Kapuspen TNI: Mestinya TNI Kena HIV/AIDS Tak Usah Dipublikasi

Ardini Maharani diperbarui 04 Feb 2016, 07:14 WIB

Fimela.com, Jakarta Kepala Pusat Penerangan Tentara Nasional Indonesia (Kapuspen TNI) Mayor Jenderal Tatang Sulaiman mengaku terkejut dengan pemberitaan ribuan pasukan TNI terjangkit virus HIV/AIDS. Dihubungi oleh Bintang.com via telepon pada Rabu (3/2/2016), Mayjen Tatang menegaskan bakal mengusut data itu. Namun bila data ini benar, dia menyayangkan kenapa sampai harus dipublikasikan. "Ini bisa berpengaruh terhadap kinerja TNI dan penilaian masyarakat," ujar Pak Tatang.  

Lebih lanjut Mayjen Tatang mengatakan, seandainya data ini benar setelah di cek, TNI tidak sampai memecat anggotanya. Tatang hanya tidak ingin rakyat yang selama ini bersama-sama dan mendukung militer Indonesia jadi tidak simpati. "Di dalam masyarakat saja penderita HIV/AIDS terpinggirkan, termarjinalkan. Kami tidak ingin itu terjadi pada anggota kami. Jadi sebaiknya tak perlu dipublikasikan. TNI punya cara tersendiri agar penyebaran virus ini tak bertambah," kata Tatang lagi.

Salah satu cara yang dilakukan TNI yakni dengan penyuluhan dan bimbingan mental serta spiritual. Ini penting agar pasukan memiliki mental kuat sehingga tidak tergiur gaya hidup bebas. Namun sebagai manusia, Tatang tidak menampik jika personil militer berbuat kesalahan. "Karena itu tidak sampai kami pecat. Pastinya ada lah keputusan dari kesatuan, apakah dipindah tugaskan atau tidak. Bahkan personil yang terkena HIV/AIDS tetap kami beri perawatan khusus sambil dia menjalankan tugasnya," ungkap alumnus Akademi Militer 1986 ini.

Bila berita ini mencuat, jelas para istri TNI bakal ketar ketir. Terutama mereka yang ditugaskan di pedalaman dan perbatasan. Meski ada sistem 'rolling' namun waktu 9 bulan bukanlah waktu sebentar (untuk pasukan non-organik). Sementara pasukan organik lebih beruntung sebab mereka dirolling sebulan sekali. Bayangkan jika di perbatasan 9 bulan? "Apalagi menjaga perbatasan Papua yang luas. Itulah konsekuensi jadi anggota TNI," papar lulusan terbaik Sesko TNI 2010 ini.

Karena itu sebaiknya hal ini tidak perlu sampai ke permukaan. Apalagi penyebab HIV/AIDS tak hanya seks bebas. Penggunaan jarum suntik bisa menjadi pemicunya. "TNI saban tahun rutin donor darah, lho. Dari hasil donor darah ini kita juga bisa mengetahui anggota yang terjangkit virus mematikan itu sehingga bisa diambil tindakan dan preventif. Kami masih mencari data konkritnya, lah," kata Tatang.

Pastinya pencegahan penyebaran HIV/AIDS sudah dilakukan pihak TNI dengan sebaik mungkin. Termasuk menanamkan pada diri prajurit agar mereka bisa menjaga dirinya sendiri sebab pedalaman dan perbatasan adalah daerah yang rawan ancaman virus tersebut. Wih, keren banget Pak Tatang. Semoga HIV/AIDS di tubuh TNI ini juga tidak membuat kamu menilai sebelah mata pada militer Indonesia ya, guys.