Fimela.com, Jakarta Ketika pernikahan sejenis marak di Indonesia, China memiliki isu pernikahan yang berbeda. Di provinsi Shanxi, China, 'pernikahan hantu' menjadi kasus terhangat saat ini. Hal ini bermula ketika angka pencurian mayat perempuan meningkat. Dilansir dari StraitsTime, lebih dari 36 mayat perempuan hilang dalam waktu tiga tahun terakhir.
Wakil Direktur Departemen Kepolisian Shanxi, Lin Xu mengatakan kepada media tersebut, beberapa pencuri telah dilaporkan sejak Februari dan Maret tahun lalu. Menurut mereka, mayat-mayat tersebut digunakan untuk ritual 'pernikahan hantu.'
Baca Juga
Media yang sama menulis, dalam ritual ini, mereka memperkuat kembali kerangka mayat perempuan menggunakan kawat baja dan mendandaninya dengan pakaian sebelum mereka dikubur bersama seorang bujangan yang baru saja meninggal. Ritual ini seperti menikahkan sang bujangan dengan mayat perempuan.
AsiaOne menulis, ritual ini sudah ada sejak zaman dinasti-dinasti China. Namun, sudah dilarang sejak Republik Rakyat China berdiri, tahun 1949. Menurut cerita rakyat yang masyarakat yakini, kalau mereka gagal menemukan pasangan untuk seorang bujangan yang meninggal, keluarganya akan mendapatkan kesialan.
Masyarakat pedesaan sebenarnya menggunakan replika manusia atau foto untuk mengadakan upacara ini. Namun, Xinhua menulis, masyarakat yang lebih kaya menggunakan mayat sesungguhnya. Para anggota keluarga sang bujangan yang meninggal,tulis China Daily, akan membeli mayat perempuan seharga Rp 50-an juta.
Ritual ini mengundang kenaikan kasus pencurian mayat. Bahkan, mereka bukan saja berani mencuri tapi juga membunuh dan menjual jasadnya untuk ghost marriage. Tahun 2012, tiga orang ditangkap karena telah membunuh seorang perempuan yang sedang hamil. China Daily menulis, mayatnya mereka jual untuk ritual tersebut.