam banget, tapi sifatnya underground dan indie.

Apa sudah sesuai dengan ekspektasi yang diharapkan?

Malahan melebihi ekspektasi yang gue harapkan. Karena dulu kan sempat ada yang bilang kalo rap itu musik musiman, tapi buktinya sekarang masih ada. Bersyukur banget lah.

Apa strategi Iwa K untuk mempertahankan eksistensi dengan musisi lain yang bermunculan?

Dibilang strategi sih mungkin nggak. Gue kan cuma seorang pelaku aja. Gue pelaku yang emang gue melakukan apa yang gue suka. Kalo tentang strategi gue hanya melakukan apa yang gue suka aja dari dulu. Kalo latihan ya latihan, misalnya cari refenrensi ya cari referensi. Nggak berhenti buat belajar. Karena tiap jaman kan punya cara yang beda kan. Ya itu aja, niatnya memang bukan untuk mempertahankan, emang gue enjoy aja sama apa yang gue lakukan.

Biasanya musik hip-hop mengangkat tema sehari-hari atau kehidupan sosial, kalau Iwa K sendiri bagaimana mendapatkan inspirasi menulis lagu?

Mungkin ada juga yang menggambarkan sketsa sosial ke dalam lirik, tema cinta juga ada. Makanya gue bilang rap ini macem-macem benget. Jadi gue bisa nulis apa aja di situ.

Apakah Iwa K lebih mengedepankan passion, idealisme, atau pasar dalam bermusik?

Titik idealis adalah ketika passion dan pasar ketemu. Buat gue ketika bikin sesuatu yang elo suka tapi pasar nggak menerima menurut gue itu egois. Cuman yang didebat disini adalah pasar yang mana. Karena pasar nggak sekedar pasar yang kita lihat sekarang. Karena menurut gue banyak sekali sebenernya pasar yang suka. Itu buat gue adalah pasar juga.

Siapa yang menjadi influence musik-musik Iwa K?

Banyak, kalo dari rap mungkin gue suka Public Enemy, Chuck D, Snoop Dogg, Dr. Dre, banyak banget sebenarnya. Gue ketika proses pembuatan musik justru gue nggak mendengarkan musik rap, justru gue mendengarkan musik yang lain. Karena buat gue spiritnya hip-hop itu menggabungkan berbagai elemen musik menjadi satu karya.

3 dari 3 halaman

Peran media dalam perjalanan karir Iwa K

Atmosfer tahun 90-an yang memanjakan penikmat musik membuat Iwa K merindukan masa lalu. (Photo by Andy Masela, Digital Imaging by Muhammad Iqbal Nurfajri, Wardrobe by Antoni Morato, Make Up by Make Up First Jakarta/Bintang.com)

Selama berkarir di industri musik, pelantun tembang 'Bebas' ini sangat terbantu dengan adanya Media. Menurutnya hubungan seorang musisi dan media saling menguntungkan satu sama lain. Selain itu Iwa K juga berharap agar musik hip-hop tetap bisa mendapatkan tempat di hati para penggemarnya.

Apa yang dirindukan dari musik-musik 90-an?

90-an itu ada 1 atmosfer yang gue suka dimana semua genre itu hidup. Jadi kayaknya atmosfer waktu itu buat musik sangat memanjakan semua penikmat musik. Semuanya ada. Dan disetiap pagelaran itu ada semua. Kalo misal ada gigs berbagai genre itu ada. Jadi ketika kita dateng ke gigs gak cuma 1 genre aja jenisnya, macem-macem. bahkan yang musik rock, walaupun sama-sama musik rock tapi tiap band itu beda. ciri khasnya kental banget. yang RnB juga tiap pelakunya beda dan bawainnya dengan cara yang berbeda. berwarna banget.

Kalo menurut Iwa K, lebih suka musik 90-an atau sekarang?

Mungkin karena memang gue adalah orang yang besar di tahun 90-an, artinya emang lebih seneng main, lebih dengerin musik yang lebih wah. Gue ngerasa di tahun 90-an itu suasana bermusiknya, atmosfernya kayaknya memanjakan penikmat musik. Karena disitu semua genre, apalagi kalo kita dateng di suatu gigs itu semua genre ada. Keberagaman dan warna-warninya genre di tahun 90-an bener-bener signature banget.

Bagaimana tips dan trik dari Iwa K menghadapi industri musik dan beradaptasi dari dulu yang masih kaset atau CD hingga kini ke digital?

Kalo gue sebagai pelaku gue nggak terlalu mikirin strategi. Yang gue tahu adalah melakukan apa yang gue suka. Lebih adaftatif aja, kalo gitu gue lebih ke pembuatan atau produksinya. Ya mungkin sound, tema atau gaya bertutur karya gue harus lebih disesuaikan. Tapi memang kalau ada perubahan besar ya memang ada perbedaan secara sound. Dulu memang kalo masih pake pita soundnya tebel banget. Walaupun sekarang digital juga sudah lebih baik. Gue nggak terlalu ambil pusing tentang strategi. Menurut gue nggak ada yang namanya musik lama dan musik baru, adanya adalah musik enak dan nggak enak, dan itu subyektif banget. Jadi yang gue coba lakukan adalah membuat musik yang menurut gue enak sebelum menularkan ke orang lain.

Bagaimana Iwa K belajar dari musisi musisi terdahulu?

Aku punya kebiasaan kalo dengerin satu musik pasti gue cari akarnya. Sampai akhirnya dari musik rap jadi suka musik blues misalnya. Akhirnya gue coba untuk mencari spirit dan soul dari lagu di musisi sebelumnya. Nggak ada alasan buat pemusik mencari sesuatu tanpa mencari akarnya. Kalo nggak, pasti rugi banget. Gara-gara dulu Anthony Kiedis bilang kalo 'rap is blues of nineties' gue akhirnya penasaran musik blues itu seperti apa. Dan akhirnya gue mulai dengerin musik blues. Gue dengerin musik genre apa aja.

Apa yang Iwa K rasakan bisa bertemu musisi beda generasi di ulang tahun Bintang.com?

Seneng juga ya, buet gue ini hal yang menunjukkan kalo selama ini karya gue diapresiasi. Bisa ikut nimbrung karena apresiasi. Buat gue emang menyenangkan bisa ada disini. Thank You untuk apresiasinya.

Bagaimana media membantu karir bermusik Iwa K?

Kita sahabat, kita partner. Media sendiri mungkin sebenarnya punya misi untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat. Pengetahuan itu bisa macem-macem kayak teknologi, ada yang seni, ada juga budaya. Gue dan media bener-bener partnership yang bener-bener sejajar. Gue ada keinginan untuk menyiarkan karya gue biar orang bisa menikmati dan media sendiiri kan tugasnya memang menyiarkan. Dan emang gue rasa simbiosisnya ada di situ.

Bagaimana perbedaan dari pengaruh media di tahun 90-an dan sekarang?

Relatif, tiap jaman ada keuntungannya masing-masing. Kalo dulu mungkin pilihannya cuma dikit, tapi disisi lain karena pilihannya sedikit yang berkarya pun jadi lebih terpacu. Sekarang makin banyak dan orang makin mudah mengunggah karya. Tapi akhirnya yang awalnya nggak tahu dia siapa akhirnya bisa terkenal juga, tapi bisa juga turun. Jadi makin mudah untuk orang datang dan pergi. Kalo dulu karena effortnya mencapai satu titik itu sulit, maka untuk mempertahankannya juga sulit. Kalo gue bilang tiap zaman ada kemudahan dan kesulitannya masing-masing. Artinya memang dulu butuh konsistensi yang effort lebih agar media melihat kita. Kalo sekarang mungkin yang kita butuhkan agar orang melihat kita adalah followers. Itu kan kemudahan. Tapi meskipun mudah ada juga yang konsisten. Gue nggak bisa menyamaratakan. Tapi karena kemudahan ini cenderung banyak yang datang dan pergi. kalo dulu karena susah jadi agak lebih mempertahankan. Meskipun nggak semuanya.

Manfaat penggunaan media sosial untuk promosi musik?

Kemudahan itu banyak banget sekarang. Gue sangat menggunakan media sosial. Gue memang kalo pake media sosial selalu pelan-pelan.

Apa obsesi besar Iwa K selama ini?

Gue pengen show tunggal lagi aja. soalnya sudah lama gue nggak melakukan itu.

Harapan Iwa K buat musik Indonesia terutama musik rap?

Gue ngga terlalu muluk ya. Kalo kita mengandaikan musik Indonesia adalah sepiring Ketoprak, musik pop itu lontongnya, terus ada bihunnya. Kalo menurut gue hip-hop itu cukup bawang putihnya aja, nggak usah banyak, dikit aja, tapi berasa banget.

Itulalah tadi petikan wawancara tim Bintang.com berapa Iwa K ketika dirinya melakukan pemotretan untuk ulang tahun Bintang.com pada Kamis (18/2) siang di gedung SCTV Tower. Jangan lupa nantikan juga artikel ekslusif selebriti ternama tanah air lainnya hanya di Bintang.com.