Fimela.com, Jakarta Awal tahun ini sudah ada empat film dibintangi oleh Chicco Jerikho: Surat dari Praha, Aach... Aku Jatuh Cinta, A Copy of My Mind, dan Terjebak Nostalgia.
Bahkan menjelang tutup tahun 2015, Chicco juga bermain di film Negeri van Oranje. Namun tak ada yang kebetulah di dunia ini. Semua didapat melalui kerja keras.
Tak mudah bagi Chicco untuk membuka jalannya menuju layar lebar. Cukup satu kesempatan yang diperlukan Chicco untuk membuktikan kualitas aktingnya. Belajar dan menyerap energi dari setiap peran yang dilakoninya terus dilakukan dari satu film ke film yang lain.
Chicco juga tak mau berpuas diri, apalagi sampai mendongakkan kepala alias sombong. Kini Chicco bahkan menjajal untuk menjadi produser. Saat berkunjung ke Bintang.com, Rabu (27/1/2016) Chicco berbincang tentang film dan rencana karirnya.
Baca Juga
- Leonardo DiCaprio Pembunuh Berdarah Dingin
- Shawn Mendes 'Tendang' Justin Bieber Berkat Lagu 'Stitches'
- Single 'Pillowtalk' Sukses, Zayn Malik dan Gigi Hadid Saling Rayu
Awal jatuh cinta pada film?
Pas kecil nonton film saya penasaran bagaimana bisa ya saya jadi bagian di film ini. Saya mulai dari teater, sinetron, musikal sampai akhirnya ke film. Kemudian ketemu jalannya, ya inilah saya yang saya suka. Film jangan cuma diposisikan sebagai pekerjaan. Lakukan dengan cinta, enjoy. Jadikan jati diri.
Apa yang paling disukai dari akting?
Setiap kalai memainkan peran baru kita dapat sesuatu. Dapat pengalaman speritual. Dapat pelajaran dari peran yang saya mainkan.
Orang bilang akting itu sulit?
Akting memang susah. Yang penting akting itu riil. Harus rileks dan jujur.
Film apa yang menginspirasi untuk akting Anda?
Catatan Si Boy, siapa yang tak kenal Ongky Alexander dengan gaya berdirinya di film itu. Aktor favorit saya Jhonny Depp. Ingin berakting seperti mereka.
Tips sukses akting?
Jngan datang dengan malas. Karena kalau kita malas kita akan susah mencari lagi yang lebih baik. Akan ada bintang bintang baru muncul-muncul lagi. Jangan sombong, begitu kita sombong kita ancur.
Film dalam sudut pandang Chicco?
Film itu potret kehidupan. Film itu alat komunikasi yang sangat aktif. Di Korea Amerika film sudah jadi soft gun. Semoga bisa terjadi di Indonesia.
What's On Fimela
powered by
2
Bisa diceritakan perjuangan di film layar lebar?
Dulu lama di sinetron, terus pengin nyoba film. Terus setiap kali mau casting, sebelum casting sudah dibilang saya ini artis sinetron.
Apa alasannya?
Mereka bilang akting saya itu sinetron nggak cocok untuk main film. Tiba-tiba film itu tayang, dan pemainnya itu pemain sinetron. Sedih, sakit, sempat putus harapan apa memang akting saya segitu saja.
Apa yang membuat Anda bangkit?
Saya pikir kenapa begini? Saya terus belajar. Sekolah belajar akting sama Didi Petet. Pas masuk saya ditanya apa yang paling saya takutkan di akting, saya paling takut akting menyanyi.
Bagaimana mengatasinya?
Begitu selesai sekolah saya dikasih teater musikal. Dari sanalah saya tahu akting harus berani melawan ketakutan paling besar diri kita. dari musikal itu saya dapat peran pertama di film layar lebar Cahaya dari Timur.
Akting pertama langsung dapat piala Citra?
Ya, film pertama dapat piala citra itu pembuktiaan saya.
Pembuktian Anda tak sekedar artis sinetron?
Bisa dibilang begitu, saya rasa prestasi bisa menjawab keraguan atas akting saya.
Usai terima Piala Citra langsung banyak tawaran film?
Sebenarnya film yang tayang bersamaan di bulan ini tidak syuting bersama. Aktingnya beda-beda bisa jadi perbandingan juga kan akting saya.
Bisa dibilang ini rejeki, berkat dari Tuhan. Tapi jangan pernah puas, terus mencari terus belajar.
Harapan di setiap film?
Pengin bercerita, membuat sesuatu melalui film.
Pilih-pilih peran sekarang?
Kalau pilih-pilih itu harus. Film ini karakternya seperti apa sama nggak karakter sebelumnya. Ceirtanya juga gimana. Kalau dari satu film ke film lain nggak ada perubahan, ya nggak ada pengalaman baru.
3
Bagaimana awal keterlibatan Anda di film Aach...Aku Jatuh Cinta?
Awalnya ditelepon sama tim Garin Nugroho, penasaran di-direct sama Garin. Siapa yang gak tahu Garin. Saya yakin pasti dapat sesuatu dari Mas Garin.
Peran Anda?
Saya berperan sebagai rommy. Yang nulis skenarionya Mas Garin. Untuk menghidupkan tokoh Rumi itu ngikuti pengalaman Mas Garin waktu remaja. rumi itu jahil sensitif tapi gak tahu bagaimana cara mengungkapkan perasaan pada orang yg suka
Setiap kali mau mengungkapkan cinta malah jadi kacau malah jadi ribet. Filmnya romantis. Dibilang Romeo Juliet iya, dibilang Tom and Jerry iya juga. Romi dan Julia itu tumbuh bersama sejak kecil. Kalau deket bertengkar terus kalau jauh mereka gak bisa lama-lama. itu karena Romy nggak bisa mengungkapkan. Menariknya ada perpindahan periode di film ini.
Setelah di-direct Garin dapat sesuatu yang baru?
Saat saya setuju untuk bermain saya belum dapat skenario baru dikirim sinopsis. Sudah dapat bocoran mas Garin itu jangan pernah skripted. Dan harus live in character. Begitu menjiwai karakter ya begitu masuk set saat syuting ya sudah berubah karakter, mau Mas Garin minta apa ya ayuk saja.
Dan kenyataannya?
Pengalaman serunya hanya Tuhan dan Mas Garin yang tahu kita mau syuting apa. Kadang-kadang ada setting bagus cocok untuk adegan apa ya langsung aja dibuat. Ada pemain nganggur terpikir adegan ya dibuat langsung. Padahal nggak ada di skript, pas ditanya adegan mana ya nanti saya beritahu. Spontan dan seru.
Film ini diputar di festival film di Busan dan Rotterdam, bagaimana perasaan Anda?
Saat syuting antusitas, rasanya spontanitas sampai premiere masih sama. World premiere di Busan, senang, benar benar bersyukur. Ini sebuah pencapaian yang baik.
Yang menarik di film ini?
Cara bertutur Mas Garin tetap ada. Tapi ini warna baru.
Pengalaman akting sama Pevita Pearce?
Semua scene sama Pevita unforgetable. Pevita cepet nge-blance jadi enak ngebangun chemistry dengan dia. Enak untuk sharing, untuk minta masukan.
Akting yang belum tercapai?
Pengin main film action. Saya salah satu penggemar film laga. dan itu yang belum saya dapatkan. Harus ada koreo latihan berbulan-bulan mengikuti latihan.
Anak cowok lihat film berlaga jadi pengin main film. Sekarang lebih ke latihan-latihan ada. Kita selalu mempersiapkan sebelum hari H. Sudah ada proyek film laga tapi belum bisa dibagi kisahnya. Tunggu saja.
Pertimbangannya apa ketika memutuskan untuk menjadi produser?
Setiap kali memerankan tokoh di film tiba-tiba kepikiran bagaimana kalau ceritanya begini. Bagaimana kalau aktingnya begini. Ini kepikiran terus, karena itu saya coba jadi produser.
Yakin nggak ada yang nggak bisa kalau mencoba. Semuanya berawal dari ngak bisa.
Bedanya main film dan jadi produser?
Punya kepuasan tersendiri ketika kita memproduseri dan main. Jadi produser itu harus mikir dari awal sampai akhir. Setelah film turun dari bioskop juga harus mikir lagi. Promosi film juga mikir lagi. Stateginya seperti apa.
Apresiasi terbaik untuk film Indonesia?
Dengan kita beli tiket. Nonton di bioskop. Jangan membajak dan jangan membeli dvd bajakan.
Muda bertalenta, Chicco Jerikho menjadi salah satu aktor kebanggaan Indonesia. Dedikasi tinggi dan kemauannya untuk belajar patut ditiru dan dibanggakan.