Fimela.com, Jakarta Setelah beragam kasus dengan Regina Andriani Andriani, Ahmad Dhani menjadi bahan berita berbagai media cetak dan elektronik, kini Farhat Abbas kembali bikin gerakan. Ia akan maju menuju pencalonan Gubennur DKI Jakarta. Farhat tidak takut bersaing dengan bakal calon Gubnernur lain yang sudah muncul ke permukaan seperti Adhyaksa Dault, Yusril Mahendra, Sandiaga Uno, dan juga musisi Ahmad Dhani.
Farhat Abbas didukung oleh DPP Partai Golkar untuk pencalonan sebagai Gubernur DKI Jakarta ini. "Saya berani maju untuk bakal calon Gubernur DKI Jakarta karena ada dukungan. Dukungan itu datang dari DPP Partai Golkar. Salah satu partai yang cukup berpengaruh di parlemen dan juga di masyarakat. Saya makin mantab untuk maju dan bertarung dengan bakal calon gubernur yang lain," tegas Farhat saat dihubungi melalui telepon oleh Bintang.com pada Jumat (19/2/2016).
Baca Juga
Ada pun alasan DPP Golkar mencalonkan Farhat Abbas menjadi bakal calon Gubernur karena Kota Jakarta perlu sosok yang bisa menegakkan hukum. "Dalam konteks ke depan, pemilihan gubernur, kami memang telah mengamati sejak pilkada lalu bahwa kota Jakarta memerlukan sosok kepemimpinan yang mengerti hukum. Dari sekian banyak nama, kami menjatuhkan pilihan pada Bung Farhat Abbas," ucap Joeslin Nasution fungsionaris DPP Golkar saat ditemui di Hotel Atlet Century, Senayan, Jakarta belum lama berselang.
Selain itu ada dua program unggulan dari Farhat yang menjadi alasan lain mengapa mereka menjatuhkan pilihan kepada mantan suami Nia Daniaty dan Regina Andriane Saputri itu. Program yang dimaksud adalah pertama, bus sekolah gratis untuk anak dari sekolah dasar hingga sekolah lanjutan atas. Dan kedua adalah program penangan sampah menjadi energi dan bahan bermanfaat lainnya seperti kompos dan barang-barang daur ulang dari sampah.
Kondisi Farhat Abbas ini terbilang unik. Dia yang berasal dari Partai Demokrat malah dicalonkan oleh Partai Golkar. Pengalaman sebelumnya yang menelan kekalahan dalam Pilkada di Kolaka Sulawesi Tenggara tahun 2013 sama sekali tidak membuat ia kapok berhadapan dengan panggung politik yang besar dan megah seperti Pilkada DKI. Kita tunggu saja apakah Farhat akan lolos sebagai bakal calon kepala daerah DKI Jakarta. Setelah itu dia harus bersaing lagi kalau menjadi calon gubernur DKI Jakarta. Kalau itu pun dia lolos juga akan berhadapan dengan calon dari partai lain. Dan pertarungan sesungguhnya adalah bersaing merebut simpati rakyat Jakarta. Perjalanan memang masih panjang.