Fimela.com, Jakarta Meski kini jadi minoritas, bukan berarti muslim tak pernah sama sekali memadati daratan benua biru. Mulai dari bagian barat hingga timur, semua masih menyisakan kejayaan masa lalu berupa bangunan, lukisan, serta tata letak kota. Pasalnya sebelum berganti 'rupa' seperti sekarang, kota-kota modern mau pun kuno di Eropa sempat jadi basis pemerintahan Ottoman.
Baca Juga
Demi menapaki napas Islam yang masih tertinggal di utara Bumi, banyak pelacong yang rela merambah sudut Eropa. Di antara sederet pilihan, kota Granada di Spanyol menyeruak sebagai salah satu destinasi populer. Tertarik menjelajah kota yang berada di kaki pegunungan Sierra Nevada ini? Jangan sampai lewatkan 4 sudut cantik berikut.
Sacromonte. Islam memang tak secara gamblang terasa di sini. Namun, distrik ini merupakan rumah bagi kaum gipsi. Salah satu yang paling ternama di sini, yakni kesenian flamenco yang hingga kini asal-usulnya masih mengambang. Ketika pelaku kesenian ini unjuk gigi, banyak orang yang akan menyamakannya dengan lantunan suara orang mengaji. Karenanya, sedikit nuansa 'adaptasi' Islam bisa dirasakan.
Albayzin. Sejak abad pertengahan, kawasan ini sudah jadi tempat bermukin keturunan Arab. Karenanya, tak heran kalau nuanasa Islam begitu kentara di Albayzin. Di tambah, labirin berupa jalan-jalan sempit yang dipadati toko souvenir, rumah, serta resto di kana pun kerap menyiratkan ciri khas Andalusia.
Alhambra. Istana dengan benteng yang mengelilinginya ini mulai dibangun sejak 1237 oleh Muhammad Al-Ahmar I dengan memadukan elemen cahaya dan air untuk memperindah Alhambra. Bangunan yang seluruhnya menggunakan bata merah ini terletak di bukit Sabika.
Mirador de San Nicolas. Sedari lama di mata turis dunia, Gradana terkenal akan suguhan keelokan jingga senja. Salah satu tempat terbaik untuk meyakinkan diri atas anggapan tersebut adalah kawasan masjid yang sebelumnya merupakan gereja San Nicolas. Berada di ketinggian, pengunjung bisa melihat panorama dinding kota tua abad ke-11 yang dulunya berfungsi membentengi kota.