Soal Kasus Kekerasan, Masinton Pasaribu dan Dita Beda Pengakuan

Karla Farhana diperbarui 02 Feb 2016, 08:50 WIB

Fimela.com, Jakarta Kasus kekerasan yang diduga dilakukan seorang anggota Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Fraksi PDI Perjuangan, Masinton Pasaribu, terhadap staf ahli DPR, Dita Aditia belum juga tuntas. Setelah Dita melaporkan tindak kekerasan ini kepada Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) pada Sabtu (30/1) lalu, dia juga mendatangi kantor LBH Apik, Senin (1/2) pagi kemarin. 

Dilansir dari Liputan6, kedatangannya ke kantor LBH Apik untuk melaporkan kasus pemukulan yang menimpa dirinya. Dia memberikan keterangan beserta kronologi kejadian kepada Liputan6. Namun, pengakuannya berbeda dengan Masinton. Dita mengatakan kepada media yang sama, Masinton menjemputnya di sebuah cafe, ketika dia sedang hangout bersama teman-temannya. 

Di dalam mobil, Dita mengaku hanya berdua bersama Masinton. Selama di perjalanan itu, Masinton bertanya dengan nada marah kepadanya. "Ngapain kau di sana? (Saya bilang) cuma nongkrong aja kok enggak ngapa-ngapain. Saya nongkrong aja. Terus dia bilang, enggak tahu malu, jam segini masih keluar nongkrong sama laki-laki, dia bilang gitu, kan. Lho, kan, wajar saya hangout, saya nongkrong," aku Dita kepada Liputan6 Petang SCTV yang ditayangkan pada Senin (1/2) kemarin.

Dia juga mengaku sempat menangis saat di dalam mobil karena makian Masinton. "Terus saya nangis. Karena di situ, kan, ada maki-makian. Saya nangis," katanya, kepada media yang sama. Puncaknya, Liputan6 menulis, dia mengaku dipukul dua kali oleh Masinton dan kemudian diturunkan di daerah Cawang. 

Sementara itu, pengakuan Masinton kepada Liputan6 Petang SCTV berbeda. Dia mengaku di dalam mobil tersebut tidak cuma berdua dengan Dita. Ada satu orang lagi, dan dia duduk di kursi belakang. Dita yang duduk di samping sopir sangat histeris dan mabuk. Dia merebut stir sehingga mobil oleng dan tidak sengaja wajahnya terpukul. Masinton mengaku, seperti yang dikutip dari Liputan6, Dita turun di depan MT Haryono Square. 

"Saya duduk di belakang. Jadi, ya, mereka cerita kadang histeris begitu yang saya dengar. Saya juga bilang, sudah mabuk, sudah jangan histeris, malam-malam, gitu, ya. Nah, kemudian, dia cerita saya habis (ada) acara sama geng-geng mabuk saya," aku Masinton kepada Liputan6 Petang SCTV. 

Kabareskrim Polri Komjen Anang Iskandar membenarkan pihaknya sudah menerima laporan terkait dugaan pemukulan oleh Masinton Pasaribu. Namun, dia mengatakan pihak kepolisian melakukan pendalaman atas kasus ini. "Ini nanti kalau sudah ditangan penyidiknya, akan dilakukan pemanggilan-pemanggilan," katanya kepada Liputan6.