Fimela.com, Jakarta Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang menuai pro dan kontra dinilai beberapa ahli dan pengamat tidak dibutuhkan masyrakat. Manager Kebijakan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Muhnur Satyahaprabu mengatakan dalam seminar bertajuk Pro-Kontra Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung yang digelar di Aula PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, manfaat terbesar kereta cepat ini bukan untuk masyarakat.
Baca Juga
Dengan adanya proyek kereta cepat, dia melanjutkan, akan muncul rumah-rumah kelas menengah ke atas. "Kereta cepat hanya akan dibutuhkan (masyarakat) kelas menengah ke atas," katanya dalam seminar yang digelar jumat (5/2). Selain itu, Muhnur juga menyatakan pembangunan proyek ini akan mengancam ketersediaan air di berbagai kota.
Proyek yang serupa seperti wacana kereta api super cepat Jakarta-Surabaya tahun 2014 lalu ini juga dinyatakan WALHI telah melanggar aturan. "Undang-Undang Tata Ruang dan Undang-Undang Pembangunan tidak sejalan," kata Muhnur.
Mengenai pondasi kebiajakan terkait proyek ini, pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio menyatakan dalam seminar tersebut, Peraturan Presiden (Perpres) Republik Indonesia nomor 107 dan 103 dinilai cacat. Pasalnya, proses keluarnya tidak ada paraf para mentri yang terkait. "(Karena itu sistem regulasinya perlu dipertanyakan," katanya.
Dia juga mengatakan, proyek ini pemutusannya terlalu cepat. Bahkan, hanya dibutuhkan waktu satu bulan melalukan Analisis Dampak Lingkungan (Amdal). "Diulang studi Amdal. Bahan untuk peroleh izin (harus) dipenuhi semua," kata Agus dalam seminar tersebut pada Jumat (5/2).
Sementara itu, ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Danang Parikesit yang juga turut hadir dalam seminar tersebut lebih mengkaji dari kapasitas angkut penumpang kereta cepat Jakarta-Bandung.
"MRT (saja) kira-kira sanggup mengangkut 120 ribu penumpang dan butuh biaya hingga 16 triliun. Saya kembali bertanya, apakah kita akan membelanjakan uang segitu besar untuk angkutan yang kapasitasnya kecil?" tanya Danang sebagai pembicara di seminar tersebut. Dia juga melanjutkan, proyek kereta cepat yang besar ini harus ada kajian fundamental yang benar-benar menyatakan kalau kereta cepat dibutuhkan.