Kisah Pelancong yang Bersepeda Lintasi 'Tanah Darah'

Asnida Riani diperbarui 19 Jan 2016, 12:28 WIB

Fimela.com, Jakarta Mendengar Timur Tengah, angan kebanyakan orang mungkin akan langsung diserbu oleh berbagai memori akan daerah konflik, tribal, dan perang. Seakan ingin menghempaskan semua bingkaian perspektif, seorang jurnalis asal London, Rebecca Lowe, memulai langkah baru sejak 29 Juli tahun lalu dengan menjamah pesona Timur Tengah.

Mengayuh sepeda dengan begitu tekun, Rebecca berbagi kisah perjalanan lewat situs thebicyclediaries.co.uk. Melintasi Perancis, Swiss, Italia, Slovenia, Kroasia, Bosnia, Montenegro, Albania, Serbia, Kosovo, Bulgaria, dan Lebanon, Rebecca akhirnya berhasil mencapai Yordania.

Hendak memahami sederet daerah konflik dengan 'kacamatanya' sendiri merupakan motivasi awal perempuan yang rencananya masih akan melanjutkan perjalanan ke Mesir, Sudan, Oman, Uni Emirat Arab, dan Iran ini. Bahkan Beirut, wilayah di mana ledakan bom kerap terjadi pun dideskripsikan Rebecca sebagai kota yang menolak untuk mati.

Sempat bertukar kata dengan imigran Suriah di Bulgaria sambil melihat keseharian mereka, hati Rebecca seakan terkoyak hingga ke serpihan paling kecil. Bau 'luapan' toilet, tikus yang tak pernah absen di hampir setiap sudut ruangan, hingga tempat tidur dengan muatan berlebih, mendominasi penglihatan.

Tak hanya itu. Ia pun sempat mendapati tempat pengungsian ilegal di Bekaa Valey, Lebanon. Namun yang lebih mengejutkan baginya adalah distrik pengungsi Palestina di Lebanon yang meski warganya sudah berpuluh-puluh tahun mendiami wilayah itu tetap saja tak punya hak sebagaimana mestinya. Lintasi 'tanah darah' , perspektif Rebbecca pun terjungkir seketika.

What's On Fimela