Fimela.com, Jakarta Masifnya pemberitaan tentang pelanggaran hak cipta dan plagiasi yang dilontarkan oleh penulis cerpen Surat dari Praha, Yusri Fajar telah mengusik kenyamanan Angga Dwimas Sasongko, sutradara film Surat dari Praha. Tak sudi disebut sebagai plagiat, Angga menuntut permintaan maaf dari Yusri untuk memulihkan nama baik produksi film tersebut.
Angga mengatakan antara Surat dari Praha versi film dan cerpen jelas memiliki perbedaan. Ketika tim film Surat dari Praha menggandeng lembaga yang mengurus tentang hak cipta di Indonesia, HaKI (Hak Kekayaan Intelektual), tak ada pelanggaran hak cipta yang ditemukan.
Baca Juga
- Leonardo DiCaprio Pembunuh Berdarah Dingin
- Shawn Mendes 'Tendang' Justin Bieber Berkat Lagu 'Stitches'
- Single 'Pillowtalk' Sukses, Zayn Malik dan Gigi Hadid Saling Rayu
"Kami sebenarnya ingin selesai dengan senyap. Komunikasi personal ada, menawarkan mediasi, tapi kuasa hukumnya Yusri menolak. Kami ingin meluruskan reputasi yang tecemar," kata Angga di bilangan Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (1/2).
Rumah produksi Visinema pun telah mengirim somasi balik yang sampai saat ini belum mendapat respon dari pihak Yusri. "Pertama 22 Januari, lalu somasi kedua diterima langsung Yusri dikirim tanggal 29 Januari," imbuhnya.
Kepada Yusri, Angga meminta agar permasalahan ini segera diklarifikasi karena telah menyudutkan ia dan tim produksi film. Ia menuntut Yusri untuk menggelar konferensi pers dan menyatakan permintaan maaf sebelum 7 hari dari somasi kedua dilayangkan.
"Kami menuntut dia untuk melakukan preskon dan menyatakan permintaan maaf. Meminta dia hapus data dan pemberitaan digital yang menyudutkan kami gimana caranya itu dihapus. Kami siap fasilitasi dia ke Jakarta," tutur sutradara Filosofi Kopi.
Angga menegaskan bahwa isu plagiasi dan pelanggaran hak cipta ini tak bisa dipertanggung jawabkan. "Atas isu tuduhan plagiasi, kami ingin mengklarifikasi dan pernyataan singkat terkait tuduhan plagiarisme dalam pembuatan film," tukas Angga. "Kalau ditanya kerugian pasti ya, terkait reputasi profesional dan rekanan kami," tandas Irfan Ramli, penulis skenario.