Ditemui di kantor redaksi Bintang.com di kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu, penyanyi tampan ini mengungkap jika lirik-lirik yang ia tulis bisa dikatakan realistis bahkan cenderung 'kotor'. (Galih W. Satria/Bintang.com)
Tema percintaan dipilih Teza Sumendra dalam bermusik, karena menurutnya sudah rumus dasar musisi Indonesia membuat musik bertemakan cinta. Namun Teza mengangkat tema cinta yang tidak biasa dan dari perspektif berbeda. (Galih W. Satria/Bintang.com)
Penyanyi 27 tahun ini mengambil tema yang lebih realistis dan juga sebagian dari pengalaman pribadinya. Tak hanya suka sama suka, Teza menampilkan selingkuh dan juga ‘one night stand’ dari perspektif cinta yang luas. (Galih W. Satria/Bintang.com)
“Saya mikirnya ga cuma suka sama suka, jadian atau suka sama suka, jadian lalu putus itu menurut saya udah biasa. Dipercintaan ngeliatnya menurut pengalaman, pernah dialamin, perspektif cinta itu luas buat saya” jelas Teza. (Galih W. Satria/Bintang.com)
Teza Sumendra banyak menulis lagu dengan bahasa Inggris, diakuinya lantaran kosa kata bahasa Indonesia yang dimilikinya sedikit yang romantis maupun puitis. Ia tidak ingin musiknya terdengar ‘cheesy’. (Galih W. Satria/Bintang.com)
Pria yang gemar dengan seni lukis tato ini lebih nyaman menulis dalam bahasa Inggris, karena liriknya ‘kotor’ dan eksplisit sehingga baginya kurang apik jika mengucapkannya dalam bahasa Indonesia. (Galih W. Satria/Bintang.com)
“Saya lebih nyaman menulis dalam bahasa Inggris karena balik lagi, lirik saya kan kotor, eksplisit, akan terdengar sangat tidak enak kalau ngucapkannya dalam bahasa Indonesia.” aku pria yang mengidolakan Indra Lesmana ini. (Galih W. Satria/Bintang.com)
Teza Sumendra juga merasa jika mungkin musiknya terdengar lebih seksi dengan bahasa Inggris yang biasa saja dan seadanya dibandingkan memakai bahasa Indonesia. (Galih W. Satria/Bintang.com)