Fimela.com, Jakarta Tak seperti film-film pada umumnya, Surat dari Praha mengangkat drama percintaan yang berbalut sejarah dan polemik politik di Indonesia pada 1965 silam. Sang sutradara, Angga Dwimas Sasongko, berusaha mengungkap kisah kehidupan dari pemberontak Pemerintahan Orde Baru.
"Melalui film Surat dari Praha ini, saya ingin berbagi kepada penonton tentang kisah mereka, keberanian mereka, dan ketidakadilan yang mereka alami selama masa Pemerintahan Orde Baru," jelas Angga ditemui saat Screening film Surat dari Praha di XXI Epicentrum, Rasuna Said, Jakarta Selatan, Senin (25/1/2016).
Baca Juga
- 'Surat dari Praha', Retrospeksi 20 Tahun Karir Musik Glenn Fredly
- Coba Bernyanyi, Julie Estelle Gugup Dengar Suara Sendiri
- Deretan Lagu Kekinian yang Jadi Favorit Rizky Febian
Jaya adalah seorang mahasiswa ikatan dinas di Praha yang tidak dapat kembali ke Tanah Air untuk waktu yang cukup lama karena idealismenya menentang pemerintahaan Orde Baru. Ia pun harus membayar mahal untuk keputusannya ini. Jaya kehilangan kewarganegaraan, kebersamaan keluarga, dan cinta sejatinya, Sulastri.
Tio Pakusadewo yang berperan sebagai Jaya mengaku tidak punya sosok yang dapat dijadikan refrensi. Walhasil, aktor berusia 52 tahun ini mencoba membayangkan sendiri dari segi sejarah yang terjadi dan akting yang tampilkan harus sesuai dengan dialog masa-masa 1965.
"Sejujurnya saya nggak punya referensi teman yang seperti tokoh Jaya. Tapi saat diminta menjadi sosok itu, saya tahu bayangan sejarah yang dialami tokoh itu serta dialog-dialog yang kira-kira sesuai pada zaman tersebut," ucap Tio.
Selain Tio Pakusadewo, film ini juga turut dibintangi oleh Julie Estelle, Chicco Jerikho, Rio Dewanto, Widyawati, Jajang C. Noer dan Shafira Umm. Surat dari Praha sudah rilis di bioskop-bioskop Tanah Air sejak 28 Januari 2016.