Kubur Batu, Lestarinya Warisan Budaya Megalitik di Tanah Sumba

Asnida Riani diperbarui 28 Jan 2016, 17:28 WIB

Fimela.com, Jakarta Punya panorama yang jauh dari deskripsi monoton, Nusa Tenggara jadi salah satu spot terbaik untuk road trip. Keadaan jalan yang jauh dari kata mulus bahkan tak sanggup mengurungkan niat para pelancong. Pasalnya, pemandangan yang tersaji di kanan-kiri jalan punya magnet lebih kuat.

Di sela eloknya garis pantai, hamparan sawah, bentangan savana, dan kungkungan bukit, terselip satu objek yang kalau diperhatikan hampir selalu ada ketika road trip di tanah Sumba. Bentuknya sederhana, namun ternyata 'bangunan' itu merupakan warisan budaya megalitik yang masih lestari di salah satu pulau menawan di Nusa Tenggara Timur.

Adalah kubur batu, salah satu peninggalan nenek moyang yang bisa ditemui di sembarang tempat di Sumba, termasuk halaman rumah warga lokal, gedung pemerintahan, perbukitan, dan pesisir pantai. Indonesia Travel memuat, kubur batu di Sumba umumnya berukuran 4 x 2 meter dan berkembang sekitar 4.500 tahun lalu.

Sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur, kubur baru di sini dibuat sedemikian besar dan megah. Tak polos, bagian atas kubur batu umumnya berhiaskan ragam ornamen hewan. Karena rupa yang bermacam-macam, makna ornamen itu sendiri bisa langsung ditanyakan pada tetua kampung adat yang biasanya akan dengan senang hati menjawab.

Seperti dimuat Indonesia Travel, kubur batu yang bisa didapati di Sumba terdiri dari lima jenis, yakni wata pawai (meja bertompang batu bulat), watu kuoba (batu berbentuk peti), koro watu (batu yang disusun jadi enam bagian dan akhirnya menyerupai peti), kurukata (seperti koro watu, namun dua lapis paling atas jadi satu bagian), dan watumanyoba (kubur batu tanpa penyangga).

What's On Fimela