Eksklusif, Musikimia dan Eksperimen Manis di Album 'Intersisi'

Putu Elmira diperbarui 24 Feb 2016, 08:07 WIB

Fimela.com, Jakarta Berawal dari mencari sumber sebagai saluran untuk mengekspresikan diri, musik masih menjadi pemersatu keempat personel grup band Musikimia. Mendengar uniknya nama yang dipilih, ternyata hal tersebut tercetus lewat sebuah akun media sosial, Twitter yang membahas mengenai sejarah dan fakta-fakta musik. Sejak itu, mereka ikut memberi warna baru di industri musik tanah air.

***

Grup band yang digawangi oleh Andi Fadly Arifuddin (vokal), Rindra Risyanto Noor (bass), Stephan Santoso (gitar) dan Surendro Prasetyo (drum) ini secara resmi diproklamasikan bersamaan dengan peringatan kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 2012. Single Apakah Harus Seperti Ini (2013) dan EP Indonesia Adalah... (2013) menjadi karya awal memperkenalkan musik mereka kepada publik.

Tahun 2016 bisa dikatakan sebagai tahun istimewa bagi Musikimia. Pasalnya, setelah memakan waktu beberapa tahun, album perdana Intersisi telah lahir pada 1 Februari lalu. Disebutkan oleh sang drummer Yoyo, album ini bermakna dari berbagai macam perbedaan, mereka dipersatukan oleh musik.

"Dari berbagai macam perbedaan, kita disatukan dengan musik. Jadi, kalau Indonesia ini berbagai ragam budaya, Bhinneka Tunggal Ika, Musikimia ini adalah Bhinneka Tunggal Musik," ungkap Yoyo.

Musikimia menawarkan suguhan yang sangat menarik di album perdana ini. Membuat eksperimen manis dengan bersenyawa bersama 5 co-produser, perpaduan musik dari berbagai aliran dan juga bersama penulis lirik, Iksan Skuter dan Sekar Ayu Asmara mantap menjadikan Intersisi sebagai sebuah album yang komplit tak hanya dari segi musik namun juga lirik.

Selain mengungkapkan proses penggarapan album Intersisi, Musikimia juga menjelaskan hal lain baik dari konsep, persiapan album yang memakan waktu, hingga mengupas beberapa lagu dengan sudut pandang berbeda. Berikut petikan wawancara Putu Elmira, dan fotografer Galih W. Satria saat berkesempatan menemui Musikimia di kantor Sony Music Indonesia di kawasan Jakarta Pusat.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Musikimia dan Album Intersisi

Setelah cukup memakan waktu, Musikimia akhirnya merilis album baru bertajuk 'Intersisi' yang mencakup kolaborasi dan eksperimen yang manis. (Foto by Galih W. Satria/Bintang.com, Digital Imaging by Denti Ebtaviani/Bintang.com)

Sebagai grup band yang dirangkul oleh musik, Musikmia mantap memperkenalkan konsep yang matang dari segi berkarya dan kebersamaan di musik itu sendiri. Menyuguhkan album dengan beragam sudut pandang, seperti apakah Musikimia dan sang album perdana, Intersisi?

Mengapa memilih nama Musikimia?

Fadly: Musikimia itu awalnya dari akun Twitter yang kami dan temen-temen buat sebenarnya isinya tentang sejarah music dan fakta-fakta music dunia dari macam-macam sumber. Waktu itu karena Padi vakum, kita mencari sumber untuk saluran mengekspresikan diri, akhirnya kita ketemu lagi. Yoyo selesai dari pesantren, kita ketemu mau bikin proyek gimana, ngobrol sama Stephan dari tahun yang lalu dan sempat mau bikin proyekan sama-sama. Kita bilang sepertinya ini sudah saatnya kita bikin proyek ini karena saat ketemu pas Stephan mau mencoba hal yang baru lagi. Nggak lama kemudian kita bikin waktu pemilihan nama Musikimia pada saat kita pilih nama, akhirnya dipilih akun Twitter Musikimia karena belum ada yang pakai juga nama band. Kalau search di Google, nggak ada yang lain. Musikimia itu bersenyawa dalam musik. Musical chemistry.

Apakah konsep dari album Intersisi?

Yoyo: Jadi, konsep di dalam album Intersisi itu ada tiga, partisipatif, kolaboratif dan eksperimental. Stephan ada ide, gimana kalau kita mengajak kolaborasi dengan musisi lain dalam hal ini sebagai co-produser di album ini, bukan player. Jadi, mereka membantu ide kreatif untuk aransemen lagi, akhirnya kita pilih ada beberapa banyak nama sampai dikerucuti ada lima musisi yang kita pilih. Ada Eben Burgerkill, Nikita Dompas, Stevie Item, Bondan Prakoso dan Gugun Blues Shelter. Jadi, kenapa kita memilih lima co-produser ini karena pertama kita respek dengan musik yang mereka bawakan dan mereka ini mewakili dari lima genre yang berbeda.

Ada beberapa lagu di album Intersisi dengan sudut pandang berbeda, mengapa memilih hal demikian?

Fadly: Kita terobsesi bikin lagu tribute untuk musik, Dan Bernyanyilah. Sempat kita ngobrol-ngobrol kita sudah berkeluarga, punya anak punya istri dan kita nggak mencoba melawan takdir untuk menjadi sok muda, untuk apa. Jadi, benar-benar kita bicara dari sisi kita untuk musik dengan lagu-lagu lainnya. Pada dasarnya, tema-tema itu yang kita angkat, tema-tema yang tentang kita yang terjadi pada kita.

Rindra: Kalau Taman Sari Indonesia itu, salah satu penghormatan kita untuk musisi-musisi legendaris Indonesia. Taman Sari Indonesia adalah lagu yang belum dirilis karya almarhum Franky Sahilatua.

Apakah sisi menarik dari album Intersisi?

Yoyo: Jadi yang pengen kita tonjolkan adalah persenyawaan antara musisi. Kita terus terang adalah pengalaman pertama buat kita dan pengalaman pertama juga untuk lima co-produser ini, untuk membuat suatu produksi. Di mana mereka yang biasanya main alat musik di sini kita ajak, biasanya kita kalau produksi lagu biasanya kita kerjain sendiri. Dan kadang-kadang lamanya di berantemnya dan adanya co-produser ini mereka bisa menengahi ada beberapa option akhirnya yang memilih mereka. Dan kita harus nurut dan kita sudah commit, sepakat untuk semuanya kita serahkan ke co-produser, keputusan akhirnya. Walaupun di akhirnya, kembali ke kita juga. Jadi itu yang pengen kita tawarkan di sini selain lima co-produser kita juga bersenyawa dengan penulis lirik ada Iksan Skuter dan ada mba Sekar Ayu Asmara itu lagu di Sebebas Alam itu awalnya cuman tulisan puisi. Kemudian dilagukan oleh Fadly dan kita bikin musiknya terus satu lagi yang dibilang Rindra lagu Taman Sari Indonesia, lagu yang ditulis almarhum Franky Sahilatua dan lagu itu belum pernah dirilis. Satu kehormatan kita bisa membawakan lagu itu.

Mengapa single 'Apakah Harus Seperti Ini' tidak disertakan di album Intersisi?

Stephan: Awalnya sempat kepikiran mau masukan ke album ini tapi, kita melihat album ini utuh. Jadi, bener-bener biar eksklusif, album ini bener-bener suatu yang baru lagi. Fadly
Dan kita sekarang bekerjasama dengan co-produser lima orang masing-masing dua lagu, ya kalau ada satu yang nyempil kan jadi konsepnya jadi nanggung.

Apa yang membuat penggarapan album begitu lama?

Yoyo: Yang memakan waktu karena kita mencari konsep itu ya, konsep itu bener-bener kita mikirnya lumayan panjang juga. Sempat naik turun dinamikanya. Kadang kita mikir jalan nggak, dan terbentur dengan kesibukan masing-masing juga. Akhirnya, pas kita ketemu satu konsep tadi selebihnya jalannya mengalir. Praktis kalau dihitung secara teknis, pengerjaan album ini tiga bulan. Jadi, sistem kerjanya sendiri kita menyesuaikan jadwal dulu dan itu memang salah satu kendala di dalam album ini, masalah waktu aja. Karena lima co-produser juga padet kan jadwalnya. Setelah kita tentukan jadwalnya, kita ketemu dengan mereka dan hari pertama itu kita sudah siapkan dua shift, hari pertama kita workshop kemudian kita cari bagan nya ada yang jamming, ada yang sudah di konsep oleh mereka, akhirnya setelah ketemu langsung take drum, take bass semuanya mengalir.

Apakah Intersisi bisa merepresentasikan Musikimia secara utuh?

Fadly: Sangat merepresentasikan kita secara pribadi ataupun band. Maksudnya dari tema lirik yang kita buat. Karena Musikimia itu bersenyawa itu sudah masuk.

Stephan: Memang dari awal Musikimia itu bukan kita sendiri. Tapi kita bekerja sama dengan banyak pihak.

Fadly: Makin banyak kepala yang buat di karya ini makin bagus tapi dibuat dengan cara yang sederhana, simple tapi padat.

3 dari 3 halaman

Perpaduan Musik Apik Hingga Antusias Fans

Setelah cukup memakan waktu, Musikimia akhirnya merilis album baru bertajuk 'Intersisi' yang mencakup kolaborasi dan eksperimen yang manis. (Foto by Galih W. Satria/Bintang.com, Digital Imaging by Denti Ebtaviani/Bintang.com)

Musikimia tak main-main dengan perpaduan yang memberi sentuhan dan warna berbeda di musik mereka. Hal ini tentunya menjadi penawar rindu fans setia yang telah menanti sejak lama untuk album perdana mereka.

Musikimia lebih ke pop rock, namun lagu Sebebas Alam ada reggae, lagu Pesanku itu ada sinden. Mengapa menambahkan sentuhan seperti itu?

Fadly: Kalau di Sebebas Alam itu, co-produser Bondan sudah mikirin, saya dengan Rindra sempat kalau bisa ini kita bikin reggae, karena kalau kita bikin 6/8 itu nggak ada yang baru. Kita bikin 6/8 lagunya balada akan seperti Bob Dylan atau Iwan Fals. Dan temanya memang tentang merdeka lahir batin bahwa kita ini terlahir bebas merdeka. Akhirnya disepakati kalau di Sebebas Alam. Dan sesuai tema lirik dan musiknya dengan Bondan. Keroncongnya spontan jadi kalau terlalu reggae terlalu Jamaika, artinya masukin keroncong juga. Untuk Pesanku, karena lagu Pesanku itu terinspirasi dari lagu itu. Kita pengen bikin lagu lullaby tapi rasanya Indonesia.

Stephan: Lagu untuk meninabobokkan.

Fadly: Biasanya kalau orang Jawa meninabobokkan anaknya dengan doa-doa. Itu sebenernya yang ingin kita interpretasikan di Pesanku.

Untuk lagu Hangus, sedikit agak galau tapi up-beat, mengapa?

Yoyo: Jadi gini, kesedihan itu kan nggak boleh lebay ya. Gimana caranya kita membawakan lagu yang galau tapi kita tetap cheer up. Kita tetap memberikan pesan yang positif bahwa kehidupan harus tetap dijalani.

Stephan: Musiknya juga pengaruh dari co-produsernya, Gugun agak nge-blues, dia pengen ada gambaran seperti gitu. Rock n roll bluesnya dari Gugun.

Bagaimana genre musik favorit dari personel Musikimia, apakah sama?

Fadly: Beda-beda, luar sih kalau menurut saya banget nggak cuma satu. Makanya di dalam eksperimen di dalam album ini, kena kita bilang ada eksperimen karena kita mencoba menantang diri kita untuk banyak genre, menginterpretasikan genre dengan cara kita dank arena kita denger banyak musik, kita pengen musik nggak terlalu dikotak-kotakan. Musik itu adalah musik tentang rasa dan rasa itu yang bagaimana kita menghidupkan rasa itu ke dalam musik, itu poin nya.

Bagaimana tanggapan dari penggemar untuk album Intersisi?

Rindra: Feedback nya ya antusias terbukti gini, kita waktu launching di Hard Rock kaget juga mereka kok sudah hafal. Jadi, ada beberapa lagu yang baru kita bawakan mereka hafal. Malam itu, 200 keping CD habis dan sekarang kewalahan permintaan. Fisik loh ya.

Fadly: Seperti ada kerinduan fisik, menarik juga konsepnya Musikimia bukan hanya di audio tapi juga di visualnya juga desain nya juga mikirin persenyawaan dengan fans juga.

Yoyo: Yang membuat cover desainnya dari Senyawa juga dan kebetulan di backing vocal dari Musikimia juga untuk off-air.

Rindra: Kemudian mereka itu menyimak satu dua lagu, tapi satu album mereka nyimak. Saya lihat di Twitter ada yang setel lagu ini, jadi kayak rata gitu.

Bagaimana perasaan Musikimia setelah merilis album dan apakah fans senang dengan album Intersisi?

Fadly: Seneng banget, kalau saya pribadi di usia 40 ini, masih bisa bikin album kayak begini dan semua yang kita bayangkan dari awal yang kita wacana kan, bisa terwujud di album ini. Itu yang menyenangkan banget. Jadi, berharap lebih banyak orang yang mendengarkan album ini, karena buat saya album ini spesial banget.

Yoyo: Album ini juga tidak terlepas dari peran Sony Music juga yang mau mengakomodir apa yang kita mau. Dan kita, tambah semangat juga dan apalagi kemarin lihat feedback dari temen-temen musisi juga pada suka dengan album ini, itu membuat kita termotivasi. Dan yang jelas album ini buat semangat bermusik saya itu bergairah lagi rasanya.

Apakah harapan ke depan untuk karier bermusik dan album ini sendiri?

Stephan: Ngalir aja sih kalau saya. Harapannya kalau untuk album ini bisa didengar sebanyak-banyak mungkin orang.

Apakah kejutan di tahun ini dari Musikimia?

Stephan: Ya album ini, karena kita bekerja nya memang detail dari A sampai Z seperti yang dibilang Fadly itu, ketika ini selesai, inilah yang ingin kita persembahkan.

Lewat proses pencarian konsep di album Intersisi yang memakan waktu tidak sebentar, Musikimia akhirnya dapat membuktikan keseriusan mereka untuk tetap berkarya di industri musik tanah air. Album perdana ini juga menggambarkan bagaimana perpaduan musik dari berbagai aliran sanggup disuguhkan Musikimia dengan kemasan dan sentuhan yang sangat menarik.