Fimela.com, Jakarta Kaisar Jepang, Akihito beserta sang istri, Permaisuri Michiko ternyata tetap memilih untuk melakukan perjalanannya ke Filipina selama empat hari ditengah gencarnya pemberitaan soal kesepakatan Jepang dan Korea Selatan belum lama ini. Kesepakatan tersebut berkaitan dengan masalah ‘budak seks’ yang dipaksa untuk bekerja di tempat pelacuran Jepang selama Perang Dunia II.
Baca Juga
Rencananya Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko akan menjadi tamu kehormatan Presiden Benigno Aquino dan akan langsung mengunjungi memorial untuk tentara Jepang di Manila. Kedatangan Kaisar Akihito ke Filipina memang mendapatkan sejumlah protes dari masyarakat negara kepulauan tersebut.
“Presiden Aquino harus mengatasi penindasan yang dialami oleh para korban yang menderita. Kami belum mendapatkan keadilan. Kami telah kehilangan banyak hal, Kami telah kehilangan martabat kami. Satu-satunya hal yang kami dapatkan dari tentara Jepang adalah trauma,” ungkap seorang korban ‘budak seks’ Narcisa Claveria, 85 tahun seperti dilansir dari situs lokal, Rappler, Rabu (27/1/2016).
Lila Pilipina, organisasi yang didedikasikan untuk mengatasi masalah ‘comfort women’ atau wanita yang menjadi korban perbudakan seks, memperkirakan 1.000 wanita Filipina dipaksa untuk menjadi budak seks saat Perang Dunia II ketika Jepang menduduki Filipina pada tahun 1942 hingga 1945. Setidaknya ada 70 orang korban diketahui masih hidup. Meskipun sebagian besar para korban kini dalam kondisi kesehatan yang sangat buruk.