Fimela.com, Jakarta Bermula pada Jumat (19/2), kala polisi melakukan penangkapan terhadap enam orang terduga teroris di Malang, Jawa Timur, berbagai spekulasi menyeruak ke telinga publik. Salah satunya, yakni keterkaitan kelompok pelaku teror di Malang tersebut dengan tragedi bom Sarinah yang 'meledak' pada Kamis (14/1).
Sebagaimana dimuat Liputan6.com, pihak kepolisian percaya, enam orang terduga teroris yang ditangkap Densus 88 Antiteror itu masih punya tali-temali dengan kelompok yang sempat membuat geger Ibu Kota pertengahan Januari lalu. Pasalnya, salah seorang terduga teroris Malang kedapatan selalu bersama dengan Muhammad Ali, tersangka pelaku teror di Jalan M.H. Thamrin yang tewas.
Baca Juga
"Dia ini adalah orang yang selalu bersama-sama dengan Muhammad Ali. Mereka ke mana-mana selalu bersama, seperti ke Nusakambangan 2015 lalu," ucap seorang sumber yang minta namanya dirahasiakan kepada Liputan6.com, Minggu (22/2). Lebih lanjut sumber tersebut berucap soal tujuan mereka bertandang ke pulau yang berada di perairan Samudra Hindia tersebut.
Maksud keduanya tak lain, yaitu untuk bertemu dengan narapidana terorisme, seperti Aman Abdurrahman, Abu Bakar Baasyir, dan Iwan Dharmawan atau Rois, napi terorisme bom Kedutaan Besar Australia September 2004. Dilaporkan Liputan6.com, pertemuan itu berujung pada penuturan rencana teror yang mereka sebut amaliyah.
Selain itu, Kapolres Malang, Ajun Komisaris Besar Yudho Nugroho tak menampik bila lima teroris itu masih terkait dengan bom Sarinah. "Informasinya masih terkait dengan itu (tragedi bom Sarinah). Tapi sekarang, tunggu kami selesai bekerja dulu," ujarnya di Malang, Sabtu (20/2), seperti dimuat Liputan6.com.
Pelaku terduga teroris di Malang ini, yakni Nazarudin Muhtar alias Abu Gar (44), Ahmad Ridho alias Toha (39), Romlan alias Romli (43), Rudi Hadianto (37), dan Handoko (30). Sedangkan Aidin adalah residivis kasus pencurian bermotor yang kembali beraksi untuk mendanai aksi terorisme.