Eksklusif, Gary Iskak Dukung Polisi Perangi Narkoba

Edy Suherli diperbarui 25 Jan 2016, 08:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Gary Iskak pernah terjerumus dalam lembah narkoba sembilan tahun lalu. Gara-gara barang haram itu ia harus mendekam di dalam bui untuk melewati masa hukuman. Dia benar-benar jera dan berjanji tak akan masuk lagi dalam lubang yang sama untuk kedua kalinya. Karena itu Gary amat mendukung upaya polisi dan aparat terkait memerangi dan memberantas narkoba.

***

Persoalan narkoba kembali menyeruak saat polisi menumpas gembong narkoba di bilangan Berlan, Jakarta Timur pekan silam. Saat itu seorang polisi; Bripka Taufik dan seorang informan polisi gugur. Ketika penggerebekan berlangsung, gembong narkoba yang akan dibekuk ternyata menggunakan senjata api.  Polisi kemudian memburu gembong narkoba yang tersisa dan berhasil lolos dari kepungan. Tak berapa lama salah seorang buronan tertangkap dalam keadaan tewas karena melawan polisi.

Polda Metro Jaya dan seluruh jajarannya terus memburu gembong narkoba yang melakukan perlawanan. Muhammad Gary Iskak –begitu nama lengkap pria berkepala botak ini--  pernah tersesat dalam lembah narkoba menudukung upaya polisi menumpas pengedar narkoba. “Sebagai penegak hukum, polisi memang harus melakukan aksi menumpas para produsen dan pengedar narkoba. Bukan karena salah seorang anggota mereka tewas oleh bandar narkoba saja, tetapi memang sudah tugas mereka menumpas gembong narkoba. Kita tidak ingin lebih banyak lagi anak bangsa ini menjadi korban. Katakan tidak deh pada narkoba. Pokoknya, narkoba no way!” tegas bintang yang melejit namanya setelah membintangi film D’Bijis bersama rekannya Tora Sudiro dan Indra Birowo.

Bintang sinetron Samson Betawi ini belajar banyak dari kepahitan hidupnya terjerumus dalam lembah narkoba. Hal itu menjadi motivasi utama saat tertangkap oleh aparat, lalu menjalani proses peradilan, kemudian hukuman dan kembali ke alam bebas. “Saya benar-benar memetik pelajaran dari kasus terjerembab dalam lembah narkoba. Apa yang sudah saya peroleh selama ini hilang, semua hancur dalam sekejap,” keluhnya saat mengingat masa-masa sulit sembilan tahun silam.

Pase paling menyadarkan putra dari pasangan Irwan Iskak dan Winny Sukmawardani saat berada di penjara atau dalam istilah Gary masuk ‘pesantren’.  Ia benar-benar berada pada titik nadir kehidupannya waktu itu. “Hidup harus terus berjalan sementara jalan terbentang  di hadapan. Saya tidak mungkin berkiblat pada masa lalu yang suram. Mau tidak mau saya harus berubah kalau mau ke arah yang lebih baik dari  sebelumnya,” kata pria kelahiran Jakarta, 10 Juli 1973 ini.

Setelah Gary kembali ke alam bebas, bukan berarti karpet merah terbentang untuknya. Ia harus kembali berjuang menapaki kariernya dari awal. “Setelah kembali ke alam bebas orang tidak langsung menerima. Saya belum bisa langsung berkiprah di pentas sinetron atau film. Orang masih memandang saya sebagai mantan pencandu narkoba. Wajar orang takut, takut produdksi sinetron atau film mereka terganggu kalau melibatkan orang seperti saya. Namun perlahan tapi pasti kepercayaan produser dan sutradara bisa saya raih kembali,” ujarnya kepada Edy Suherli, Deki Prayoga dan Abraham Tyron dari Bintang.com yang menemuinya di lokasi syuting film televisi (FTV) yang berjudul Anak Tak Berdosa di bilangan Pondok Kacang, Pondok Aren, Tangerang  Selatan, pada Minggu (24/1/2016). Inilah petikan selengkapnya.

2 dari 3 halaman

Akhirnya Aku Tertangkap

Gary Iskak sempat terbuai di lembah narkona, sampai akhirnya ia ditangkap polisi. (Fotografer: Deki Prayoga, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Narkoba adalah pelarian sesaat. Dan Gary Iskak mencari solusi atas problematikan hidup yang dihadapinya dengan mengonsumsi narkoba. Ketenangan sesaat memang ia dapatkan. Namun dibalik itu petaka yang dia terima kemudian. Akhirnya gerak bintang sinetron dan film ini terendus aparat kepolisan. Ia tertangkap di bilangan Pondok Indah Jakarta Selatan pada Jumat 21 September 2007.

Perang terhadap narkoba tak henti-hentikan dilakukan polisi, lebih-lebih setelah seorang anggota kepolian gugur dalam penyergapan gembong narkoba di Berlan Jakarta Timur belum lama ini, apa tanggapan Anda sebagai mantan pecandu narkoba?

Narkoba memang harus diberantas. Karena narkoba itu sudah terbukti merusak. Saya sendiri mengalaminya. Kalau sudah terjerat narkoba masa depan bisa hancur berantakan. Kalau narkoba itu terkena pada anak-anak yang masih sekolah atau kuliah, pendidikan mereka bisa berantakan. Kalau sudah sudah bekerja, kariernya jadi kacau bahkan hancur. Itu yang saya alami setelah terjerat narkoba lalu ditahan karena terbukti membawa barang harap itu.

Bukan kali ini saja polisi memerangi narkoba namun ternyata yang diperangi tidak habis-habis?

Ya memang yang dihadapi itu bukan sembarangan kejahatan. Narkoba itu mata rantainya panjang. Nah mereka itu solid. Yang kasihan adalah anak bangsa yang masa depannya masih cerah. Kalau pemuda dan pelajar sudah terjangkit narkoba semua apa jadinya masa depan bangsa ini. Sebagai warga negara biasa saya mendukung apa yang dilakukan polisi saat ini yang amat getol memberantas narkoba dan waktu-waktu sebelumnya. Tapi tidak pantas juga kalau kita membebankan tugas
pemberantasan narkoba ini hanya pada polisi. Semua pihak, mulai dari pemerintah, pendidik, pejabat, orang tua, guru dan elemen masyarakat lainnya harus ikut andil. Kalau semua bergerak saya yakin upaya ini akan lebih kelihatan hasilnya. Tapi kalau hanya mengandalkan polisi yang sulit. Sudah terbukti kalau mereka yang menyalahgunakan narkoba itu lebih banyak negatifnya ya.


Menurut Anda mengapa narkoba itu banyak terjadi pada kalangan artis atau figur publik?

Narkoba itu sebenarnya merambah ke semua kalangan. Karena artis atau public figur itu disorot media, ketika mereka terjerat atau tertangkap narkoba jadi berita heboh. Saat itu juga langsung jadi perhatian publik karena ada eksposure dari media cetak dan elektronik. Tapi menurut saya hal itu tak luput dari pergaulan juga. Gaulnya di mana. Kalau dekat dengan komunitas pengguna narkoba ya pasti pelan-pelan terkena imbasnya juga.

Saat menggunakan narkoba dulu sempat merasa bangga tidak?

Waktu itu ada sih rasa itu. Namun itu ternyata semu. Buktinya malah menjerumuskan. Jadi salah besar kalau ada orang yang merasa gagah atau bangga dengan mengonsumsi narkoba. Itu semua adalah kebanggaan atau perasaan yang menyesatkan.

3 dari 3 halaman

Aku Berusaha Keras untuk Bangkit Lagi

Upaya keras Gary Iskak untuk bangkit pelan-pelan menunjukkan hasil. (Fotografer: Deki Prayoga, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Gary Iskak benar-benar terpuruk saat tertangkap polisi karena kedapatan membawa sabu-sabu seberat 0,0930 gram. Dalam persidangan ia terbukti membawa barang haram itu. Dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat majelis hakim memvonis delapan bulan kurungan penjara dan denda  Rp 1 juta serta subsider kurungan 1 bulan penjara. Setelah menjalani hukuman Gary berusaha keras bangkit lagi dan kembali berkarya di dunia entertainmen.

Bagaimana pengalaman Anda bisa lepas dari narkoba?

Yang pertama dan utama harus punya niat dulu. Niat untuk benar-benar lepas dari jerat narkoba. Soalnya kalau tidak punya niat yang kuat, mau direhabilitasi kayak apa pun hasilnya tidak akan maksimal. Hasilnya bukannya makin baik, tapi malah bisa makin terpuruk. Soalnya mainset-nya belum berubah.

Selain itu apa lagi?

Yang kedua dukungan keluarga dekat. Mereka harus mendukung saya untuk melakukan perubahan. Meski saya sudah punya niat kuat ya, tapi kalau keluarga tidak mendukung atau mereka cuek juga susah. Mereka itu adalah pendukung utama kita dalam berupaya keluar da sembuh dari narkoba.

Kata orang lingkungan juga berpengaruh, seperti apa untuk soal ini?

Ya lingkungan juga berperan penting untuk keluar dari rjerat narkoba. Tetapi kalau poin pertama dan kedua tadi kuat saya yakin faktor lingkungan bisa diatasi.  Ini pengalaman pribadi saya loh.

Bagaimana dengan aktifitas atau kesibukan, apakah ini berpegaruh pada seseorang yang dalam proses penyembuhan pada narkoba?

Aktifitas juga penting banget. Jadi terapi dan terapi yang dilakukan itu harus dibarengi dengan aktifitas atau kegiatan apa saja yang penting positif. Setiap orang kan berbeda-beda aktifitasnya. Seperti saya sibuk dengan syuting sinetron atau film. Dengan sibuk ini dan itu itu keinginan kita jadi membuat kita lupa. Akhirnya kita jadi capek dan kemudian istirahat. Kalau ritme seperti ini terus terjadi setiap hari, lama-lama kita bisa benar-benar lupa pada aktifitas dulu yang menyesatkan itu.

Tapi masih ingat dong saat-saat dulu kecanduan pada narkoba?

Kalau ingat itu pasti masih. Namun ingat itu bukan untuk melakukan atau mengulangi kembali. Kalau ingat itu kita jadi terbayang lagi kerusakan atau kehancuran yang akan dialami kalau terjerumus narkoba. Tabungan habis karier hancur, teman-teman satu per satu menjauh. Pokoknya hancur deh.

Untuk mereka yang belum terkena apa saran Anda sebagai mantan?

Kalau cuma sekadar ingin tahu silahkan. Misalnya apa saja sih jenis-jenis narkoba itu. Lalu apa saja dampaknya kalau menggunakan. Itu tidak apa-apa kita mengetahuinya. Kita bisa mencari tahu melalui buku, atau internet dan lain sebagainya. Informasi soal narkoba saya kira tidak tertutup. Asal mau tahu silahkan mencari di mana pun sumbernya. Dengan mengetahui kita bisa pikir-pikir saat mau mencoba dan merasakan jenis  narkoba.

Jadi bisa dicegah ya?

Bisa banget, dan mencegah itu jauh lebih baik daripada mengobati. Kalau seseorang sudah tahu apa itu narkoba, apa dampaknya dan seterusnya. Saat ingin mencoba jadi berpikir kan. Saat itulah tindakan pencegahan itu harus dilakukan. Yang menyadarkan bisa diri kita sendiri, bisa juga keluarga atau orang terdekat.  

Waktu Anda dulu yang menyadarkan Anda siapa?

Dulu saya sudah pecandu banget. Ibu saya punya peran amat penting dalam menyadarkan saya. Di “pesantren” saya juga tersadarkan. Ya lumayanlah mendekam dalam tahanan ada efeknya. Itu juga membuat saya sadar atas apa yang sudah dilakukan selama ini. Narkoba itu memang jelek dan merusak. Buktinya saya sudah merasakan dan mengalami sendiri.

Bagaimana peran  istri?

Istri juga. Dia harus mendukung upaya saya untuk benar-benar terbebas dari narkoba. Pokoknya cukup sekali deh terjerumus. Kalau saya ingat masa lalu jadi ketawa sendiri. Percaya deh semua hancur dan hilang gara-gara narkoba. Karier berantakan, teman menjauh dan harta terkuras habis. Makanya saya mendukung penuh langkah polisi untuk memberantas narkoba.

Setelah terlepas dari jerat narkoba, Gary kembali melakoni aktifitasnya di dunia entertainmen. Tak terasa 80 menit sesi pemotretan dan wawancara pun berlalu. Gary Iskak kembali menyiapkan diri untuk mengikuti syuting FTV Anak Tak Berdosa yang akan ditayangakan di Indosiar dalam waktu dekat.