Fimela.com, Jakarta Memang tak semua, namun masih ada pelancong yang menerapkan 'teori' lama soal traveling. Bagi mereka, bepergian bukan hanya tentang menjamah suatu destinasi, namun juga menikmati setiap jengkal perjalanan. Karenanya, beberapa pelancong malah ada yang sengaja mencicip beragam 'cara traveling', termasuk mungkin menjajal jalur-jalur kereta paling ekstrem di Bumi menurut Bintang.com berikut.
Myanmar Railways. Negara yang dulu bernama Burma ini masih mengenakan jalur kereta api abad ke-19 buatan Inggris. Bukan perihal baru kalau kereta api merupakan cara berpindah paling mudah di negeri yang terkenal akan sederet kuil Buddha cantik ini. Jauh dari deskripsi perjalanan biasa. Bak roller coaster, jalur kereta api di dekat kota Mawlamyine kabarnya bisa membuat penumpang melompat hingga dua kaki dari kursi.
Alaska Railroad. Jadi 'pelayan' bagi garis kehidupan di beberapa wilayah terisolasi, kereta api di perbatasan akhir Alaska ini beroperasi di berbagai kondisi cuaca. 'Membelah savana salju', jangan tanyakan lagi soal apitan panorama di sepanjang jalurnya. Menegangkan, karena kereta api tetap beroperasi di badai salju paling ekstrem sekali pun.
Baca Juga
Ferrobus, Bolivia. Bus yang dimodifikasi ini akhirnya 'berlari' di jalur kereta. 'Memanjat' di sudut elevasi tak kurang dari 13.000 kaki, diikuti dengan jalur roller coaster sepanjang 160 kilometer, pengalaman mencicip jalur kereta ini dikatakan tak ada duanya. Juga, pelancong berkesempatan membaur sempurna dengan setiap penumpang dan ayam mereka, serta petikan gitar yang menggema di gerbong-gerbong tua.
The Ghan, Australia. Membentang sejauh 3.200 kilometer antara Adelaide dan Darwin, 'garis' ini menghadirkan panorama kontras. Mulai dari gurun kering, hingga terowongan-terowongan panjang. Dengan kereta mewah yang sekarang melintas, jalur ini juga mengantarkan penumpangnya pada beberapa titik bersejarah.
Congo Ocean Railway. 'Garis sempit' peninggalan Perancis ini menembus hutan belantara, menawarkan petualangan di jalur sepanjang 500 kilometer antara Brazzaville dan Pointe-Noire. Termasuk dalam jalur kereta api bersejarah di bagian barat Afrika, si 'ular besi' seakan mengantarkan penumpangnya memasuki lorong waktu untuk menyeberang ke dunia yang sama sekali berbeda.