Bintang 3 Generasi, Luna Maya Curhat Suka Duka di Dunia Hiburan

Riswinanti diperbarui 15 Mar 2016, 08:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Tidak mudah menjalani hidup sebagai seorang Luna Maya. Sejak pertama kali menginjakkan kaki di dunia hiburan, berbagai tempaan telah dia lalui. Teman datang dan pergi, cobaan datang silih berganti, namun wanita kelahiran Denpasar, 26 Agustus 1983 ini tetap berdiri kokoh sebagai seorang bintang.

***

Diakui atau tidak, Luna Maya adalah cerminan wanita yang sangat tangguh. Berbagai suka duka yang dialami ternyata tak menyurutkan semangatnya untuk eksis di dunia hiburan. Ibarat padi yang semakin tua semakin merunduk, berbagai perkembangan signifikan pun berhasil dicapai oleh Luna Maya.

Perjalanan penuh perjuangan itu pun diungkapkan Luna Maya saat wawancara secara eksklusif dengan Bintang.com. Pada reporter Riswinanti Permatasari, Basyir Latifan, dan Nurwahyunan, bintang 30 Hari Mencari Cinta ini membeberkan bagaimana proses yang telah dia lalui hingga jadi seperti sekarang.

Walau jalan yang dia lalui sangat panjang, nyatanya Luna Maya tak pernah berhenti berproses. Dengan sikap rendah hati, dia mengakui bahwa masih banyak hal yang harus dia pelajari untuk menjadi sosok bintang sesungguhnya. Dia pun sempat mengungkapkan kata-kata yang sangat mengena.

"Kita senang yang namanya basa-basi, itu saya masih belajar. That’s my weakness, kekurangan saya. Jadi ya sama-sama belajar, yang lain juga. That’s life. Ga usah terlalu serius, namanya hidup, ada yang begini-begini," ungkapnya dengan gaya cuek.

Selain itu, Luna Maya juga sempat mengungkapkan berbagai unek-uneknya tentang media massa saat ini. Meski demikian, apa yang kini dia saksikan justru menjadi pemicu untuk semakin maju. Bagaimana lengkapnya penjelasan tentang perjalanan dan pemikiran Luna Maya? Simak petikan wawancara berikut ini!

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Perjalanan Luna Maya

Kalaupun sekarang dianggap sukses, itu adalah buah dari berbagai perjuangan, darah, bahkan air mata Luna Maya.(Fotografer: Nurwahyunan, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri, Wardrobe: Lotuz, Make-up: Make Up First, Bintang.com)

Banyak hal yang dipertaruhkan Luna Maya untuk bisa sampai pada titik seperti sekarang. Kalaupun sekarang dia dianggap sukses, itu adalah buah dari berbagai perjuangan, darah, bahkan air mata.

Kesibukan?

Sehari-harinya bangun tidur, olahraga, kerja, pulang, makan, tidur begitu juga. Ga ada yang baru, kerja aja, paling ke kantor, Luna Habit, sama website, ga usah disebutin lah apa. Apa lagi ya, paling meeting-meeting untuk other option, bisnis juga. Mau ada film baru juga tapi masih dirahasiakan.

Kisah perjalanan Luna?

Secara garis besar, sukanya banyak. Dukanya juga banyak banget, dari tahun 1999 sampai tahun 2016, sudah 17 tahun. Ups and downs, saya baru mengerti. Kadang-kadang saya orang yang prematur belajar tentang industri. Jadi pada saat banyak kejadian, banyak yang dilalui dan baru ngerti. ‘Oh kerjanya begini’.

Apa Luna merasa dikhianati?

Jadi pada saat dulu belum mengerti masih naif. Jadi masih benar-benar polos. Sekarang baru ngerti, ‘Oh semua itu cuma bisnis’. Fulus, jadi baru ngerti, baru bisa menyikapi, berpikir lebih profesional. Kalau dulu lebih perasa ya, ‘Kok gue diginiin, harusnya kan begitu, begini.’ Sebenarnya dalam dunia orang dewasa, mau berbisnis, mau jadi artis, mau jadi apa, ya when it comes to bussiness ya bussiness, no hard feeling. Akhirnya semakin ke sini semakin ngerti. Jadi that’s a good thing.

Setelah semua ini, apa yang Luna rasakan?

Satu hal yang saya pelajari sampai detik ini. Sebagai public figure, kita punya fans atau penggemar. Fans selalu mengharapkan kita menjadi orang seperti yang mereka mau. Media juga demikian. Kadang mereka lupa, kadang yang menyorot itu lupa bahwa kita juga manusia, kita bukan produk. Sekalipun dianggap produk, tapi kita bukan benda mati.

Lalu, bagaimana Luna menyikapinya?

Jadi di situ aku belajar. Sampai detik ini aku juga masih kayak ga bisa menjadi yang orang mau. Makanya orang tahunya Luna itu cuek, Luna orangnya begini-begini. Karena saya ga mau jadi orang lian. Saya ga mau mengorbankan diri cuma untuk nyenengin orang agar tetap banyak fans, tetap disukai orang. Saya ga mau karena semua itu saya harus berpura-pura. 

Kesimpulannya?

Kalau saya baik saya memang tulus baik. Kalau ga suka saya memang ga suka, dan pasti ada sebabnya. Karena saya orangnya straight forward, begini aja. Hal seperti ini yang ga ada di industri kita. Karena kita senang yang namanya basa-basi, itu saya masih belajar. That’s my weakness, kekurangan saya. Jadi ya sama-sama belajar, yang lain juga. That’s life. Ga usah terlalu serius, namanya hidup, ada yang begini-begini. Sama semua.

3 dari 3 halaman

Luna yang Sekarang

Kini, Luna Maya adalah seorang pebisnis dengan kemampuan analisa ala wanita sukses. (Fotografer: Nurwahyunan, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri, Wardrobe: Lotuz, Make-up: Make Up First, Bintang.com)

Kini Luna Maya bukan lagi seorang artis yang hanya menunggu tawaran kerja. Kini, dia adalah seorang pebisnis dengan kemampuan analisa dan mindset seorang wanita sukses.

Sekarang, seberapa hectic kehidupan Luna Maya?

Enggak juga, gini-gini aja. Dibagi aja, kan ada calendar di telepon genggam, ada jadwalnya. Tinggal masuk-masukin aja jadwalnya. Tiap hari lihat jadwalnya. 

Bingung memilah pekerjaan?

Ya bingung sih, kadang kalau seminggu fokusnya cuma di website, di Luna Habit, kadang sibuk syuting. Jadi ya tergantung kebutuhan yang paling dibutuhkan aja. Tapi so far, aman terkendali. Tapi memang banyak sih kadang on screen yang dikorbankan. 

Project ke depannya?

Belum tahu. Cuma ada beberapa project yang sedang dibidik, ya lagi tahap negosiasi, tahap lawyer ke lawyer, mudah-mudahan kalau negosiasi berjalan lancar, ya udah. Tapi belum tahu juga, karena belum final. 

Pengalaman bisnis dari mana?

Banyak lah, pengalaman saya, pengalaman orang, dalam bisnis kan ga cuma belajar one sided, tapi kita, we have to like, berinteraksi dengan banyak orang, mendengar masukan orang dan menjadi sebagai pembaca yang melihat konten itu sukanya apa sih. Jadi kita selalu bisa memberikan yang terbaik kalau kita memposisikan diri kita as customer

Bagaimana dengan media massa?

Sekarang memang eranya udah digital ya. Cetak kayaknya peminatnya udah berkurang, jadi aku pikir dengan era digital ini semakin memudahkan orang untuk mendapatkan informasi. Cuma informasinya yang dipilih itu kita juga harus pintar-pintar memberikan informasi apa. Karena ya eranya digital, eranya smartphone, artinya orangnya juga semakin pintar. 

Pendapat Luna sendiri?

Jadi membaca suatu artikel atau melihat tayangan pastinya juga banyak pertimbangan apakah info itu baik atau tidak. Jadi kitanya juga harus pintar lagi untuk bermain di era digital ini. Kadang orang terlalu menggampangkan. Sekarang orang lebih suka yang kreatif yang menarik perhatian. Gosip-gosip sensasional itu mungkin masih. Tapi kayaknya orang sekarang lebih seneng sesuatu yang membuat mereka kalau ga tertawa, sedih, atau tercengang. Yah mungkin one of them juga gosip sih. 

Tentang ulang tahun Bintang.com?

I’m so happy, thank you banget buat Bintang.com, jadi dipilih salah satu untuk bergabung dengan artis lain dan rame-rame foto. Gila sih. Seru bisa ketemu dengan generasi yang seru. Mereka bener-bener bintang, dan itu hebat.

Luna Maya jelas layak menjadi sosok yang patut dijadikan sumber inspirasi. Perjalanan, pemikiran, dan tingkah lakunya membawa sejuta hikmah yang bisa kita petik hikmahnya.