Fimela.com, Jakarta Bermula ketika Banyu Biru mengunggah Surat Keputusan (SK) pengangkatan dirinya menjadi anggota Badan Intelijen Negara (BIN), di media sosial, Path, nama mantan kekasih Rianti Cartwright itu rajin wara-wiri di telinga publik. Tindakan yang dilakukan Banyu Biru pada Minggu (31/1) tersebut berbuah petaka.
Sebagaimana dimuat Liputan6.com, Sutiyoso selaku Kepala BIN akan mencoret Banyu Biru dari daftar anggota Badan Intelijen Negara. "Kita lihat nanti apakah anggota itu capable atau tidak. Banyu Biru dipastikan dicoret, itu makanya kita evaluasi," ujar Sutiyoso.
Baca Juga
Bukan hanya soal ceroboh, tak berlebihan rasanya kalau tindakan yang dilakukan Banyu Biru juga dibalut oleh sikap tinggi hati. Padahal, tentu saja putra aktor kawakan Eros Djarot itu bukanlah orang pertama yang diangkat menjadi intelijen. Di antara sederet nama, terselip salah satu yang mungkin masih banyak diingat banyak orang, yakni Zulkifli Lubis.
Laki-laki yang berperan sebagai tokoh sentral dalam buku Kolonel Misterius di Balik Pergolakan TNI AD tersebut juga dikenal sebagai Bapak Intelijen Indonesia. Nama lain dari Zulkifli Lubis ini muncul karena dirinya merupakan komandan intelejen pertama di Indonesia.
Meski dikenal sebagai sosok misterius, namun bukan berarti tak ada satu pun fakta Zulkifli yang terkuak ke ranah publik. Salah satu yang sekiranya begitu bertentangan dengan Banyu Biru adalah sikap rendah hati.
Pribadi Banyu Biru dan Zulkifli seakan saling membelakangi. Buktinya, Zulkifli mengaplikasikan ajaran-ajaran ayah dan ibunya dalam 'dunia' intelijen berupa sikap rendah hati. “Harus ramah, baru bisa mencari nasihat (baca: informasi). Kalau kita sombong, tidak bisa mencari nasihat. Satu segi dari nilai demokrasi itu adalah mampu mengendalikan diri menjadi mencari nasihat. Itu yang saya praktikkan,” kata Lubis dalam memoarnya di majalah Tempo, 29 Juli 1989.