Fimela.com, Jakarta Matahari belum naik sempurna kala pesawat jatuh di Malang menggegerkan publik. Akibat peristiwa nahas yang terjadi kemarin, Rabu (10/2), empat orang terpaksa meregang nyawa. Satu di antaranya merupakan Mayor Penerbang Ivy Safatillah yang ditemukan 8 kilometer dari lokasi jatuhnya pesawat.
Tak hanya dengan pesawat Super Tucano yang dipilotinya, posisi di mana Ivy ditemukan juga berjauhan dengan parasut. "Kemungkinan pilot terlontar dari kursinya. Jarak antara parasut dengan lokasi penemuan pilot sejauh 2 kilometer," ucap Agus Supriatna, seperti dimuat Liputan6.com.
Baca Juga
Berpulangnya Ivy tentu saja meninggalkan rundungan awan duka bagi berbagai pihak, terutama keluarga. Dilaporkan Liputan6.com, mertua Ivy, Asmawati Brantisinduwijoyo menuturkan, menantunya sempat meminta maaf sebelum bertandang ke Malang. Namun saat itu, ia tak tahu jika permintaan maaf itu seolah jadi cara sang menantu berpamitan.
"Dia salaman, memeluk saya, cium pipi kiri dan kanan, setelah itu berpamitan berangkat ke Malang," ujar Asmawati di rumah duka di Jalan Perintis Kemerdekaan, Umbulharjo, Yogyakarta, Rabu (10/2), seperti diwartakan Liputan6.com. Lebih lanjut Asmawati mengatakan, ia mengaku mendapat informasi meninggal Ivy sekitar pukul 12.00 WIB, satu jam dua puluh menit setelah pesawat jatuh.
"Saya nggak percaya, anak saya sudah nggak ada. Dia anak yang baik, hormat pada mertua. Anak saya, istrinya Ivy juga menangis," kata Asmawati, seperti diberitakan Liputan6.com. Kepergian Ivy akibat tragedi pesawat jatuh di Malang meninggalkan dua anak laki-laki, Rasya dan Aqsa, serta sang istri Diana Putri (34) yang sedang hamil 8 bulan.