Buta Sebelah, Pembuat Film Ini Ganti Matanya dengan Kamera

Karla Farhana diperbarui 26 Jan 2016, 12:49 WIB

Fimela.com, Jakarta Kamu mungkin pernah mengkhayal kalau matamu bisa merekam apa pun yang kamu lihat. Ternyata, kini sudah ada seorang pria yang mewujudkan khayalan tersebut. Rob Spence, seorang pembuat film asal Kanada ini memutuskan untuk memasang sebuah kamera super kecil pada mata kanannya, untuk merekam wawancara demi mendapatkan karya dokumenter yang sempurna. 

Jurnalis asal Toronto, Kanada ini, tulis Mirror, kehilangan fungsi mata kanannya ketika dia masih berusia sembilan tahun. Dilansir dari New York Post, saat itu dia salah memegang sebuah pistol. Bukannya mengarahkan pistol ke tumpukan kotoran sapi, Rob kecil justru mengarahkan pistol pada mata kanannya. 

Akibatnya, dia harus menggunakan sebuah bola mata palsu. Dua puluh enam tahun kemudian, media tersebut menulis, dia memutuskan untuk mengangkat bola mata kanannya dan diganti dengan sebuah kamera kecil. Dia mengaku awalnya orang menganggap ide mengganti bola mata dengan kamera hanya sebuah gurauan. 

"Semua orang bilang itu hanya bercanda. Orang-orang yang mengoperasi bilang 'oh, kamu harus mendapatkan sebuah kamera mata.' Ide ini hanya ada di cerita-cerita budaya pop dan fiksi ilmiah," katanya kepada media yang sama. 

Rob yang kini menyebut dirinya sendiri sebagai "Eyeborg" ini akhirnya menjadi pusat perhatian banyak orang. Bahkan dia dan mata kameranya menjadi subjek pembahasan pada sebuah acara TV, Dark Net. Dia mengatakan kepada Daily Mail, dengan kamera mata ini, wawancara saat membuat film dokumenter bisa terjalin sangat intim dan tanpa batas. Bahkan, dengan adanya kamera mini ini, dia bisa melakukan wawancara tanpa harus takut terganggu dengan lensa yang besar dan juga para kru kamera. 

Meskipun banyak dikagumi orang, kamera Rob ini juga menimbulkan pertanyaan menyangkut etika. Rob dengan kamera yang terpasang pada satu matanya bisa merekam apa pun yang ada di depannya. Artinya, dia bisa merekam apa pun dan siapa pun dalam penglihatannya. Sama dengan cara kerja Google Glass, yang akhirnya gagal menarik minat banyak masyrakat karena berkaitan dengan etika ini. 

Meskipun begitu, Rob mengatakan kepada New York Post, kamera tersebut dia buat menyerupai mata biasa. Kamera itu dilengkapi dengan frekuensi mirco-transmitter dan tidak terhubung ke saraf optik. Itu artinya, Rob tidak akan bisa melihat melalui kamera tersebut. Dia juga bisa mematikan dan menghidupkannya kapan pun dibutuhkan, hanya dengan sentuhan magnet. 

Namun sayangnya, Daily Mail menulis, kamera yang membanggakan ini akan memanas ketika digunakan untuk durasi yang panjang. Karena itu, dia hanya bisa menggunakan kamera ini selama tiga menit, sebelum akhirnya menjadi terlalu panas dan harus dilepas dari matanya. Dia berharap di masa yang akan datang kamera tersebut sudah bisa merekam jejak perjalanan banyak orang untuk dokumenternya selama berjam-jam. 

What's On Fimela