Fimela.com, Jakarta Imlek bagi Alena Wu tak sekadar tradisi yang dirayakan setiap tahun. Dalam Imlek ia menemukan kebahagian, keceriaan, harmoni, dan pelajaran menabung. Imlek terindah yang ia rasakan saat ia masih kecil di Malang, Jawa Timur beberapa dasawarsa silam.
***
Sudah merupakan hal yang lumrah ketika tahun baru seseorang memiliki harapan dan peruntungan baru. Bagaimana peruntungan perempuan bernama asli Caroline Gunawan ini di tahun baru imlek 2567 yang menurut astrologi Cina adalah tahun Monyet Api?
"Saya sih enggak muluk-muluk ya. Inginnya karier lancar, saya dan keluarga sehat. Soalnya saya punya cita-cita ingin mengepakkan sayap untuk go international. Doain semoga tahun ini lebih beruntung dari tahun-tahun sebelumnya," pinta pelantun tembang Lavender ini.
Diakui Alena Wu banyak kenangan tak terlupakan jika berbicara tentang tahun baru Cina. Terutama memori indah merayakan Imlek bersama kakek dan neneknya semasa masih hidup di Malang. Terlebih apabila mengingat kudapan khas buatan sang nenek yang diakuinya sangat menggugah selera.
Baca Juga
Imlek sendiri mempunyai makna tersendiri bagi Alena. Soalnya saat Imlek itu seluruh anggota keluarga berkumpul. Tak hanya berkumpul saat perayaan Imlek, ada acara makan-makan istimewa. "Kalau masih di Malang, keluarga kami membuat makakan khas saat Imlek. Pokoknya enak banget dan itu bikin ketagihan deh," ungkapnya.
Tak sekadar makan-makan dan bersukaria, dalam momentum Imlek ini Alena diajarkan oleh orang tuanya untuk menabung. Jadi angpao yang diterima tak habis begitu saja untuk jajan. "Kami diajarkan untuk menabung, jadi uang angpao yang diterima enggak habis untuk jajan. Ada sebagian yang disisihkan untuk ditabung. Suatu saat membutuhkan kita ada tabungan," ungkapnya.
Tradisi menabung tentu bukan hanya dipraktikkan saat Imlek. Sampai usia sekarang pun penyanyi yang banyak diminta melantunkan tembang-tembang berbahasa Mandarin ini masih mempraktikkan tradisi menabung. Kini ia pun mulai mengajarkan kepada anaknya anak semata wayang --Kolla Neo Fauza yang kini menginjak usia 4 tahun-- buah cintanya dengan suami tercinta Popo Fauza, untuk menabung sejak dini.
Bintang.com mendapat kesempatan bincang-bincang dengan wanita kelahiran Malang, 9 November 1981 itu tentang tradisi Imlek dari kecil hingga sekarang. Inilah petikan wawancara Muhammad Altaf Jauhar dan fotografer Deki Prayoga saat ditemui di Aston Kichen & Bar, Setia Budi, Jakarta Selatan pada Senin (1/2/2016). Inilah petikan selengkapnya.
What's On Fimela
powered by
Kenangan Masa Lampau
Bicara soal Imlek, yang paling berkesan bagi Alena Wu adalah saat ia masih berada di Malang, Jawa Timur. Masih jelas dalam ingatan Alena momen indah merayakan Imlek bersama orang tua, kakek dan nenek, serta saudara dan sepupuh.
Seperti apa Imlek di keluarga Anda? Boleh diceritakan?
Tradisi berubah dari tahun ke tahun, khususnya setelah nenek sama kakek aku enggak ada. Waktu ada emak-engkong itu beda banget, lebih berarti. Masakannya khas Hokkian. Kumpul di rumah mereka yang besar karena rumah lama. Kumpul sama sepupu-sepupu. Memori dari tahun ke tahun kayak begitu, kayaknya indah banget. Rumahnya enggak didekorasi, yang penting kekeluargannya, makan-makannya sama angpao-nya.
Dapat Angpaonya banyak dong?
Oh iya, kita dapat angpao banyak saat Imlek. Keesokannya harinya kita keliling ke rumah sepupu engkong dan ke rumah sepupunya emak, sepupu jauh. Kita pai-pai sama yang lebih tua dan dapat angpao.
Selain Angpao, apakah ada kue atau makanan khusus?
Waktu ada emak-engkong, emak suka bikin kue keng, itu bola-bola daging dari udang sama ayam. Itu khas dan enak banget. Itu makanan khas Hokkian. Terus ada juga mie-nya juga yang basah. Bersyukur tante aku masih bisa bikin. Aku enggak bisa, jadi mau minta diajari. Lalu, pasti ada jeruk. Kalau kue keranjang waktu masih di Malang enggak terlalu. Bahkan baru tahu pas di Jakarta. Waktu di Malang cuma jeruk sama makan besar.
Apa arti Imlek untuk seorang Alena?
Imlek itu penting banget. Bukan hanya memperingati tradisi dan makan-makan. Waktu Imlek keluarga kami selalu kumpul. Keluarga yang sudah lama engga bertemu berkumpul. Saat Imlek kita bisa menabung. Uang yang didapat dikumpulkan. Jadi diajari menabung. Soalnya kita kan dapat angpao, enggak boleh semua dibelanjakan.
Dari usia berapa Angpao dikumpulkan?
Dari bayi deh kayaknya, tapi yang aku ingat sejak SD. Aku sudah mengerti papa-mama tulis angpao aku dan kelihatannya uang di dalamnya ada berapa.
Apakah Alena sempat komplain Angpao yang didapat malah ditabung?
Enggak pernah karena bersyukur aku sama papa-mama dekat dan trust, percaya. Kita dibesarkan enggak boleh minta-minta uang. 'Uang papa-mama ya uang papa-mama, uang kamu kalau sudah kerja nanti pas sudah gede'. Kita enggak merasa ini hak aku. Kita mengerti banget konsepnya bukan diambil sama papa-mama, tapi buat kita kalau sudah besar nanti. Jadi enggak dengan paksaan.
Ketika sudah besar biasanya ada keinginan belanja sesuatu pakai uang Angpao, terus bagimana?
Aku bersyukur banget ditanamkan sangat kuat tentang menabung dan berhemat sama papa-mama. Kuat banget khususnya ke aku dan adikku yang kedua. Kalau yang ketiga sama keempat lebih royal sama uang, tapi ternyata termasuk irit banget dibanding teman-temannya yang lain. Contohnya saja sepatu. Kalau sudah rusak, jebol, enggak boleh beli dulu, masih harus dijahit lagi. Sampai benar-benar enggak bisa dipakai baru beli lagi. Misalnya lagi pas ke supermarket dikasih duit Rp 3 ribu dan cuma boleh beli ini. Jadi dari kecil kita sudah mengerti value uang. Kalau ke supermarket itu lama banget karena lihat harga-harganya supaya cukup.
Anda merasa miris enggak diperlakukan seperti itu?
Kita malah enjoy karena papa-mama mengajarkannya tidak dengan pukulan atau marah-marah. Tapi seru kayak bermain gitu. Pas celengannya sudah berat, dibuka dan dihitung, kita jadi merasakan senangnya punya duit banyak. Jadi enjoy. Enggak merasa dikurangi, malah uangnya jadi bertambahi sama papa.
Cara hemat seperti itu bakal diterapkan ke anak juga?
Tahun ini aku mulai terapkan, semoga dia bisa mengerti. Memang ingin banget tapi dia masih kecil banget.
Kalau untuk seusia Anda sekarang, tentu sudah membagi angpao?
Kalau sekarang aku sudah pada tarap memberi angpao. Beda dengan dahulu. Pokoknya sejak menikah, aku sudah kasih-kasih angpao buat keponakan.
Apakah Anda ada budget khusus buat menyediakan angpao untuk Imlek kali ini?
Enggak ada karena itu syarat di keluarga. Aku dulu sama adik-adik aku juga enggak berharap dapat yang banyak. Lebih kayak jajan buat anak-anak. Dulu aku dapat mulai dari 5 ribu, 10 ribu, sampai 20 ribu. Tergantung usia juga. Kalau yang sudah besar dikasih uang lebih besar juga nilainya.
Saat imlek apakah Anda tetap terima job menyanyi?
Tetap dong, sama saja dengan hari biasa. Cuma ini momentumnya Imlek.
Ajak keluarga juga ke sana?
Aku kalau job selalu biasanya berangkat bersama tim manajemen. Kolau sama suami ya di rumah. Kecuali kalau tampil sama Popo (suami) bareng band-nya. Tapi seringnya Popo sama Kolla di rumah. Pernah bawa anak cuma kasihan dianya. Karena pas sampai di sana aku harus check sound, dan berarti dia enggak sama aku. Habis itu aku harus dandan, itu juga enggak bisa menemani dia. Setelah nyanyi dianya sudah tidur. Jadi ngapain aku bawa-bawa juga kalau di rumah malah ada papanya. Kalau kita berdua (Alena dan suami) enggak ada, Kolla sama Om-nya. Aku suka minta tolong adikku buat jaga dia.
Ingin Go Internasional
Alena Wu tak cepat berpuas diri. Meski sudah dikenal di seantero Indonesia dia belum puas. Dia ingin meluaskan pasarnya di level dunia. Go international menjadi target berikutnya dalam berkarier.
Anda begitu lekat sebagai penyanyi pop mandarin. Ada peningkatan permintaan menyanyi saat imlek tiba?
Aku enggak pernah hitung. Tapi di bulan jelang dan saat Imlek itu selalu lebih banyak job yang datang. Misalnya Imlek di Februari berarti sampai Maret pasti banyak banget permintaan menyanyi. Kalau jumlahnya dari tahun ke tahun tergantung perekonomian Indonesia. Di tahun ini mulai banyak lagi. Tahun lalu banyak tapi enggak sebanyak tahun ini. Apakah ini pertanda ekonomi kita semakin baik? Semoga saja begitu ya. Amin ya.
Apakah pilih-pilih tawaran manggung saat imlek?
Aku enggak tolak job. Sekarang masih menabung dan berinvestasi sebanyak-banyaknya buat masa depan. Enggak milih sama sekali dan enggak pernah menolak job. Mana yang kasih DP (downpayment) duluan, pasti diterima, hehehe.
Apakah keluarga memaklumi kesibukkan anda di musim Imlek yang meningkat?
Kalau suami memang inginnya aku banyak job. Karena memang cita-cita kita naik bareng. Sama-sama sukses di musik dan biasanya itu berkaitan.
Sedangkan anak anda sendiri?
Pasti protes kalau melihat kita pergi. Tapi kalau dia masih tidur dan kita pergi sih enggak. Paling tanya doang, 'mama mana, mama ada?'. Kalau kita bilang cari uang ya sudah enggak apa-apa. Kadang kangen tapi enggak sampai nangis. Dia sedih kalau melihat kita pas perginya. Jadi selama ini kita perginya pasti kabur, diam-diam dari dia jangan sampai kelihatan
Ada doa dan harapan di Imlek tahun ini?
Semoga Imlek ini keluarga aku semakin harmonis. Aku dan suami makin pintar bagi waktu, semakin dekat satu sama lain, dekat sama Kolla dan semakin produktif kerjanya. Sebenarnya tahun lalu sudah tercapai dan kita produktif sekali. Sama Kolla dekat banget, pernikahan juga harmonis. Tahun ini mudah-mudah lebih lagi. Untuk album, doaku semoga banyak yang dengar, banyak yang suka. Banyak yang menyanyikannya sampai hafal.
Berharap keluarga semakin harmonis, ada keinginan juga kasih adik buat Kolla?
Aku ingin kasih adik buat Kolla tahun depan. Karena tahun ini masih banyak target di karir. Aku sendiri promo album bisa lama karena albumnya keren banget dan otomatis single-nya bakal banyak. Biasanya kan satu album 3 single, ini bisa 4 sampai 5 yang bikin video klip dan terus berkesinambungan kita promosikan secara digital dan radio nasional. Popo sendiri punya banyak target di tahun ini. Suamiku mau bikin album anak-anak, karena di Indonesia kurang banget. Dia ingin bikin album jazz sendiri. Aku juga mau keluarkan album berbahasa Inggris. Semoga semuanya bisa terealisasi.
Berbicara Album Blessed, katanya sebagai langkah go Internasional. Negara mana saja yang dibidik?
Aku maunya seluruh dunia. Karena promo digital itu kita tembak langsung dan kita lihat reaksi di pasar. Setelah kelihatan daerah mana yang besar animonya, akan kita kencangkan lagi secara digital store atau kita bisa terbang langsung ke sana berhubungan dengan label sana. Untuk digital enaknya begitu.
Untuk album fisik sendiri bagaimana?
Ada juga, tapi untuk fisiknya bisa dibeli di toko mulai Imlek ini. Tapi di Indonesia kan toko CD sudah enggak banyak, jadi aku jual secara online, bisa pesan lewat email dan displainya bisa dilihat di website www.Alenawu.com.
Banyak artis Indonesia yang sudah Go Internasional, terinspirasi dari salah satu mereka juga?
Justru beberapa tahun terakhir ini jarang meniru artis lain. Aku percaya jalan yang diberikan Tuhan buat masing-masing orang berbeda. Kadang kita ingin mengikuti malah terlihat ngoyo, dan enggak dapat. Kadang kita lakukan sesuai yang kita bisa malah naik. Album Blessed ini saja dengan apa yang ada. Dengan modal sendiri, teman-teman sendiri, timnya yang sudah bertahun-tahun sama aku. So far sudah lumayan banyak pemesan digitalnya. Dan pemesan album fisiknya juga sudah kelihatan. Aku sudah bersyukur banget.