4 Alasan untuk Bertandang ke Perbatasan Terakhir 'Dunia Es'

Asnida Riani diperbarui 22 Feb 2016, 13:28 WIB

Fimela.com, Jakarta Sudah 100 tahun sejak novelis yang mengangkat kisah kehidupan liar Amerika Utara, Jack London, meninggal. Namun, plot-plot ceritanya seakan masih menggema di Alaska hingga sekarang. Mengingat ukuran dan limpahan pemandangan epic, sayang rasanya kalau 'dunia es' ini harus tenggelam karena pemanasan global.

Meski beribu kalimat penyesalan sudah terlontar, faktanya beberapa daratan Alaska telah lenyap 'ditelan' laut. Walau yang tersisa hanya 'perbatasan terakhir', pesona wilayah yang beberapa di antaranya berada di Lingkar Arktik ini enggan mengendur. Supaya makin yakin, coba simak dulu alasan-alasan kuat untuk bertolak ke Alaska berikut.

Berjalan menuju Lingkar Arktik lewat Dalton Highway. Jalur sepanjang 800-an kilometer ini terapit pemandangan kontras. Mulai dari belantara nan rapat, kemegahan pegunungan Brooks Range, hingga padang landai Arktik di mana satwa seperti karibu dan lembu bebas berkeliaran. Dalton Highway merupakan 'perkara klasik' dari sebuah perjalanan yang lebih penting dari tujuan.

Duduk di dasar Denali. Lebih dari se-abad, taman nasional ini dinamai persis dengan presiden Amerika Serikat yang tak pernah menjejakkan kaki di Alaska. Baru pada 2015, area dengan sederet puncak gunung berselimut salju ini berganti nama jadi Denali. Meski demikian, pesona Denali tak berubah sama sekali. Tak seperti Everest yang dikungkung gunung lain, puncak tertinggi Alaska yang 'berdiam' di Denali malah diapit oleh 'padang kutub'.

Mengikuti lengkungan petualangan di Pulau Aleutian. 'Goresan' di barat Alaska ini didominasi julangan gunung di mana sebagiannya 'hening', namun beberapa ada yang masih aktif. Kalau cuaca sedang mendukung, para pelancong bisa menikmati pemandangan bonus berupa sembulan air dari ikan paus, asap yang dikeluarkan puncak vulkanis, serta 'patroli' oleh beruang cokelat.

'Merenungkan' Wrangell-St Elias dan glasiernya. Bukan hanya soal panorama memukau, taman nasional terbesar kedua di dunia ini juga menyimpan 'jalan senyap' berupa jalur pendakian untuk meninggalkan lorong-lorong membosankan. Juga, wilayah ini dinilai sebagai 'surga' glasier yang beberapa di antaranya bisa digunakan untuk ice climbing.