Fimela.com, Jakarta Di akhir abad ke-19, Hidetsugu Yagi memastikan namanya sebagai salah satu inventor yang membawa perubahan di dunia. Seakan ingin menunjukkan bentuk dukungan secara konkrit kepada penggagas televisi, John Logie Baird dan penemu radio, Guglielmo Marconi, Yagi membuat antena.
Sekitar 30 tahun setelah dimulainya era komunikasi wireless, Yogi bersama sang rekan, Shintaro Uda, merupakan sosok yang bertanggung jawab akan keberadaan antena di Bumi. Kala itu, panjang gelombang radio hanya mencapai tingkat medium (AM). Meski gelombang ultrashot dan micro sudah dikenal, namun penggunaaan praktikalnya terasa masih jauh.
Baca Juga
Adalah Hidetsugu Yagi, seorang profesor di bidang teknik Universitas Tohoku, yang meneliti gelombang ultrashot. Kerja keras Yagi mendapatkan titik terang di tahun 1925. Saat itu, ia menemukan gelombang elektrik yang tetap bisa menangkap signal dalam keadaan tertentu.
Sayangnya, ide Yagi ketika itu tak memperoleh antusiasme dari kelompok akademis Jepang. Malah sederet negara asing lah yang terkagum-kagum akan antena Yagi. Terbukti dengan banyaknya radar negara-negara Eropa dan Amerika Serikat yang dibangun menggunakan antena Yagi.
Jepang akhirnya 'terbangun' di tahun 1942. Sedang bergelut dengan sadisnya Perang Dunia II, kala itu negeri matahari terbit menyita sejumlah peralatan radar Singapura. Betapa terkejutnya prajurit Jepang kala mendapati karakter 'Yagi' di sebuah antena yang ternyata merupakan penemuan Hidetsugu Yagi.