Cerita Polisi Nyamar Demi Bongkar Praktik Biadab Klinik Aborsi

Ardini Maharani diperbarui 26 Feb 2016, 07:14 WIB

Fimela.com, Jakarta Kamu pasti masih merinding mendengar kisah klinik aborsi yang tega banget ngeblender janin untuk meninggalkan jejak. Sedemikian parah praktik klinik aborsi bikin banyak warga dan penegak hukum geram. Namun aksi mereka licin bak belut sehingga tidak mudah dibuktikan. Polisi sampai mengadakan pengintaian bahkan nekat menyamar. 

Kepala Sub Direktorat Sumber Daya Lingkungan-Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Kasubdit Sumdaling Ditreskrim) Komisaris Besar Polisi Adi Vivid mengatakan, dia pernah menyuruh anggotanya untuk menyamar. Mereka mendatangi klinik aborsi di bilangan Cikini, Jakarta Pusat dan mendaftar sebagai pasien. Namun rupanya ini pun tidak mudah. Calon pasien diperhatikan dengan seksama. "Kami pernah ketahuan sebulan lalu. Ketahuannya karena mereka curiga," kata Adi di Polda Metro Jaya, Kamis (26/2/2016), seperti dilansir dari situs berita nasional.

Menurut Pak Adi ada 2 cara menjadi pasien aborsi. Pertama, mendaftar lewat Internet. Kedua, lewat calo. Aksi menyamar pun akhirnya dihentikan. Adi memilih mengintai dari kejauhan selama sebulan bahkan lebih. Cara ini membuahkan hasil. Akhirnya beberapa klinik aborsi biadab dan ilegal bisa dihentikan operasinya. Pak Adi dan jajaran kepolisian pun meyakinkan akan lebih banyak lagi klinik serupa yang dibekukan. Amin, semoga berhasil, pak!