Fimela.com, Jakarta Kalijodo 'manut', kawasan prostitusi tertua di Ibu Kota itu dibongkar pada Senin (29/2). Deretan kafe di sepanjang jalan kini sudah 'bertransformasi' menjadi puing-puing dengan moncong eskavator yang satu-dua kali terlihat. Sebagaimana di muat Liputan6.com, pembongkaran tersebut berlangsung sejak pukul 7.30 WIB.
Baca Juga
Lebih lanjut, Liputan6.com melaporkan, alat berat yang hendak meratakan bangunan di wilayah Kelurahan Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara tersebut telah dikawal petugas, mulai dari TNI, polisi, hingga Satpol PP, sejak Jalan Kepanduan II. Di antara dentuman penanda usainya Kalijodo, sejumlah warga menggelar aksi unik demi menolak pembongkaran area yang namanya kembali mencuat setelah tragedi 'fortuner maut' tersebut.
Menggantung 'pocong'. Bertempat di kediaman salah seorang tokoh Kalijodo, Leonard Eko Wahyu Widiatmoko, warga yang sebagian besar ibu-ibu itu berkumpul ketika pembongkaran mulai berlangsung di bawah guyuran hujan lebat. Liputan6.com mewartakan, di lokasi yang sama juga terdapat replika mayat terbungkus kain kafan menyerupai pocong dalam keadaan tergantung.
Kotak amal 'korban Ahok'. 'Pocong' tergantung bukanlah aksi tunggal yang diperlihatkan warga. Masih bertempat di rumah di gang pertama jalan Kepanduan II dari arah Jalan Pangeran Tubagus Angke kepemilikan Leonard Eko Wahyu Widiatmoko, kotak amal 'korban Ahok' pun terlihat.
"Kita akan tetap di sini, lebih baik di sini, rumah sendiri, ini baru dibangun sebulan yang lalu," ujar Leo, sebagaimana dilansir Liputan6.com. Meski 4 eskavantor dan buldozer sudah bergerak meratakan Kalijodo, sejumlah warga masih mengaku enggan digusur.